IG: puputhamzah24
Ayunda terpaksa menikah dengan Gunadarma yang sikapnya dingin dan sombong. Guna dan Ayu bekerja di perusahaan yang sama dan ini semakin membuat hati Ayu makel. Ada-ada sajah titah dan tuduhan Guna terhadap Ayu.
Adinda, adiknya Ayu, demi sebuah ponsel mahal, rela didekati seorang pria bertitel CEO. Akankah Adinda berhasil mendapatkan suami CEO seperti saudarinya atau malah nasibnya lebuh apes?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri?
Ayunda mengikuti Jaka menuju meja dimana Guna dan rekan bisnisnya sedang berbincang. Ayunda melihat seorang perempuan cantik dan laki-laki tampan yang saat ini berada didekat suaminya. "Ayo nyonya!" ucap Jaka.
"Panggil namaku saja Ayunda" pinta Ayunda.
"Maaf Nyonya saya sudah tahu jika nyonya istri Pak Guna" ucap Jaka.
Ayunda menghela napasnya "Sama Guna kamu panggil Pak, sama saya kenapa panggil saya Nyonya" kesal Ayunda.
"Baiklah saya panggil ibu saja kalau begitu!" ucap Jaka.
"Terserah tapi nggak didepan teman-temanku ya Jaka!" pinta Ayunda karena ia tidak mau teman-temannya merasa canggung padanya.
"Baik bu" ucap Jaka.
Guna melihat kedatangan Ayunda dan dengan isyarat matanya ia meminta Ayunda duduk disebelahnya. "Itu istri saya" jelas Guna.
Ayunda tersenyum dan kemudian duduk di sebelah Guna. "Ayu ini Pak Panji dan itu istrinya ibu Dilara!" ucap Guna memperkenalkan rekan bisnisnya.
"Ayunda" ucap Ayunda menjabat tangan Panji dan keumudian menjabat tangan Dilara. Ayunda kagum melihat kecantikan Dilara. ia tersenyum menggoda menatap Guna.
"Istri Kak Guna cantik, dulu ya Ayu suamimu ini terkenal dikampus" jelas Dilara.
"Iya Mbak, Mbak Dila satu kampus sama Mas Guna?" tanya Ayunda penasaran dengan sosok Guna.
"Iya, Kak Guna ini jadi pembicaraan Mahasiswa asal Indonesia kalau kita kumpul. apa lagi di Amerika dia termasuk mahasiswa berprestasi" jelas Dilara.
"Iya ya Mas, kamu ternyata terkenal ya disana! pacar kamu dulu berapa Mas?" tanya Ayunda mencoba menyelidiki kisah masa lalu seorang Gunadarma.
"Kak Guna boro-boro punya pacar, sama aku aja syukur dia ingat. Orang dia itu kalau udah dari kampus ya di Flat" ucap Dilara.
"Kalau kamu?" tanya Panji dingin.
Dilara tersenyum malu karena melihat ekspresi kekesalan suaminya. "Aku kan gaul Mas, jadi ya aku sukanya jalan-jalan gitu" ucap Dilara.
"Mantan pacar kamu berapa?" tanya Panji mengakat kedua alisnya sambil menatap istrinya dengan dingin.
"Hehehe banyak... tapi kan kamu tahu kalau aku masih tersegel dengan baik" ucap Dilara membuat Ayunda terbatuk dan Guna segera memberikan segelas air kepada Ayunda.
"Maaf Gun, istriku memang begini suka ceplas-ceplos" ucap Panji mengelus kepala Dilara dengan lembut.
Melihat kemesraan mereka, gue yang jadi baper...
batin Ayunda.
"Nggak apa-apa istri saya sebenarnya juga begitu tapi ini lagi ngambek tadi pagi makanya begini!" ucap Guna membuat wajah Ayunda memerah karena malu.
Apa-apaan sih... Guna buat gue malu aja
Guna dan Panji membicarakan tentang bisnis mereka sedangkan Dilara mendekati Ayunda. Ia penasaran bagaimana Guna mengajak Ayunda menikah apakah sama seperti dirinya. Panji dan Guna adalah tipe laki-laki pekerja keras yang sangat sibuk.
"Kak Guna gimana ya Yu ngungkapin cintanya ke kekamu?" tanya Dilara penasaran.
"Nggak ada ungkapan cinta" jujur Ayunda.
"Tapi dia beda kok sama kamu Yu, dia terlihat sayang sama kamu" bisik Dilara.
"Dia itu pencitraan" bisik Ayunda membuat Dilara tertawa.
"Hahaha... " tawa Dilara membuat Panji menatap istrinya itu dengan tatapan penasaran.
"Apa yang lucu?" tanya Panji.
"Nggak ada Mas ini rahasia perempuan. Mas dan Kak Guna lanjutkan perbincangannya sana!" ucap Dilara dengan isyarat tangannya.
"Pak Panji kayaknya cinta banget sama kamu mbak" ucap Ayunda melihat Panji yang terlihat sangat mencintai Dilara.
"Dulu nggak, aku sama dia punya kisah cinta yang rumit Yu" bisk Dilara.
"Cerita dong!" pinta Ayunda.
"Mas Panji dan Kak Guna, kita duduk disana ya biar nggak ganggu kalian!" ucal Dilara segera menarik tangan Ayunda.
"Jangan lari-lari kami sedang hamil!" ucap Panji memperingatkan istrinya.
Dilara saat ini duduk bersama Ayunda di meja lain dengan saling berhadapan. "Gimana ceritanya mbak?" tanya Ayunda penasaran.
"Waktu itu aku lagi di club dan temanku mengenalkan Panji yang saat itu sedang liburan ke Amerika. Kebetulan sesama mahasiswa dari Indonesia kami punya perkumpulan disana dan ini kejadiannya yang tak terduga. Aku dan teman-temanku juga mabuk, tapi karena aku mabuk berat dan ingin pulang Panji mengantarku ke flatku dan yah... gitulah..."
"Maksudnya Mbak dan Pak Panji?"
"Ya kami melakukan dosa dan aku menutupi kabar kehamilanku padanya karena aku tahu. Aku juga bersalah saat itu, aku menggoda pria setengah mabuk. Aku membesarkan putri kecilku sendirian tanpa sepengetahuan keluarga besarku dan Mas panji. Sampai aku kembali bertemu Mas Panji yang ternyata sahabat istri kakak sepupuku" jelas Dilara.
"Anak Mbak berapa sekarang?" tanya Ayunda.
"Mau dua, sekarang aku lagi hamil" jelas Dilara membuat Ayunda tersenyum. "Kamu hutang cerita sama aku ya Yu, minta nomor ponselmu!" pinta Dilara. Ayunda menyebut nomor ponselnya.
"Dila" panggil Panji.
"Ayo kita kesana Yu, kayaknya mereka sudah selesai!" ucap Dilara.
"Ayo mbak!" ucap Ayunda.
dikit2 nangis