NovelToon NovelToon
Duda Kaya Itu Suamiku

Duda Kaya Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Duda / CEO
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yayuk Handayani

Janda hanyalah statusku.


Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.


Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.


Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Perawan!

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Pagi yang cerah terus berjalan hingga siang. Siang pun masih terus melaju hingga sore hari. Hingga pada akhirnya kafe kecil milik bu Dewi itu pun telah tutup. Masih melanjutkan diri menuju istirahat, Nadira pun mulai membersihkan dirinya setelah hampir seharian ini melayani banyak pembeli. Lelah?... sudah pasti, namun dirinya tetap sangat bersyukur karena di tempat inilah dirinya bisa hidup dengan lebih baik.

Dua hari sudah Nadira bekerja dan tinggal dengan bu Dewi serta Putri anaknya. Malam ini, Nadira tak langsung beristirahat. Nadira masih terjaga dengan masih memperhatikan layar handphone miliknya.

Air mata itupun telah bercucuran, entah semenjak kapan keluar. Nadira menangis tanpa suara. Hatinya masih begitu sangat terluka karena berpisah dengan putra yang sangat disayanginya Alvin. Rindu?... itulah rasa yang begitu menyelimuti hati Nadira. Andai jika diperbolehkan, ingin sekali rasanya Nadira membawa putranya dan membesarkannya.

Dengan masih menatap foto kebersamaannya bersama sang putra, wanita muda yang masih belum genap berusia dua puluh satu tahun itupun masih terus menangis. Nadira memunggungi pintu kamarnya, ia sengaja menyembunyikan tangisannya karena ia khawatir ketika ada seseorang masuk lewat pintu kamar, dirinya sampai ketahuan jika sedang menangis dan Nadira tak ingin hal itu.

" Sayang, Alvin, bunda merindukanmu nak, bunda ingin peluk Alvin ". Batin Nadira dengan menangis sesak.

" Nadira, kamu menangis? ". Seru Putri tiba - tiba dari sebrang kasur.

Sontak Nadira pun langsung terkejut, bahkan tubuhnya sampai terjingkat. Hingga tanpa sengaja handphone yang ia genggam tadi terlepas dari tangannya dan tergeletak di atas kasur.

Dengan terburu-buru Nadira pun segera menyeka air matanya yang tadi sempat meluncur dengan begitu derasnya.

" Nadira kamu menangis lagi, kenapa kamu menangis?, ini sudah yang kedua kalinya loh aku melihatmu menangis? ". Seru Putri lagi.

Nadira pun cukup tertegun setelah mendengar penuturan dari Putri. Apa?, yang kedua kalinya?, berarti Putri pernah melihatnya menangis sebelumnya. Lalu Putri pun menatap handphone Nadira yang masih menyala itu. Terlihat jelas jika di layar itu ada foto Nadira dan juga sosok anak kecil yang duduk dengan tersenyum di pangkuannya.

Merasa penasaran, Putri pun akhirnya meraih handphone itu.

" Put, sini handphonenya, biar aku isi ulang dulu daya listriknya ". Seru Nadira dengan mengulurkan tangannya agar Putri mau memberikan handphonenya itu.

" Tidak, kamu masih belum menjawab pertanyaanku ". Tolak Putri, lalu gadis itupun mulai duduk di dekat Nadira.

" Dira, sebenarnya ada apa sih, kenapa kamu menangis lagi, dan anak kecil di foto ini siapa?, dan terlihat sangat lucu dan tampan, apa anak kecil ini adikmu? ". Seru Putri lagi, dan dia pun begitu sangat penasaran.

Nadira terdiam sejenak, mungkin sekarang lah saatnya bagi dirinya untuk menceritakan semuanya, daripada nanti baik Putri maupun bu Dewi mendengar berita yang tak benar tentang dirinya, ya lebih baik memang harus diceritakan.

" Dira, kok kamu malah diam sih, kamu kebiasaan diam ya? ". Seru Putri lagi.

" Anak kecil di foto itu adalah putraku Put ". Sahut Nadira pada akhirnya.

" Apa? ". Pekik Putri.

Putri begitu sangat terkejut setelah mendengar sahutan dari Nadira. Jadi, anak kecil yang sedang dipangku dalam foto itu adalah anak Nadira. Jadi, Nadira sudah menikah?.

