Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.
Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 11
Hutan Pegunungan Hitam malam itu tidak lagi sunyi. Hutan yang biasanya gelap dan mengerikan kini diterangi oleh ratusan obor dan batu cahaya milik para murid sekte.
Di perbatasan zona aman, barikade kemah telah didirikan oleh murid-murid sekte luar dari Sekte Pedang Surgawi. Mereka mengenakan seragam putih dengan lencana pedang perak di dada, wajah mereka penuh keangkuhan seolah merekalah pemilik dunia.
"Berhenti! Wilayah ini ditutup! Kultivator liar (Rogue Cultivator) dilarang masuk!" bentak seorang pemimpin regu, pemuda kurus dengan mata licik.
Di depannya, sekelompok kultivator independen yang tampak lusuh dan tua sedang memohon.
"Tuan Muda Sekte, kami hanya ingin mencari tanaman obat di pinggiran. Kami tidak akan mendekati reruntuhan," pinta seorang pria tua bungkuk.
"Cih! Tanaman obat? Kalian pasti ingin mencuri kesempatan!" Pemuda sekte itu mencabut pedangnya yang berkilau. "Tinggalkan semua harta dan tas penyimpanan kalian sebagai denda, lalu pergi. Atau mati di sini!"
"Ini perampokan!" teriak pria tua itu marah. "Kalian Sekte Besar bertindak seperti bandit!"
SRAT!
Cahaya pedang berkelebat dingin. Kepala pria tua itu menggelinding ke tanah. Darah menyembur membasahi sepatu si murid sekte.
Teman-teman pria tua itu menjerit ketakutan dan mundur.
"Hahaha! Lihat itu? Inilah hukum rimba!" tawa murid sekte itu sambil menjilat bibirnya. "Siapa lagi yang mau mencoba lewat?"
Suasana hening mencekam. Para kultivator liar gemetar ketakutan. Mereka lemah, tidak punya latar belakang, dan teknik kultivasi mereka rendah. Melawan murid sekte sama saja bunuh diri.
Namun, di tengah ketakutan itu, terdengar suara langkah kaki yang tenang dan stabil.
Tap. Tap. Tap.
Seorang pemuda jangkung berjalan keluar dari kegelapan hutan. Ia mengenakan pakaian hitam sederhana yang agak kekecilan, wajahnya tertutup topeng kayu dengan ukiran senyum kaku, dan di punggungnya terikat sebilah pedang besi yang sudah berkarat parah.
Itu adalah Tian Zhu.
"Hei, Topeng Kayu! Berhenti!" bentak murid sekte itu. "Kau tuli? Mau mati seperti orang tua itu?"
Tian Zhu tidak berhenti. Ia terus berjalan lurus seolah-olah barisan murid sekte itu hanyalah udara kosong.
"Minggir," ucap Tian Zhu datar. Suaranya diubah menjadi berat dan serak menggunakan Qi.
"Minggir? Hahaha! Kau menyuruhku minggir?" Murid itu merasa terhina. "Lihat pedang karatan di punggungmu itu! Besi rongsokan! Mati kau, sampah!"
Murid sekte itu marah karena diabaikan. Ia mengayunkan pedangnya ke leher Tian Zhu, serangan yang sama yang membunuh pria tua tadi. Cepat, kejam, dan mematikan.
Tian Zhu tidak menghunus pedangnya. Ia bahkan tidak melirik pedang yang datang itu.
Saat bilah pedang berjarak satu inci dari lehernya, tangan kanan Tian Zhu bergerak. Bukan menangkis, tapi menjentik.
Jari tengahnya menjentik sisi pedang musuh dengan kecepatan kilat.
TING!
Suara berdenting nyaring terdengar.
Getaran dahsyat merambat dari pedang ke lengan murid sekte itu. Pedang baja berkualitas tinggi milik sekte itu bergetar hebat hingga retak.
"ARGH!"
Murid itu menjerit saat pedangnya terlepas dan tulang lengannya retak seketika karena getaran yang dikirim Tian Zhu.
Belum sempat ia mundur, Tian Zhu sudah mencengkeram lehernya dan mengangkatnya ke udara dengan satu tangan.
