Gara-gara Mantan
Seorang gadis tersenyum melihat hasil cetak undangan yang beberapa waktu lalu di pesannya.
Undangan berwarna merah hati itu sangat elegan dengan ukiran namanya, dan calon suaminya tertera disana.
Tinta berwarna emas menjadi dominan dengan dasar merah hati tersebut, hingga ukiran itu nampak nyata.
"Aku gak sabar menjadi istri kamu, Mas," ucapnya dengan mata berbinar dan harapan yang indah begitu terbayang di pelupuk matanya.
Bagaimana selama ini Alan Pradipta Danish begitu mencintainya, membuat Kanya Savita Farasha mengira dia akan menjadi wanita paling bahagia saat menikah dengannya.
Kanya dan Alan menjalin hubungan sejak tiga tahun lalu, hingga tiga bulan lalu Alan melamarnya untuk menjadikannya istrinya.
Indahnya hidupnya, sebab kehadiran pria tampan itu.
Banyak teman- teman Kanya merasa iri jika melihat bagaimana posesif, dan perhatiannya Alan padanya. Tentu saja, pria itu sangat lembut dan begitu menjaganya dengan setiap perlakuannya seolah Kanya adalah barang paling berharga dan tak ternilai.
Bahkan saat teman-temannya sudah tak asing dengan kata ranjang bersama pasangan, Alan selalu bisa menahan dirinya hanya karena dia ingin memilikinya dengan benar.
Hingga lamaran itu datang untuknya, Alan berlutut bahkan menyiapkan suasana romantis untuknya dan mengatakan "Will you marry me?"
Tentu saja tanpa harus ragu Kanya menerimanya, karena sudah jelas Alan adalah pria yang baik, dan idaman para hayati.
Berbagai persiapan sudah di lakukan dan kini pernikahan hanya tinggal menghitung hari. Karena itulah Kanya akan membagikan undangan untuk semua teman dan kerabatnya.
Kanya terkekeh saat mengingat Alan belum melihat undangan di tangannya ini, sebab undangan ini baru saja dia terima dari percetakan. Rencananya hari ini dia juga akan pergi untuk memberikannya pada Alan agar pria itu bisa memberikannya pada kerabat dan teman-teman kantornya.
"Pak tunggu sebentar ya, saya gak lama," ucap Kanya pada supir taksi yang mengantarnya.
Kanya tersenyum melihat gedung perkantoran dimana Alan bekerja sebagai manager perusahaan sejak dua tahun lalu. Ketika mereka lulus kuliah Alan langsung di terima disana, awalnya Kanya tak menyangka karena Alan langsung mendapati jabatan tanpa harus merangkak menjadi karyawan biasa dahulu. Alan magang disana selama enam bulan, lalu tiba-tiba dia bilang dia jadi manager, tentu saja Kanya tak percaya. Namun saat Alan menjelaskan jika perusahaan lah yang menawarkannya pekerjaan tersebut, Kanya langsung paham.
Alan adalah siswa yang pintar, dan selalu mendapatkan nilai terbaik di bidangnya, sekalinya magang selama enam bulan pria itu langsung naik jabatan menjadi manager perusahaan.
Hebatkan, calon suaminya ini?
Kanya tentu saja merasa bangga.
Kanya membuka pintu hendak keluar, namun baru saja menurunkan kakinya dia melihat pria yang ingin dia temui memasuki mobil dengan seorang wanita.
"Sonya? mau kemana?" Mengurungkan niatnya untuk keluar dari taksi, Kanya berniat mengikuti Alan dan Sonya.
"Pak ikutin mobil itu," tunjuknya pada mobil Alan.
"Baik Mbak."
Kanya terus melihat kemana arah perginya mobil Alan hingga mobil tersebut berhenti di sebuah klinik kandungan.
"Mau ngapain mereka kesini?" Wajah Kanya yang awalnya hanya penasaran biasa saja, berubah pucat dengan kemungkinan buruk yang muncul di benaknya.
"Gak mungkin, kan?" meski berat Kanya tetap mengikuti Alan dan Sonya masuk ke dalam klinik tersebut.
Tiba disana Kanya melihat Alan dan Sonya memasuki ruangan pemeriksaan, entah apa yang mereka lakukan Kanya bahkan menunggu hingga 15 menit kemudian barulah keduanya keluar.
"Di jaga baik- baik bayinya ya, Bu, Pak."
Kanya memundurkan langkahnya saat mendengar perkataan asisten dokter yang menyerahkan sebuah kertas yang sepertinya resep obat pada Alan.
Kanya mengerjap, tentu saja mereka datang ke dokter kandungan. Jadi sudah jelas lima belas menit di dalam sana, adalah memeriksa kandungan "Sonya hamil? Anak siapa?" Tak ingin bertanya-tanya dan semakin berburuk sangka, Kanya menghampiri keduanya.
"Mas, Sonya?" Bisa Kanya lihat raut wajah keduanya terkejut seperti baru saja menginjak kotoran saat melihatnya disana.
Kenapa harus kotoran sih?
