~ Dinar tak menyangka jika di usianya yang baru tujuh belas tahun harus di hadapkan dengan masalah rumit hidupnya. Masalah yang membuatnya masuk ke dalam sebuah keluarga berkuasa, dan menikahi pria arogan yang usianya jauh lebih dewasa darinya. Akankah dia bertahan? Atau menyerah pada takdirnya?
~ Baratha terpaksa menuruti permintaan sang kakek untuk menikahi gadis belia yang pernah menghabiskan satu malam bersama adiknya. Kebenciannya bertambah ketika mengetahui jika gadis itu adalah penyebab adik laki lakinya meregang nyawa. Akankah sang waktu akan merubah segalanya? Ataukah kebenciannya akan terus menguasai hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Bara langsung turun dari mobil ketika sampai di kediaman Candranata, dia seperti sengaja melupakan Dinar yang termangu bingung dan masih berdiri di samping mobil.
Jika ia menyusul masuk maka dipastikan rasanya pasti akan canggung di dalam sana.
"Lhohh Nyonya nggak ikut masuk?" tanya Surya yang baru menyadari nyonya mudanya masih berdiri disamping mobil. Dari awal ia sudah merasakan jika hubungan Bara dan istrinya tidak begitu baik.
"Gerah Mang kalau ikut ke dalam, Dinar juga enggak kenal sama pemilik rumah. Biarin deh Tu...ehh Mas Bara aja yang ke dalam. Dinar mau duduk di mobil aja boleh Mang?"
"Tentu saja boleh Nyonya, Mamang nyalain AC nya biar adem. Mamang tinggal ngerokok disana dulu ya Nyonya, kalau ada apa apa tinggal panggil aja!"
"Iya Mang terimakasih," sahut Dinar kembali duduk di dalam mobil, sekilas ia melihat rumah megah dua lantai di depannya. Mungkin Bara malu jika mengajaknya karena penampilannya yang sederhana.
Dinar tiba tiba saja ingat dengan Akbar yang tadi sempat tersenggol mobilnya. Dia masih berhutang penjelasan pada pria baik itu. Walau bapak atau ibunya mungkin sudah memberi penjelasan tapi ia yakin pria itu masih butuh penjelasan langsung darinya.
Sedang di dalam Bara sudah disambut baik oleh tuan rumah.
"Selamat datang Tuan Baratha Wirabumi, ini seperti mimpi. Saya bisa bertemu dengan putra sulung dari atasan sekaligus sahabat baik saya. Whisnu adalah pria terbaik yang pernah saya temui!"
Bara memeluk sekilas Candranata dan berjabat tangan dengan istri pria itu. lstri Candranata seperti paham jika dua pria beda generasi itu ruang untuk bicara, wanita itu pergi pamit untuk menyiapkan makan malam.
"Saya juga senang bisa bertemu dengan pria hebat seperti anda Uncle."
"Anda sendirian Tuan Bara? Maaf jika kemarin saya tidak datang ke pernikahan Tuan," ujar pria bernama Candranata itu dengan nada menyesal. Hubungannya dengan keluarga Wirabumi menang tak begitu baik setelah kematian Whisnu.
Bara hanya tersenyum menanggapi pertanyaan pria di depannya, ada rasa bersalah karena meninggalkan istrinya. Tapi ia masih kecewa karena Dinar masih saja berniat menemui Akbar. Padahal sudah ia katakan jika selama masih menjadi istrinya Dinar harus bisa menjaga kehormatannya sebagai suami gadis itu.Tak peduli berapa banyak pria yang berhasil dijerat istrinya, tapi satu tahun kedepan Dinar harus bisa menjaga sikapnya.
"Saya rasa ada yang ingin anda tanyakan pada saya Tuan Muda."
"Ternyata anda sangat jeli Uncle, waktu itu saya ingat jika seharusnya Daddy dan Mommy terbang ke lndonesia dengan menggunakan jet pribadi bukan penerbangan komersil. Saya tidak begitu paham tapi satu jam sebelum mereka berangkat seorang penjaga memberikan dua tiket pesawat. Penjaga bilang jika jet pribadi Daddy sedang butuh beberapa perbaikan. Setengah jam setelah mereka landing pesawatnya kecelakaan jatuh ke laut," Bara menjeda kata katanya karena rasanya baru kemarin peristiwa itu terjadi. Rasa kehilangan itu masih sangat ia rasakan.
"Seharusnya saya yang mengatur semua hal yang berkaitan dengan ayah anda. Tapi malam itu beliau berangkat ke London tanpa sepengetahuan saya. Sebenarnya itu tak menjadi masalah karena tidak semua hal harus saya ketahui. Beliau punya privasi sendiri yang harus saya hormati."
"Jadi siapa yang mengatur tiket pulang mereka berdua? Apa jet pribadi milik Daddy benar benar rusak? Semua info tentang itu seperti tertutup rapat, tak ada celah bagi saya untuk memulai penyelidikan," keluh Bara.
Semua hal sudah ia lakukan untuk menyelidiki kejanggalan kematian kedua orang tuanya. Tapi seperti ada tembok pembatas yang menghalangi semua usahanya.
"Orang yang benar benar tahu semua hal yang dilakukan ayah anda adalah kakek anda sendiri. Beliau yang saat itu memiliki kendali penuh atas semua yang terjadi di keluarga anda, Wirabumi."
Bara menghela nafasnya, ia tak pernah menyukai Malik Wirabumi karna sifatnya yang ingin semua orang tunduk di bawah kakinya. Tapi itu tidak membuktikan jika pria itulah yang merencanakan kematian kedua orang tuanya.
tidak pernah membuat tokoh wanitanya walaupun susah tp lemah malahan tegas dan berwibawa... 👍👍👍👍
💪💪