Putri benar - benar tak habis pikir. Jadi perempuan yang sudah dua hari ini menjadi temannya telah bersuami dan bahkan sudah memiliki seorang anak. Tapi, mengapa Nadira tak terlihat seperti perempuan yang telah bersuami apalagi sudah memiliki anak?. Sebenarnya siapa yang terlihat aneh?, Nadira yang memang tak nampak seperti wanita yang telah menikah, atau dirinya lah yang memang tak bisa mengenali jika perempuan yang ada di depannya ini telah bersuami?, karena Nadira pun tak nampak seperti seorang ibu - ibu.

" Iya Put, aku sudah memiliki anak, dan foto anak kecil yang duduk tersenyum di pangkuanku itu adalah anakku, dia putraku ". Jelas Nadira.

" Tapi Dir, bagaimana bisa?... kamu sudah menikah, dan kamu bekerja di sini, jadi maksudnya kamu merantau begitu ke kota, dan anak kamu tinggal berdua dengan suami kamu? ". Tanya Putri lagi yang masih merasa begitu penasaran.

Nadira pun hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Putri yang ternyata begitu penasaran ini.

" Aku dan suamiku sudah bercerai Put ". Sahut Nadira.

" Apa? ". Pekik Putri lagi.

" Iya, kami sudah bercerai, dan kami sudah memilih jalan hidup kami masing - masing ". Sahut Nadira lagi.

Lalu Nadira pun terus menceritakan kisah hidupnya itu dari semenjak dirinya lulus dari sekolah menengah atas yang harus tak jadi kuliah karena kedua orang tuanya telah menjodohkan nya dengan seseorang.

Nadira menceritakan semuanya tanpa ada satupun yang ia kurangi ataupun ia lebih - lebih kan. Hingga di mana akhir dari ceritanya itu mengharuskannya untuk pergi merantau keluar kota dan menjauh dari keluarganya sendiri hanya demi menjaga nama baik keluarganya.

Putri yang mendengar kisah lengkap kehidupan Nadira dari semenjak lulus sekolah menengah atas itu, hingga dirinya berada di kota ini begitu sangat terkejut, sedih, tak tega, serta merasa terharu. Bagaimana tidak, Nadira yang diusianya yang masih tergolong begitu sangat muda, sudah menghadapi ujian kehidupan yang begitu memilukan.

" Ya Allah, Dira, jadi, kamu mengalami semua itu? ". Lirih Putri dengan sedih.

" Iya, tapi tak apa, aku sudah ikhlas menjalani semuanya kok, dan aku percaya, dibalik ujian yang Tuhan berikan untukku, pasti itu semua Tuhan berikan agar aku menjadi manusia yang kuat dan lebih baik lagi ". Sahut Nadira dengan tersenyum seolah dirinya benar - benar telah ikhlas atas kehidupan pahit yang pernah dialaminya.

" Berarti, kamu masih perawan dong? ". Sahut Putri lagi.

Nadira pun hanya menyahutnya dengan anggukan dan senyuman.

" Ya Allah, aku benar - benar tak menyangka jika ternyata kamu masih perawan, emm... itu artinya janda hanyalah statusmu? ". Sahut Putri lagi.

" Ya seperti itulah ". Sahut Nadira.

" Kalau ada laki - laki yang memandang kamu sebelah mata hanya karena kamu berstatus seorang janda, apalagi sampai dia menolak hemm... rugi laki - laki itu, memangnya, apa yang salah dengan status janda? ". Sahut Putri lagi.

" Sudah - sudah, kok malah itu sih yang dibahas, bahas yang lain sajalah ". Putus Nadira pada akhirnya, agar sang teman tak lagi membahas tentang status.

" Dira? ". Seru Putri lagi.

" Iya ". Sahut Nadira.

" Kamu tadi mengatakan tak bisa kuliah karena perjodohan, bagaimana kalau kamu kuliah saja tahun ini? ". Ujar Putri tiba - tiba.

Nadira terdiam sejenak. Jujur saja, sebenarnya dirinya sangat ingin melanjutkan pendidikannya, namun dirinya masih tak memiliki biaya yang cukup untuk kuliah. Meminta pada sang papa pun juga tak mungkin, karena setelah tiga bulan yang akan datang, papa nya tak akan lagi mengiriminya uang, dan itu artinya dirinya memang harus mandiri dan bekerja sendiri untuk bisa mendapatkan uang agar bisa bertahan hidup.

" Dira, kok kamu malah diam sih? ". Sahut Putri.

