"Apa! Aku! Kau gila Ya! Aku hanya menghias calon pengantin. Bukan menghias diriku sendiri lalu menikah dengan kakakmu," ucap Nara seakan tak percaya.
"Aku mohon Ra. Tolong bantu aku, keluargaku akan malu. Kamu sahabat terbaikku kan! Menikahlah dengan kakakku!" pinta Chelsea dengan air mata menetes membuat yang melihatnya iba.
Anara putri berprofesi sebagai perias pengantin biasa. Ia sangat bahagia dan antusias ketika di minta untuk terlibat dalam acara pernikahan kakak sahabatnya dengan seorang model cantik ternama.
Merias seorang model cantik terkenal di pernikahannya, sungguh kesempatan emas yang tak akan mungkin dia sia-siakan, karena itu mampu membuat namanya dalam karier meriasnya ikut melambung. Job meriasnya akan semakin banyak. Itu fikirnya.
Namun siapa sangka di hari H karena sesuatu calon pengantin wanita tidak bisa meneruskan pernikahan yg membuat pernikahan terancam batal.
Demi menolong keluarga sahabatnya dari malu, Di hari itu Si culun pun mendadak menikah dengan kakak sahabatnya. Pemuda yang anti padanya, bahkan tidak pernah ingat siapa namanya.
Bagaimana Nara menjalin pernikahannya dengan pemuda dingin dan jutek seorang presdir ternama Milan Kalingga ...
Dapatkah Milan menerima Nara Si culun sebagai istrinya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira Sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tak bisa lepas
Petuah move on
Seseorang yang membuatmu lebih banyak bersedih dari pada membuatmu bahagia, maka inilah saat untuk membiarkannya pergi tidak peduli sebesar apa kamu mencintainya.
“Culun! Lagi-lagi kau tidak menandatanganinya!” tangan pemuda ini mencengkeram kuat kertas menjadi bola kecil.
Milan kembali berdecak kesal saat membuka laci nakas di pagi hari. Lagi kertas yang dia harap telah di bubuhi tanda tangan oleh si culun tak tergores tinta, padahal semalam dia telah menaikkan nominal yang sangat besar untuk hadiah perpisahan mereka.
Geram ... itulah yang di rasakan Milan ketika hanya sebuah kertas kecil berada di atasnya dan tertulis petuah move seolah si culun seakan mengejek nasib cintanya. Dan seperti biasa kamarnya telah kosong jejak keberadaan si culun telah tiada.
Dengan emosi tinggi Milan keluar dari kamar hendak mencari Nara. Namun dia hanya mendapati Chelsea duduk di ruang makan.
“Mana si culun?” tanya Milan ketus pada adiknya.
Chelsea yang sedang menikmati sarapan beralih mengarahkan manik indahnya pada Milan. Ada hela napas terdengar berat dari gadis cantik ini.
“Kakak namanya Nara,” protes Sea memasang wajah malas. “Dia ada perkerjaan merias pagi-pagi sekali,” jelasnya dengan malas.
“Dia itu memang ngak punya malu!” geram Milan. “Dasar perempuan licik,” tambahnya.
“Kakak jangan bilang Nara seperti itu! Nara adalah gadis yang baik.” Sea membela sahabatnya.
"Aku sudah menawarkan lima milyar tapi dia masih belum juga menandangani tangan surat perpisahan itu,” geramnya.
Senyum kemenangan menghiasi wajah cantik Chelsea. Sahabatnya memang yang terbaik.
"Bagus Nara kau yang terbaik," batin Chelsea
“Kakak pikir dia akan tanda tangan! Berhenti menyodorkan uang padanya karena sebanyak apa-pun yang kakak tawarkan dia tidak akan mengakhiri pernikahan ini,” ucap Sea.
Milan berdecih mendengar ucapan adiknya. “Dia itu hanya menginginkan uang!”
“Aku kenal Nara, dia bukan materialistis seperti perempuan di luar sana. Nara pekerja keras, dia tidak akan menukar harga dirinya dengan uang!” tekannya.
“Belajarlah mencintai dan menerima Nara, karena dia gadis yang baik dan tulus. Kakak pasti akan bahagia hidup bersamanya,” kata Chelsea penuh keyakinan.
Milan tersenyum remeh. “Kau lihat apa dia pantas menjadi istriku. Gadis biasa, culun, pendek, Penampilannya kampungan, hanya akan membuatku malu,” cecar Milan dengan kekesalan.
Ah benar-benar bukan tipe seorang Milan Kalingga.
“Kakak ngak bisa menilai orang dari luar aja. Nara juga sangat cantik sabar dan baik. Ingat Nara yang kakak anggap culun itu telah menolong kakak dari malu. Sedangkan Zeline yang kakak puja tega meninggalkan kakak,” papar Chelsea akan kenyataan menyakitkan.
Wajah Milan berubah sendu saat Chelsea menyebut nama sang Mantan, pemuda ini kehabisan kata-kata. Kepahitan itu kembali terkenang.
“Kak Milan! Kak Milan” panggil Sea saat Milan telah berlalu meninggalkannya tanpa kata.
***
Milan telah berada di kantor, duduk di kursi kebesarannya. Rasanya kepalanya ingin pecah. Memikirkan kepergian Zeline dan sulit terlepas dari pernikahan bersama Nara.
