Baik Aku Pergi, Berbahagialah

Mahendra terkejut hingga membeku melihat raut wajah ketakutan Aulia saat Ia menyentuh tangannya,sehingga dengan berbagai pertanyaan di kepalanya membuatnya melepaskan tangannya dari Aulia.

Aulia juga segera menarik tangannya saat Mahendra melepaskan nya,dan tanpa mengatakan apapun Ia berlari pergi meninggalkan pria yang masih diam membeku itu.

Mahendra menatap tangannya yang menyentuh Aulia barusan,Ia bisa merasakan tangan Aulia yang sedikit bergetar dan keringat dingin.Bahkan wajahnya tadi terlihat pucat dan panik.

Apa yang terjadi?

Mahendra bertanya-tanya pada dirinya sendiri,tapi Ia merasakan sesuatu yang janggal dengan sikap Aulia barusan,"Apakah karna aku menyentuh nya?"

Wajahnya begitu serius memikirkan semua itu,entah kenapa Ia merasa tidak rela dengan sikap Aulia seperti itu padanya."Apa yang salah dengan ku?"

"Maaf Tuan Mahendra mungkin anda lupa,pukul 9 kita akan bertemu dengan klien bisnis dari negara Z",ujar Vian sekretaris Mahendra.

Namun Mahendra tak menggubris ucapan sang sekretaris,pikiran nya masih stuck pada sikap Aulia barusan.

"Tuan anda baik-baik saja?"

"Tuan?"

"Iya aku ingat,siapkan semuanya aku akan menemui nanti",jawab Mahendra setelah tersadar dari pikiran nya,membuat sekretaris Vian sedikit kaget karna atasannya itu masih terlihat melamun,tapi menjawab pertanyaan nya sesuai dengan yang Ia ucapkan.

"Tuan apakah ada masalah?",tanya sekretaris Vian melihat Mahendra yang saat ini sudah duduk di kursi kebesaran nya.

"Tidak ada",jawab Mahendra dengan datar dan dingin.

"Apakah ini karena gadis semalam?, apakah dia menolak tuan semalam?",tanya Vian beruntun dengan nada penasaran.Yah semalam Ia menyaksikan bagaimana atasannya itu menyibukkan bahkan mengerjai Aulia sampai mereka selesai lembur hanya karna ingin memiliki waktu dengan wanita itu.

Yah,Vian tau akal-akalan tuanya itu karena Ia sudah lama mengikuti nya,Ia juga tau bagaimana kelicikan dan taktik sekaligus kecerdasan dan kejeniusan nya dalam dunia bisnis dan dalam segala hal.Tapi ada satu hal yang tidak Ia tau setelah mengikutinya selama bertahun-tahun.Bahkan Ia mencoba mencari tahu pun tidak Ia temukan, yaitu tipe wanita yang Ia sukai bahkan Ia merasa kalau atasannya itu penyuka sesama jenis karna tidak pernah melirik wanita manapun, padahal begitu banyak nya tipe wanita yang sudah mereka temukan tapi tidak pernah ada satupun yang Ia lirik dan berhasil mengambil hatinya.

Tapi setelah kejadian semalam dan melihat semua di depan matanya,Ia akhirnya tau tentang sesuatu yang selalu ingin Ia tau sejak lama,kalau tipe wanita yang di sukai tuannya itu seperti Aulia direktur keuangan di perusahaan itu,tapi hal yang masih jadi pertanyaan nya kenapa dia bisa menyukai Aulia dalam sekali bertemu, padahal jika di katakan wanita karir mereka sudah bertemu puluhan bahkan ratusan wanita karir seperti Aulia dengan berbagai sifat dan penampilan,tapi kenapa Aulia yang dalam sekali bertemu?,bahkan langsung mencari perhatian wanita itu.

"Dia bukan hanya menolak ku,tapi dia bahkan tidak suka dengan ku.Dan seperti nya dia juga tidak tertarik dengan ku"

"Hah?!"

Vian hampir tidak percaya mendengar nya,"Bagaimana bisa ada wanita yang menolak pesona seorang Mahendra Anderson?,ini adalah sejarah,selama ini Mahendra Anderson yang selalu menolak wanita dan tidak tertarik pada wanita.Tapi sekarang ternyata ada wanita yang tidak menyukai mu tuan?,bahkan tidak tertarik?",tanya Vian dengan heboh sehingga membuat Mahendra yang tidak mood semakin kesal dengan sekertaris nya itu yang bereaksi berlebihan.

"Jika kau masih bicara sepatah kata lagi,akan ku lempar kau ke luar", kesal Mahendra pada sekretaris nya itu sehingga Vian langsung membungkam mulut nya.

