NovelToon NovelToon
Jejak Langkah Yang Sempat Hilang

Jejak Langkah Yang Sempat Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Widyel Edles

Naidim, Widy dan Grady adalah teman dekat sejak berada di bangku SMP dan SMA. Mereka memiliki banyak kesamaan dan selalu ada satu sama lain. Namun, saat memilih jurusan kuliah, mereka mengambil jalan yang berbeda. Widy memilih jurusan teknik, sedangkan Naidim lebih tertarik pada bidang pendidikan keolahragaan. Perbedaan minat dan lingkungan membuat hubungan mereka renggang. Widy yang selama ini diam-diam menyukai Naidim merasa sangat kehilangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widyel Edles, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah Baru di Bawah Langit Senja

Di bawah langit senja yang perlahan berubah menjadi malam, Naidim menatap Widy dengan senyum kecil yang ia sembunyikan di balik ekspresi tenangnya. Angin sepoi-sepoi meniup rambut Widy, membuatnya sesekali menyelipkan helai-helai yang mengganggu wajahnya ke belakang telinga. Mereka sama-sama diam, hanya membiarkan suara alam menggantikan kata-kata yang selama ini masih sulit terucap.

“Jadi... kita benar-benar mulai dari awal, ya?” tanya Naidim akhirnya, suaranya terdengar pelan, hampir seperti ia takut membuyarkan ketenangan di antara mereka.

Widy mengangguk, matanya menatap lurus ke cakrawala yang mulai memudar warnanya.

“Kita nggak bisa terus-terusan menyesali yang udah hilang, Naidim. Kalau mau, kita bangun lagi. Pelan-pelan.”

Naidim tersenyum, kali ini lebih lepas.

“Pelan-pelan, ya? Aku nggak keberatan, selama kamu nggak pergi lagi.”

Widy menoleh, menatap matanya.

“Kali ini aku nggak akan pergi.”

Senja kini berganti malam, tapi langkah mereka baru dimulai. Dua hati yang sempat tersesat kini kembali menemukan jalannya, bersama. Meski mereka belum tahu apa yang menanti di depan, satu hal pasti: perjalanan ini tak lagi terasa sepi.

Malam pun kian larut. Lampu-lampu jalan mulai menyala, menemani langkah mereka yang menyusuri jalanan menuju tempat tinggal masing masing . Widy mendekap tangannya sendiri, mencoba melawan dingin yang perlahan merayap. Naidim, memperhatikan itu, tanpa ragu melepas jaketnya dan menyampirkannya di pundak Widy.

“Pakai ini. Dingin,” katanya singkat.

Widy menoleh, sedikit terkejut, tapi senyumnya mengembang.

“Makasih Dim.”

Mereka kembali melangkah dan dalam keheningan itu, Widy merasa ada sesuatu yang berbeda. Bukan hanya karena jaket hangat Naidim, tapi karena kehadirannya yang terasa begitu nyata, begitu tulus.

“Kamu tahu,” ujar Widy pelan, memecah keheningan, “aku selalu mikir, apa aku terlalu egois waktu itu. Pergi tanpa bilang apa-apa.”

Naidim menghentikan langkahnya. “Egois? Mungkin. Tapi aku ngerti, Wid. Kadang kita butuh waktu buat diri sendiri, buat ngerti apa yang sebenarnya kita mau.”

Widy menunduk, menggigit bibirnya sendiri.

“Tapi aku nyesel. Aku ninggalin kamu di saat kamu butuh aku.”

Naidim menatap Widy, mata cokelatnya yang teduh menangkap setiap keraguan di wajahnya.

“Wid, aku juga salah. Aku terlalu sibuk nyalahin keadaan, nyalahin kamu, sampai aku lupa kalau aku juga punya salah. Tapi sekarang aku ngerti. Kita nggak perlu lagi ngungkit itu, kan? Kita di sini. Bareng lagi.”

Widy tersenyum kecil, meski matanya sedikit berkaca-kaca. “Bareng lagi,” gumamnya, seolah menegaskan pada dirinya sendiri.

Langkah mereka kembali beriringan, tapi kali ini lebih ringan. Mereka tahu, meskipun masa lalu tak bisa dihapus, mereka punya kesempatan untuk menulis cerita baru.

Malam itu, di bawah langit yang bertabur bintang, mereka berhenti di sebuah taman kecil sebelum gang rumah Wiyd. Naidim meraih tangan Widy, menggenggamnya erat, seolah ingin memastikan Widy tak akan pergi lagi.

“Wid,” katanya, suaranya terdengar serius,

“aku nggak tahu apa yang akan terjadi ke depan. Tapi aku tahu satu hal. Aku nggak akan biarin kita hancur lagi.”

Widy mengangguk, senyum tipisnya berubah menjadi lebar. “Aku juga. Kali ini, aku akan tetap di sini. Sama kamu.”

Dan di tengah malam yang dingin itu, dua hati yang pernah terluka kini mulai sembuh, menemukan kehangatan dalam genggaman satu sama lain. Perjalanan mereka mungkin baru dimulai, tapi mereka yakin, selama mereka bersama, mereka bisa menghadapi apa pun.

1
bintang🌷🦄🍭🍥
good
Nona Laura
bagus, kira kira terinsipirasi dari mana ya🫢???
Ira Sitinjak
Semangat thor
Pak Herda Sitinjak
👍
Ira Sitinjak
Keren thor
Diana (ig Diana_didi1324)
hallo thor salam kenal ya
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊
valeria la gachatuber
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
Bé tít
Nggak bosan-bosan deh baca karyamu thor, semoga semakin sukses! ❤️
bintang🌷🦄🍭🍥: terimakasih ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!