NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: tamat
Genre:Duda / Cintapertama / Berbaikan / Tamat
Popularitas:140.2k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kue

Kanya terdiam beberapa saat di depan pintu, mengingat pria yang tadi memasuki rumah di sebelahnya, setahu Kanya pemilik rumah itu ingin menjual rumah tersebut karena memang jarang di tempati. Apakah pria itu pemilik baru rumah itu? Karena sebelumnya rumah tersebut milik pasangan paruh baya.

Kanya menggeleng pelan. Apa urusannya sama dia? Mau rumahnya di jual dan sudah di beli orang lain, itu bukan urusannya. Harus ya, dia kepo? Tapi kan harusnya dia menyapa tetangga barunya. Bukan apa- apa, dia hidup sendiri, kalau sewaktu-waktu terjadi sesuatu, yang paling dekat adalah tetangga. Jadi dia pasti membutuhkan bantuan tetangganya.

Ya iya, masa dia harus minta tolong sama tetangga orang.

Dengan tetangga yang dulu saja Kanya terkadang saling menyapa, lalu berbasa- basi. Makanya dia tahu jika rumah itu akan di jual, sebab pemiliknya sendiri yang mengatakannya pada Kanya.

"Onti, tenapa?" Dilan memiringkan wajahnya menatap Kanya yang masih terdiam di depan pintu.

Kanya menggeleng. "Ian mau kue gak?

"Mo, Onti."

"Oke, kita bikin kue, sekalian Onti mau kasih untuk tetangga baru, Onti."

Kanya beristirahat sebentar, lalu mulai membuat kue. Aroma dari panggangan menguar hingga membuat Dilan tidak sabar untuk segera mencicipinya.

Dilan meloncat- loncat saat Kanya mengeluarkan kue dari panggangan, hampir saja bocah itu menyentuh loyang kue yang masih panas, sebelum Kanya mencegahnya.

"Awas panas!" Dilan tertawa kecil, sementara Kanya menggeleng pelan melihat keponakannya itu sudah tidak sabar untuk segera mencicipi kuenya.

Kanya pintar membuat kue? Atau masakannya enak? Jawabannya biasa saja. Kanya juga tidak memiliki kemampuan atau kesukaan tentang memasak. Dia hanya memasak seadanya untuk dirinya sendiri, lalu membuat kue jika ada waktu luang dan benar-benar ingin.

Jadi saat membalik kuenya ke piring Kanya hanya bisa meringis saat bagian bawahnya sedikit gosong.

"Ian, ini gosong," ucap Kanya. Dilan mencebik, sementara Kanya tertawa. Dia memang tidak berbakat sama sekali. "Tapi ini masih bisa di makan kok." Kanya memotong kuenya, lalu membuang bagian gosongnya.

"Ndak mahu, kita bili aja, Onti."

Kanya menggeleng. "Kalau beli, ini mau di apain? Sayang kuenya. Ini enak kok masih bisa di makan, gosong dikit aja." Kanya menyuapkan kuenya ke dalam mulut. "Lumayan kok," ucapnya dengan mengunyah. Rasanya memang lumayan, meski tak bisa di katakan lezat, selezat buatan toko langganan mamanya.

"Kalau Ian gak mau, Onti kasih ke tetangga aja, ya?"

....

Alan baru selesai mandi saat mendengar pintu terketuk. Dengan dahi mengeryit heran Alan menggerakkan kakinya ke arah pintu. "Siapa?" Seingatnya dia adalah penghuni baru, jadi sudah pasti tak ada yang mengenalnya disana.

Dengan mengusak rambut basahnya dengan handuk kecil, Alan mengangkat tangannya untuk menekan handle pintu. Namun instingnya tiba-tiba bekerja, hingga dia memutuskan untuk mengintip dahulu sebelum membuka pintu. Menyingkirkan gorden untuk melihat siapa yang datang, mata Alan tiba-tiba membulat saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"Kanya," gumamnya. Bukannya senang Kanya datang, Alan justru langsung tegang. Bagaimanapun ini adalah pertemuan pertamanya dengan Kanya. Jangan di tanya, mungkin Kanya akan marah saat melihatnya, bagaimana dulu dia membuat Kanya sakit hati.

Alan menelan ludahnya saat melihat Kanya memegang piring berisikan kue di tangannya.

Bagaimana dia harus bersikap? Haruskah dia muncul sekarang? Bukan tidak mungkin kue di piring Kanya akan berpindah ke wajahnya jika dia melihatnya ada disana. Alan tidak takut jika seandainya itu terjadi. Hanya saja Alan lebih mengkhawatirkan jika Kanya akan semakin marah. Alan berencana akan menemui Kanya dengan pura-pura tak sengaja bertemu. Tapi tentu saja tidak sekarang. Dia belum siap.

Kanya mengerutkan keningnya, saat dia sudah lama berdiri dengan mengetuk pintu, namun tidak ada orang yang membuka pintu.

"Permisi, aku tetangga sebelah."

