NovelToon NovelToon
Human Perfect

Human Perfect

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Pendamping Sakti
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Febby Sadin

Di zaman sekarang ini adakah laki-laki yang serba bisa? sempurna!
jawabannya di novel kali ini ada!
Dia dijuluki Human Perfect oleh semua orang karena kesempurnaannya. Dia bernama Badai Bagaskara.
Lalu, sesempurna apakah dia?
Baca kisahnya dalam Novel Human Perfect. Dan disarankan bagi yang belum membaca Novel Tafsir Mimpi Sang Inspirator diharapkan membacanya terlebih dahulu, karena novel ini berhubungan dengan itu.

happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Hasbi

Sepulang dari rumah Nur, semuanya pun merasa tak perlu mengkhawatirkan sesuatu lagi. Meskipun sekarang mereka masih saja merasa ada yang mengganjal hati mereka.

"Sepertinya ada yang aneh nggak sih rek?" ucap Permata.

Dimana semuanya pun ikutan menyahut, "Iya betul. Nur kok tiba-tiba ada di sana?" ucap Naz.

"Mungkin saja Roro mengembalikan Nur? Kan kita tidak tahu yang sebenarnya...." ucap Bara.

"Yaudah mending kita semua balik dulu saja." ucap Bintang kemudian.

Dimana mereka bersamaan dengan itu melihat ke sekelilingnya siang mulai memancarkan teriknya yang lumayan menyengat kulit. Dan bersamaan dengan mulai bubarnya mereka, Hasbi terus saja mengawasi gerak-gerik Bara.

Yang ternyata, Hasbi sudah sejak tadi hendak berbicara dengan Bara.

"Tunggu dulu, Bar!" ucap Hasbi. Saat Bara hendak berbelok masuk ke dalam rumahnya, sembari melihat ke sekelilingnya, teman-temannya sudah pulang semua.

"Ada apa Has? Kita bisa lanjut besok saja ko? Su capek ni?" logat NTT Bara, masih saja melekat.

Hasbi tak ingin melepaskan Bara, "Penting Bar!" ucapnya kemudian.

Bara pun langsung menatap lekat kedua mata Hasbi, yang menunjukkan kesungguhan atas ucapannya. Membuat Bara pun menjadi penasaran mengurungkan niat malasnya untuk mendengarkan Hasbi. Kini Bara berjalan mendekati Hasbi.

"Ada apa emangnya sih?! Jadi kepo aku!" ucap Bara lagi.

Habsi menarik tangan Hasbi, dan berkata. "Mau nggak kamu menolongku dengan menuruti apa yang akan aku minta setelah ini?"

Bara pun seketika langsung mengerutkan keningnya, "Memangnya kamu mau kemana?"

"Nggak kemana-mana, cuma permintaan aja ke seorang sahabat. Kan dari dulu aku gak pernah tuh minta aneh-aneh ke kamu." ucap Hasbi.

"Terus sekarang mau minta aneh-aneh gitu?!"

"Ya gak gitu juga. Udah jawab dulu aja. Mau gak kamu apa yang akan aku pinta setelah ini? Soalnya penting banget!" ucap Hasbi.

Bara yang mulai semakin penasaran, namun tak ada pilihan lain. Dia sembari menyeret senyumannya ke samping, "Oke baiklah! Katakan." ucapnya.

Habsi pun lega, karena seorang Bara tidak mungkin tidak mau menuruti dirinya. Dia pun menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghempaskan. Dan mulailah dia mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Menikahlah dengan Zulfa." ucap Hasbi.

Sedangkan Bara, spontan dia malah semakin mengerutkan keningnya. Dia terkejut, Hasbi akan berani mengatakan hal ini. Karena dia tahu betul Hasbi tidak akan menyakiti dirinya. Namun jika hal ini diketahui Zulfa, pastilah tidak baik juga.

Bara yang masih terdiam mendengar ucapannya Hasbi. Habsi pun menepuk pundak Bara.

"Kau sudah berjanji akan menuruti apa yang aku katakan, aku rasa seorang Bara tidak pernah ingkar pada janjinya." ucap Hasbi kemudian.

Bara pun langsung melontarkan pertanyaan pada Hasbi, "Kamu sudah pikirkan bagaimana perasaan Zulfa jika dia tahu hal ini? Bukankah seharusnya kau mengatakan hal ini pada Zulfa saja?"