" Emm... sebenarnya aku ingin kuliah, tapi mungkin... tidak untuk setahun atau dua tahun kedepan ini, karena aku masih belum memiliki biaya yang cukup untuk kuliah, dan jalan satu - satunya ya aku harus bekerja dan menabung dari uang hasil pekerjaan ku, dan paling tidak, itu selama dua tahun ". Sahut Nadira jujur.

" Aduh Dira, masalah biaya itu jangan terlalu dipikirkan, InsyaAllah, rejeki itu tidak akan sulit dicari selama kita mau berusaha kok, kenapa harus menunggu dua tahun lagi jika kamu ingin masuk kuliah, sekarang kan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa sangat banyak dan mudah ". Sahut Putri.

" Benarkah?, tapi kan aku sudah lulus tiga tahun yang lalu dari bangku SMA, memangnya masih ada beasiswa untuk alumni SMA yang sudah lama lulusnya? ". Sahut Nadira, karena ia masih tak percaya.

" Apa salahnya jika mencoba dulu, di kampusku ada beasiswa pintar untuk calon mahasiswa maupun yang sudah jadi mahasiswa kok, asalkan mereka yang ingin mendapatkan beasiswa itu harus mengikuti serangkaian tes kepintaran dan berhasil mengisi setiap pertanyaan yang diajukan dengan baik dan benar, dan setelah mereka berhasil mendapatkan beasiswa itu, mereka sangat dianjurkan untuk bisa menjaga prestasi nya di kampus agar beasiswa nya bisa bertahan, bagaimana, apa kamu mau mengikutinya?, dan, setelah aku perhatikan, kamu anak yang pintar, bahkan sangat pintar ". Sahut Putri panjang lebar, agar Nadira paham.

Lagi - lagi Nadira tak langsung menyahut. Ia masih memikirkan pernyataan temannya ini. Dan setelah dipikir - pikir, sepertinya tak ada salahnya jika dirinya mengikuti tes kepintaran untuk mendapatkan beasiswa, siapa tahu dirinya berhasil.

" Bagaimana Dira, apa kamu mau?, dan seminggu lagi loh kesempatan untuk mendapatkan beasiswa ini akan dimulai ". Sahut Putri lagi.

" Iya aku mau Put ". Sahut Nadira pada akhirnya.

" Nah begitu dong, dari tadi dijawab kan enak ". Sahut Putri.

" Tapi caranya bagaimana, apa aku harus ke kampus mu dulu untuk mengikuti tesnya atau bagaimana? ". Tanya Nadira.

" Aduh, kalau soal itu mudah, kamu bisa mencarinya di jejaring internet, besok akan aku berikan link nya, kamu bisa daftar dan mengisi pertanyaan yang tersedia di sana ". Sahut Putri dengan santainya.

Nadira pun mengangguk paham setelah Putri menjelaskannya. Hatinya cukup senang saat ini. Akhirnya Nadira bisa mendapatkan peluang untuk bisa melanjutkan pendidikannya. Nadira hanya bisa berharap, semoga apa yang dipilihnya saat ini bisa memberikan nasib yang baik untuk masa depannya.

Dan tanpa Nadira sadari, kesedihan yang dirasakannya tadi, sudah mulai berkurang semenjak temannya Putri mengajaknya untuk selalu bercengkrama yang menggembirakan, sehingga meski hanya sedikit, kesedihan yang Nadira rasakan bisa berkurang, hingga akhirnya, kedua gadis itupun sama - sama terlelap mengarungi mimpi indah mereka.

*****

Pagi hari yang begitu menyejukkan dan bisa memberikan ketenangan pada setiap insan yang telah terjaga, nyatanya tak semua insan bisa mendapatkannya. Dan itulah yang terjadi pada kediaman pribadi Dani, ayah dari Alvin.

Drama yang begitu menyayat hati ini telah kembali terulang, entah sudah yang keberapa kalinya telah terjadi. Seperti di pagi ini, si kecil Alvin kembali menangis dengan tangisan yang begitu memilukan.

" Hwaa hiks hiks... Alpin mau bunda Dila hwaa... ". Jerit tangis Alvin yang masih meraung - raung ingin bertemu bunda Nadira nya.

" Sayang Alvin, tenanglah nak, di sini kan ada ayah sama bunda Diana, jadi Alvin jangan menangis lagi ya ". Seru Dani dengan masih setia menggendong tubuh mungil Alvin.

" Tak mau ayah Alpin mau bunda Dila hwaa... ". Tangis Alvin masih tetap pada keinginannya.