Jeda beberapa saat hingga terdengar suara seseorang berdehem. "Ya, ma- maaf, aku baru saja selesai mandi," dari suaranya terdengar jika itu seorang pria.

"Oh, maaf, apa aku mengganggu?"

"Tidak, tidak! Aku hanya belum menggunakan pakain. A- ada apa ya?"

Kanya menunduk menatap kue di tangannya. "Oh, aku hanya dengar rumah ini di jual, apa kau penghuni baru? Kebetulan aku membuat kue, anggap saja sebagai perkenalan tetangga."

"Ya, aku penghuni baru. Maaf, kalau tidak sopan. Bisakah kamu simpan saja di meja ... seperti kataku, aku belum perpakaian."

Kanya meringis. "Ya, baiklah."

"Terimakasih."

Kanya meletakan piring kuenya di meja lalu pergi. Masih dengan dahi mengeryit Kanya menoleh sekali lagi sebelum keluar dari gerbang.

Di dalam rumah Alan melepas handuk di mulutnya agar Kanya tak mengenal suaranya. Padahal mungkin saja Kanya sudah lupa. Hanya saja Alan mencegah sesuatu yang tidak diinginkan.

Alan ingin mengutuk dirinya sendiri yang menjadi pengecut, karena belum siap bertemu Kanya dan mungkin mendapat kemarahan dan makian dari Kanya. Hingga Alan harus membuat rencana matang untuk bertemu dengan Kanya.

Alan membuka pintu setelah memastikan Kanya pergi, lalu mengambil piring yang di bawa Kanya untuknya.

Alan tersenyum saat melihat kue di tangannya.

Alan membawa piring kue dari Kanya ke dalam rumah, dan meletakkannya di meja makan, lalu dia sendiri duduk di kursi bersiap untuk mencicipi kue buatan Kanya. Hingga satu suapan masuk ke dalam mulutnya tiba-tiba saja air mata Alan menetes. "Ini buatan kamu, sudah semakin enak," ucapnya dengan mengusap air matanya. Tidak di sangka dia bisa kembali merasakan kue buatan Kanya setelah lima tahun lamanya. Meski dulu kue buatan Kanya tidak ada enak- enaknya, tapi bagi Alan itu adalah kue terenak. Tahu kan kalau orang sudah jatuh cinta bisa melupakan segalanya, bahkan mati rasa. Seperti kata sebuah lagu, 'Tahi kucing pun rasa coklat.' Jadi Kue dan masakan Kanya selalu enak untuknya.

...

Hai, hai, hai... aku datang lagi, maaf lama. Satu minggu ini aku sibuk kumpul keluarga besar, semoga setelah ini bisa konsisten lagi. Terimakasih sudah menunggu🤗

Tidak lupa aku juga mau mengucapkan, mohon maaf lahir dan batin buat semuanya🙏

1
BundaneAyaFitri
wkwk 😄😄😂😂
BundaneAyaFitri
barusan berasa nyesek....eeehh kok malah kocak jdnya Thor 😄😂
Siti Maulidah
ceritatanya bagus,singkat padat dan jelas /Good//Good//Heart//Heart/
Tety Boreg
kamu jg yg maksa buat anter anya plg si alan..klo anya plg naik taksi kan ga kejadian..
Memyr 67
𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖻𝗂𝗇𝗀𝗎𝗇𝗀. 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗉𝖺 𝖺𝖽𝗂𝗌𝗍𝗒 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝖽𝗂𝗍𝗒𝖺 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗇𝖼𝗂 𝖺𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝗅𝖺? 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖺𝗅𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝗄𝖾𝗋𝖺𝗌 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗋𝗂𝗈 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗁𝗂𝖽𝗎𝗉 𝗍𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀? 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗅𝖺𝗇 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝖽𝗂𝗌𝗍𝗒 𝖽𝖺𝗇 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝖻𝖾𝗋𝗐𝖺𝗃𝖺𝗁 𝖻𝖺𝖻𝗒 𝗉𝖾𝖺𝖼𝖾, 𝖻𝖺𝗒𝗂 𝖽𝖺𝗆𝖺𝗂
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝖽𝗂𝗋𝗂
Memyr 67
𝗌𝗂 𝖺𝗅𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗇𝖺𝗋 𝖻𝖾𝗇𝖺𝗋 𝗌𝗂𝖺𝗅𝖺𝖺𝖺𝗇
ayoe
🥺🥺🥺🥺
Endang Sulistia
bagus Thor
Endang Sulistia
keluarga konyol
Endang Sulistia
yaa ampun...bisa bisanya si om lawak..
Endang Sulistia
Alan bener bener bodoh....keluarganya gila semua...
Endang Sulistia
🤣🤣🤣
Endang Sulistia
CK...dilan mulutmu pedes juga kayak eyang surya
Endang Sulistia
Kanya pinter
Endang Sulistia
lain kali Kanya kasi ta* kucing aja Ama sialan...😤😤😤
Endang Sulistia
Sonya..kau waras???
Endang Sulistia
gpp keturunan yg keberapa...yg penting om Suya Ama Tante masih ada bule bulenya....jadi Kanya Ama Arga kecipratan ..🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!