"K-Kau... Siapa kau... Sekte Pedang Surgawi tidak akan melepaskanmu..." racau murid itu dengan wajah ungu kehabisan napas, kakinya menendang-nendang udara.
"Sekte Pedang Surgawi?" Tian Zhu memiringkan kepalanya di balik topeng.
"Sekte yang mengajarkan muridnya merampok orang tua? Menyedihkan."
KRAK.
Tian Zhu meremas pelan. Leher murid itu patah seketika.
Tubuh tak bernyawa itu dilempar ke samping seperti karung sampah.
Para murid sekte lain yang tadinya tertawa kini mematung. Pemimpin regu mereka, seorang Qi Condensation Tahap 7, mati dalam satu gerakan?! Dan orang ini bahkan tidak mencabut pedangnya!
"Iblis... Dia iblis!"
"Lari! Lapor ke Kakak Senior!"
Mereka berhamburan lari ke dalam hutan, meninggalkan pos penjagaan mereka.
Tian Zhu tidak mengejar. Ia menoleh ke arah para kultivator liar yang masih syok.
"Hutan ini akan menjadi kuburan malam ini. Jika kalian sayang nyawa, pulanglah," saran Tian Zhu dingin.
Tanpa menunggu jawaban, ia melesat masuk ke dalam kegelapan hutan, meninggalkan legenda tentang 'Pendekar Pedang Karat' di benak mereka.
Satu jam kemudian, jauh di kedalaman hutan.
Tian Zhu bersembunyi di atas dahan pohon raksasa, menatap ke arah lembah di bawah.
Pemandangannya luar biasa. Sebuah piramida batu kuno setinggi lima puluh meter telah muncul dari dalam tanah, memancarkan cahaya ungu yang menyilaukan.
Di depan pintu masuk piramida, tiga kubu besar sedang berkonfrontasi. Ratusan murid dari Tiga Sekte Besar saling memelototi, tapi belum ada yang menyerang karena mereka sibuk mencoba menghancurkan segel pintu piramida.
Mata Tian Zhu di balik topeng bersinar keemasan samar mengaktifkan teknik Mata Spiritual Naga.
Ia bisa melihat aliran Qi di piramida itu. Pintu depan yang sedang diserang oleh para sekte itu adalah Pintu Jebakan. Di balik pintu itu ada formasi penghancur yang akan meledakkan siapa saja yang masuk pertama kali.
"Bodoh," gumam Tian Zhu. "Pembuat makam ini licik. Dia ingin mengubur penjarah makam bersamanya."
Tatapan Tian Zhu beralih ke dua sosok yang paling menonjol di bawah sana.
Di kubu Sekte Langit Abadi, Ling Yao berdiri dengan angkuh. Wajahnya dingin, dikelilingi aura es. Dia terlihat jauh lebih kuat dibanding lima tahun lalu.
Dan di seberangnya, di kubu Sekte Iblis Merah, berdiri seorang pemuda berjubah merah darah dengan aura pembunuh yang pekat. Matanya merah menyala dan ia membawa sabit besar.
Tian Zhu mengenali pria itu dari informasi klan Zhu.
Mo Sha, Jenius Sekte Iblis Merah. Orang yang terkenal haus darah dan gila perang.
"Ling Yao dan Mo Sha..." Tian Zhu menyeringai. "Panggungnya semakin meriah. Silakan kalian berebut pintu palsu itu."
Mata Tian Zhu menelusuri aliran Qi ke sisi lain lembah, ke sebuah celah sempit di balik air terjun kecil yang tertutup lumut dan tidak diperhatikan siapa pun.
"Itu dia. Pintu Kehidupan."
Tanpa suara, Tian Zhu meluncur turun dari pohon, memutari medan perang utama, dan menyelinap masuk ke balik air terjun.
Di sana, ia menemukan sebuah lorong sempit yang lembap. Tidak ada jebakan di sini, hanya kegelapan abadi yang menuju ke jantung makam.
Tian Zhu melangkah masuk. Pedang karat di punggungnya berdengung pelan, seolah merasakan panggilan darah dari dalam.
"Mari kita lihat, warisan apa yang kau tinggalkan, Raja Spirit Kuno."