“Gimana Lan?” tanya Kay padahal tanpa bertanya dia sudah melihat jawaban di wajah sahabatnya.
“Sial! Si culun benar-benar berharap menjadi istriku,” gerutu Milan.
“Syukurlah.”
Milan membulatkan mata pada Kay.
Mendapatkan tatapan tajam Kay memaksakan senyumannya.
“Karena ada banyak agenda yang telah tersusun untuk di lakukan setelah pernikahan kalian,” jelas Kay
“Agenda?”
“Iya. Dia istri Milan Kalingga. Akan ada banyak pertemuan bisnis, dengan dewan direksi. Belum lagi, undangan dari stasiun televisi, kau harus klarifikasi,”
Milan memijat pelipisnya.
“Pernikahanmu yang batal dengan Zeline dan malah menikah dengan Nara membuat publik bertanya-tanya apa yang telah terjadi. Banyak rumor buruk yang beredar. Pesaing bisnis juga mencari cela untuk menjatuhkan nama baikmu dari pernikahanmu,” jelas Kay panjang lebar
“Kau harus bertahan dengannya hingga rumor buruk berhenti,” saran Kay.
“Ah, kenapa aku malah terjebak dengannya,” gerutu Milan mengusap wajah frustrasi. Kay dan Chelsea sama-sama memintanya bertahan dengan si culun.
****
Matahari telah tenggelam, malam pun menyambut. Nara baru saja pulang ke rumah Milan.
menarik napas lega saat masuk ke dalam kamar Milan tak mendapati pemuda tampan itu di dalam.
Ah ... Hari-harinya menjadi menyebalkan sekarang tekanan, paksaan, kemarahan semua akan dia dapatkan jika masuk ke dalam kamar terkutuk itu.
Setelah membersihkan diri Nara berniat untuk beristirahat sejenak. Sebelum ia kembali ke acara pesta pernikahan mengambil peralatan hiasnya. Tubuhnya terasa sangat lelah.
Menjalani perkerjaan sebagai MUA sungguh menguras tenaga. Dia harus datang pagi-pagi sekali untuk merias yang membutuhkan waktu berjam-jam apalagi Nara rata-rata melayani calon pengantin yang menikah dengan menggunakan adat hingga banyak perintilan yang harus di siapkan, mulai konde, berbagai macam mahkota hiasan kepala sesuai adat pernikahan calon mempelai, dan bahkan sepaket pakaian yang harus dia siapkan. Belum lagi jika dia menerima pekerjaan untuk merias beberapa sesi berganti pakaian. Sungguh menyita waktu dan tenaga. Itu semua demi menghidupi keluarganya.
Pekerjaan Nara sebagai MUA lumayan padat, akan tetapi harga yang ia tawarkan tidak terlalu tinggi. Andai dulu ia berhasil merias model Zeline dia pasti menjadi Mua yang menjangkau kalangan kelas atas dengan bayaran yang fantastis.
Nara telah berbaring di sofa. Suara pintu terbuka membuatnya tersentak, kemudian berdiri menyambut siapa lagi kalau bukan si pemilik kamar jutek.
Nara menatap Milan yang penampilannya acak-acakan. Terlihat gurat lelah tercetak di wajah tampannya.
Uuuu ... suara helaan napas berat terdengar dari Milan saat manik mata elangnya masih menangkap bayangan si culun di kamarnya dengan senyum menghiasi.
“Culun kau masih saja di sini! Mengapa kau tidak pergi juga.” Milan melayangkan tatapan tajam.
“Aku tidak akan pergi walau kak Milan mengusirku,” kekeh Nara.
Tangan Milan terkepal, rahangnya mengeras. Mengapa si culun ini tidak menyerah juga. Membuatnya ingin gila.
Milan mendekat ke arah Nara. Sebelah tangannya terulur mencengkeram wajah Nara membuat gadis ini meringis. Tatapan mereka bertemu.
“Kau ingin menguji kesabaranku,” geram Milan seakan kesabarannya telah habis.
“Kau sangat ingin menjadi istriku kan!” seringai membingkai wajah Milan, dia memiliki rencana lain untuk Nara.
Milan melepaskan cekalan tangannya di wajah Nara. Masih memasang senyum devil.
“Kau tahu tugas dan kewajiban sebagai istrikan!” sentak Milan.
Nara mengangguk pelan, tentu saja dia tahu tugas seorang istri.
Wajah Milan maju mengikis jarak antara wajah Nara.
“Layani aku!”
Mata Nara membola mendengar ucapan Milan. Seketika tubuh Nara meremang, ia menelan salivanya dengan susah payah. Tugas dan kewajiban istri adalah melayani suami?
nguras emosi
Alhamdulillah
harusnya nunggu dijemput dari jerman biar kelihatan kesungguhan Milan
dan harusnya Nara nyuruh Milan ngejar Zeline
kenapa gak dijodohin aja Vino dgn Nana Thor
kemabilah Nara setelah sukses dan Nana pulih total dari oplas wajahnya dan kau punya modal utk buka usaha agar hinaan padamu berkurang dan bisa mengembalikan uang Vino yg kalian pakai