"Ka- kanya?" Sonya yang bicara sementara Alan hanya diam, mungkin pria itu masih terkejut.
"Kenapa kalian disini? Kamu hamil?" Kanya ingin tertawa, bagaimana mungkin sahabat Alan ini hamil sebab dia belum menikah, bahkan tak memiliki pacar.
"Aku- aku." namun melihat gugupnya Sonya, Kanya menyadari perkiraannya benar.
"Kamu beneran hamil?" Kanya bodoh, sudah jelas asisten dokter bilang pada mereka jika Alan dan Sonya harus menjaga bayinya. Kenapa dia bertanya lagi?
Sonya menelan ludahnya kasar, lalu menunduk.
Kanya melihat Sonya bergantian dengan Alan "Siapa ayahnya?" pertanyaan itu terlalu berat untuk Kanya, sebab dia melihat Alan yang mengantar Sonya kesana. Tapi pikiran buruk itu jelas tak mungkin, sebab Alan adalah kekasihnya, dan mereka akan menikah.
Kanya tersenyum kecil, mencoba mempertahankan pikiran baiknya, namun saat mendengar suara berat di sebelah Sonya dunia Kanya serasa runtuh sepenuhnya.
"Apa?" Seolah tak mendengar suara Alan, Kanya kembali memastikan.
"Bayi itu, milikku," ulang Alan, membuat Kanya menahan nafasnya.
"Kalian bercanda?" Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Kanya.
"Maafin aku Kany," ucap Sonya dengan wajah penuh penyesalan.
"Kenapa?"
"Karena aku-"
"Enggak, bukan. Maksudku kenapa wajah kamu begitu," tunjuk Kanya pada Sonya, yang menampilkan rasa bersalah "Saat kalian melakukannya, apa kalian gak memikirkan rasa bersalah sama sekali?" Sialan, mereka benar-benar setan aras! umpat Kanya dalam hati.
Dan yang membuat Kanya sakit sesakit-sakitnya adalah Alan yang hanya diam dengan wajah datar, tanpa pengelakan sama sekali.
Air mata bergulir di pipi Kanya, dia ingin tak percaya mengingat siapa pria di depannya. Calon suaminya yang baik dan tak pernah melewati batas. Saat bersamanya Alan bahkan selalu menghentikan kegiatan bercumbu mereka jika dirasa nafsu birahi sudah menghampiri. Tapi siapa sangka pria itu menghamili sahabatnya sendiri? Double shit.
"Kenapa kamu ngelakuin ini, Mas?" lirihnya. Sungguh dia ingin menghajar kedua orang di depannya, tapi rasa lemas di hatinya serasa meresap ke tulang- tulangnya dan melemahkannya.
"Kenapa melamarku, kalau kamu justru melakukannya dengan wanita lain?" Kanya menatap dengan penuh kecewa dan luka yang mendalam, namun Kanya justru hanya melihat Alan terdiam tak mengatakan apapun setelah tiga kata menghancurkan hati Kanya keluar dari mulut seksinya. Sial, kenapa Kanya masih memuji pria brengsek ini.
"Kanya, kita bisa jelasin ..." Sonya menjulurkan tangannya hendak meraih tangan Kanya, namun Kanya justru menjauh dan berbalik.
Baru dua langkah, Kanya menghentikan kakinya dan kembali berbalik, wajahnya menunduk dengan tangan mengepal erat, di tangan kirinya paper bag berisi undangan dia biarkan jatuh hingga isinya berserakan.
"Ini gak di butuhin lagi, kan?" ucapnya dengan menatap undangan di bawah kakinya.
Kanya mendongak untuk melihat wajah Alan sekali lagi, pria itu sempat terkejut namun kembali ke raut datar saat melihat ke arahnya.
Kanya tak menunggu lagi, dia melangkah cepat ke luar klinik, tak peduli semua orang di dalam sejak tadi memperhatikan mereka.
Kanya harap Alan menjelaskan meski itu akan menyakitinya, tapi tidak, pria itu bahkan tak mengejarnya, hingga Kanya memasuki sebuah taksi dan pergi meninggalkan semua harapannya tentang pernikahan yang hanya tinggal menghitung hari tersebut.
Semuanya berakhir bahkan sebelum di mulai.
"Sayang undangan ini bagus kan?"
"Hum, bagus aku juga suka."
"Kalau gitu kita pilih ini, ganti warna tintanya pake warna emas, pasti cantik."
"Ya, tapi tetep masih cantikan kamu." Kanya tertawa, karena Alan justru melihat ke arahnya.
"Masa aku dibandingin sama kartu undangan."
Seperti biasa tes ombak😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Saadah Rangkuti
baru aja liat notif klo karya othor dah meluncur...langsung baca 😊
2025-03-19
1
ulfah mutiah
seru neh kayaknya, lanjut kakak.... semoga enggak putus ditengah jalan, saya takut patah hati juga....
2025-03-18
0
Siti Dede
Ombaknya bagus ceu, aman berlayar sampei kesebrang
2025-03-19
0