Alvin masih terus menangis, bahkan suara dari bocah kecil itupun sampai terdengar serak. Meski Alvin tak lahir dari rahim Nadira, namun kasih sayang serta ikatan batin diantara keduanya begitu sangat kuat. Alvin sungguh begitu sangat merindukan bunda nya, ia begitu sangat rindu. Bahkan semenjak dari kemarin bocah kecil itu begitu sulit untuk diajak makan, bahkan kini tubuh gembul nya terlihat sedikit mengecil karena kerinduannya pada sang bunda.

Sungguh malang nasib Alvin. Seorang anak kecil yang begitu menyayangi dan membutuhkan kasih sayang dari seorang bunda yang selama ini telah merawat dan membesarkan nya, harus merasakan kerinduan serta kepahitan karena tak dapat melihat sosok yang selama ini menjadi ibu baginya.

Sementara Diana, ibu kandung dari Alvin sendiri merasa tak sanggup dengan situasi ini. Ia tak sanggup melihat putranya yang terus menangis meraung - raung ingin segera bertemu dengan sosok wanita yang menjadi bunda untuknya, sementara dirinya yang jelas - jelas adalah ibu kandung dari Alvin, tak bisa membuat Alvin menganggapnya sebagai bunda sama seperti Alvin yang menganggap Nadira sebagai bunda nya.

" Ayah Alpin mau bunda ayah, Alpin mau bunda Dilaaaaa... hwaaa... ".

" Sayang, sabar ya nak, iya kita pasti akan bertemu bunda Dira, tapi bukan sekarang, bunda Dira nya Alvin masih ada pekerjaan di luar kota nak, sabar dulu ya sayang ". Sahut Dani lagi yang masih berusaha menenangkan putranya, entah ini sudah yang keberapa kalinya Dani berusa menenangkan Alvin.

Diana hanya diam bak sebuah patung, dirinya tak berani lagi mendekati Alvin lantaran Alvin pernah menolaknya dengan keras akan kepeduliannya. Diana hanya bisa menitikkan air mata kesedihannya karena sang putra yang sampai saat ini masih tak mau menganggap keberadaannya.

" Alvin, maafkan bunda nak, ini semua salah bunda, bunda tak masalah jika kamu masih tak mengakui bunda sebagai ibumu, tapi setidaknya, janganlah kamu menolak keberadaan bunda nak ". Batin Diana menangis, dengan dirinya yang masih menatap Alvin.

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

1
Tri Utari Agustina
Cerita bagus banget thor semangat
Yayuk Handayani: Terima kasih kak 🙏
total 1 replies
reni puspitasari
Luar biasa
reni puspitasari
Lumayan
pejuang rupiah😶‍🌫️
Biasa
Tri Utari Agustina
Rasakan Ria diberhenti oleh Andara karena mengasih minyak goreng dikolam renang
Tri Utari Agustina
Suster Ria mau dengan Andara kaca suster ria
Sandisalbiah
mohon maaf sebelumnya.. bukankah saat ini posiai Andra baru akan keluar rumah sakit ya... itu pas kecelakaan bukanya kondisi tangan Andra ada yg patah.. terus kok bisa gendong Nadira..?? 🤔🤔🤔🤔
Tri Utari Agustina
Rasakan Santi dan Siska dibentak oleh Andara
Tri Utari Agustina
Semoga Celine berbohong masalah penyakitnya semoga ketahuan oleh Andara
Sandisalbiah
mungkin setelah kecelakaan otak Andra jd lebih waras dan sikap egoisnya jd berkurang
Sandisalbiah
bodoh apa pura² bego si Andra ini...
Sandisalbiah
preett lah Ndra.. kalau kata maaf bisa menyelesaikan semua masalah.. dan kata maaf bisa menghilangkan rasa sakit di hati maka dunia ini tdk memerlukan hukum dan peraturan..
Sandisalbiah
hadeh.. lemah banget MC ceweknya.. gampang banget di tindas..
Runik Runma
rasain kmu ndra
Runik Runma
ntar bucin loh
Sandisalbiah
laki² egois si Dani ini... pengecut banget sikapnya
Indira Ira
Luar biasa
Tri Utari Agustina
Dasar Dani tidak tahu diri menyuruh Dira menjaga anaknya
Tri Utari Agustina
Jahat mama Santi terhadap Dira semoga ada balasannya
Tri Utari Agustina
Apa Dira anak pungut atau anak kandung thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!