"Pertanyaan yang sama untukmu jika hal itu tentang Permata." ucap Hasbi, dimana Bara langsung terdiam.

Perkataan Hasbi ada benarnya, Bagaimana pula perasaan Permata jika tau Bara yang menyuruh Hasbi untuk menikahi Permata. Yang terjadi adalah dua hal yang sama persis. Hanya berbeda subjek saja.

Bara pun berkata, "Kalau aku mengiyakan, lalu apa yang akan ku katakan kepada Permata? Aku boleh tau kan?"

Hasbi pun mulai tersenyum, namun senyuman penuh rencana. "Ya, aku sudah merencanakan hal itu. Jika kau setuju, sisanya serahkan kepadaku." ucap Hasbi.

Lalu Hasbi pun pamit pulang setelah berterimakasih kepada Bara, karena Bara telah mau mengabulkan permintaan nya.

Sedangkan bersamaan dengan melenggang perginya Habsi, satu tatapan yang dari memperhatikan mereka berdua. Yang tak lain adalah Zulfa. Dia pun seketika itu langsung menangis.

"Hicks...Hicks...."

"Kenapa kau lakukan itu Hasbi? Ternyata selama ini aku salah mengerti dirimu.... Padahal aku mengira selama ini kau hanya bersahabat dan sebatas rekan saja di dalam alumni SDIMT ini dengan Permata... tapi ternyata, kau menyukai Permata. Sedangkan kau, malah menjodohkan diriku dengan Bara." ucap Zulfa, dengan penuh kekesalan, rasa sakit hatinya begitu mendalam seketika itu, hingga tanpa sadar dia mulai menekan dadanya menahan rasa sakit di hatinya.

Hasbi yang dengan bahagia, dia menyusun rencana untuk segera menyiapkan lamaran untuk Permata, inilah rencana yang Hasbi maksudkan kepada Bara tadi, namun dia tak ingin mengatakan nya, karena dia ingin benar-benar surprise untuk Permata, dan dia memang hanya berencana menjodohkan Bara dengan Zulfa saja, tak berniat menceritakan segala hal tentang rencananya yang bersama Permata.

Dia berniat akan melamar Permata melalui ibu Permata, disaat Permata masih bekerja di perusahaan bundanya sendiri.

Dan rencana itu pun semakin dia yakini akan berhasil, dengan mendapatkan nya dia dukungan dari salah satu sahabat yang berpengaruh dan berpengalaman dalam hal melamar orang.

...----------------...

Ponsel Bintang berdering, segeralah dia mengangkat telpon yang berasal dari Hasbi.

"Halo Assalamualaikum Has? Ada apa? Ada hal mendesak apa yang terjadi?" seorang yang sangat paham akan keadaan, walaupun jika dalam hal memutuskan perkara, jika kurang jago.

"Waalaikumsalam Bintang, dengarkan aku. Aku ingin ngomong sama kamu, mau di telpon atau langsung ketemu aja?" ucap Hasbi. dia masih saja sempat untuk tawar menawar dalam hal ini.

"Langsung saja deh, aku mau meluruskan punggung dulu." ucap Bintang.

Dan dengan semangat untuk mengatakannya, Hasbi pun mulai curhat segala galanya tentang apa yang terjadi pada hidupnya dan kisah percintaan nya itu.

.

.

.

Lanjutannya besok 😘

1
Sholahuddin
bagus 🗿👍
Febby Sadin: hurak ketinggalan akeh
total 1 replies
Sholahuddin
bagus
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author 😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: okk 😀
Febby Sadin: otw readers
total 2 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author
Febby Sadin: otw ya
total 1 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
Alhamdulillah aku ilangg 😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
sekarang author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
kok ada khitbah² nya itu😠🤔
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
katanya naz sama Riz muncul 🤨🤔
Febby Sadin: kita tunggu kemana mereka
total 1 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
kurang author
Febby Sadin: wow sek sabar
total 1 replies
Sholahuddin
bagusssssssssss
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
up author
Sholahuddin
baguss
Sholahuddin
bukane jenenge Sinta dan genta????
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
kembar tapi kok GK mirip
Sholahuddin
sekarang
Sholahuddin
baguss
Sholahuddin
bagus
Sholahuddin
bagus lek onok zulfane kurang bagus🗿🗿
Sholahuddin: kon paleng lek onok hikam tamba bagus
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: iyo kurang bagus polane Wedi Sifa ngamokk 😁😁
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!