"Aku yakin ini tidak sesederhana itu"

***

Sementara Aulia saat ini terus menenangkan dirinya sendiri,dengan terus mengatakan semua hal-hal baik yang akan terjadi ke depannya.

"Aku tidak akan bertemu lagi dengan nya,aku akan hidup bahagia dan tenang tanpa ada siapapun lagi yang mencoba menyakiti ku", ucapnya berulang kali sembari berusaha bekerja.

Bukan hal mudah melupakan semuanya kekerasan fisik yang Ia alami selama pernikahan bersama William lebih dari 5 tahun,bahkan kekerasan fisik yang Ia dapatkan dari keluarga angkatnya yang tidak separah yang di berikan William masih sangat sulit Ia lupakan,bahkan terkadang masih teringat.

Di saat seperti itu pintu ruangannya tiba-tiba terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya yang cantik, sebelum masuk sebenarnya Ia sudah mengetuk pintu beberapa kali tapi tak ada respon sehingga Ia membuka pintu itu dan masuk.

"Aulia maaf Tante sebenarnya sudah mengetuk pintu tadi",ucap nyonya Sofia yang memang biasa datang ke ruangan Aulia untuk hal-hal yang terkadang tidak penting,hanya ingin bertemu dengan Aulia saja.

Aulia kaget mendengar suara itu sehingga Ia berusaha menetralkan ekspresi wajahnya dan respon tubuh nya,"Tidak apa-apa Nyonya Sofia, silahkan duduk", ucapnya dengan memaksakan senyum nya.

"Kau nampak tidak sehat,apa kau baik-baik saja?",Sofia ternyata menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Aulia,matanya merah bibir nya juga pucat.

"Saya baik-baik saja nyonya,hanya saja semalam saya begadang jadi agak tidak fresh",Aulia menampilkan senyum wajah terbaik nya pada wanita paruh baya itu.Namun Ia tau wanita paruh baya itu tidak mudah percaya begitu saja.

"Tidak,sebaiknya kau pulang dan beristirahat.Tante yang akan ijinkan kamu pada atasan mu",ucap Sofia benar-benar khawatir,bahkan terlihat panik di wajahnya."Kau ini selalu seperti itu,bekerja padahal sedang sakit.bahkan masih berani berbohong tentang keadaan mu,jangan pernah mengabaikan kesehatan Aulia",omelnya kemudian mencari obat di ruangan Aulia.

Ya,Aulia memang mempunyai obat di sana karna sebenarnya Ia pernah beberapa kali sakit sehingga Ia menyediakan obat di sana,dan kebetulan Nyonya Sofia tau akan hal itu karna Ia sering memergoki Aulia sedang sakit.

Aulia tersenyum mendengar omelan yang sudah sering Ia dapatkan dari wanita paruh baya itu,omelan seorang ibu yang khawatir pada putrinya yang tidak pernah Ia dapatkan dimana pun selama ini,bahkan tidak segan memarahi ketika Ia keras kepala dan kekeh untuk tetap bekerja ketika dalam keadaan sakit,selain itu dia juga mengantar nya pulang karena khawatir Ia tidak bisa mengendarai mobil sendiri.

Sebenarnya pertama kali mendapat perlakuan seperti itu Aulia sedikit canggung dan tidak terbiasa,bahkan Ia sangat tidak nyaman.Tapi setelah nya,Ia jadi suka setiap momen seperti itu karna rasanya Ia memiliki seorang Ibu.

Tanpa terasa air mata Aulia mengalir dengan Nyonya Sofia yang memeriksa keadaan nya dan membuka obat juga menyiapkan minuman.Sebenarnya Nyonya Sofia tidak tau kalau itu hanyalah obat penenang yang sudah di ganti kemasannya oleh Aulia,karna selama ini yang paling di butuhkan Aulia memang hanya obat penenang jika obat-obatan lainnnya Ia simpan di tempat lain.

Posisi Aulia saat ini sudah di bawa Sofia untuk duduk si sofa, sementara wanita paruh baya itu duduk tepat di sebelahnya menyiapkan obat,tanpa pikir panjang Ia memeluk wanita paruh baya itu dan menangis dengan diam,karna memeluk wanita itu rasanya begitu hangat dan menenangkan hatinya.Terlebih saat ini Ia memang sangat membutuhkan sesuatu yang membuatnya tenang lebih cepat.

Sofia terkejut dengan Aulia yang tiba-tiba memeluk nya,hingga beberapa saat Ia terdiam tapi senyum nya tak tertahan lagi,hingga Ia membalas pelukan itu dan tangannya perlahan mengusap rambutnya.

"Nyaman sekali, apakah begini rasanya pelukan seorang Ibu?"