"Ketimbang jadi sadboy, mending ajarin aku caranya bercinta."
Guyonan Alessa yang tak seharusnya terucap itu membawa petaka.
Wanita sebatang kara yang nekat ke Berlin itu berteman dengan Gerry, seorang pria sadboy yang melarikan diri ke Berlin karena patah hati.
Awalnya, pertemanan mereka biasa-biasa saja. Tapi, semua berubah saat keduanya memutuskan untuk menjadi partner bercinta tanpa perasaan.
Akankah Alessa dapat mengobati kepedihan hati Gerry dan mengubah status mereka menjadi kekasih sungguhan?
Lanjutan novel Ayah Darurat Untuk Janinku 🌸
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Terima Kasih, Sayang
...“Terima kasih, Sayang. Terima kasih. Kamu sudah berusaha sampai sejauh ini.” — Gerry Anderson ...
...🌸...
...“Terima kasih karena tak pernah pergi meninggalkanku, walaupun aku sempat divonis tak bisa memberikanmu keturunan.” — Alessandra Hoffner...
Setelah sejam lebih menunggu, akhirnya dokter pun keluar dari ruang operasi. Pria dengan tubuh yang masih berbalut alat pelindung diri itu keluar dengan menghela nafas lega serta tersenyum ke arah Gerry dan Luther. Tentu saja dua orang pria itu tau apa maksud dari senyuman itu.
Gerry menghela nafas lega. Istrinya selamat. Itulah yang terpenting saat ini. Rasanya semua kekhawatirannya sedikit berkurang meski ia belum bisa menemui Alessa yang masih belum sadar karena bius.
Tak membutuhkan waktu yang lama, kini Alessa sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Di dalam ruangan itu, Luther duduk di sofa yang ada, sementara Gerry, pria itu duduk di atas kursi yang ada di samping ranjang Alessa.
Gerry mengambil tangan Alessa dan menggenggam tangan itu. Ia mengecup lembut tangan itu sambil menatap istrinya. “Tak memiliki anak pun aku tak masalah. Ada banyak anak di luar sana yang bisa kita adopsi, asalkan kamu tetap ada di sisiku.”
“Cepatlah bangun, Sayang. Aku rindu,” imbuh Gerry dalam hati. Padahal Alessa belum ada 5 jam tak sadarkan diri. Pria itu benar-benar tak bisa hidup tanpa istrinya!
Setahun kemudian.
Saat duduk di meja makan, Alessa menatap Fish n Chip buatan Luther dengan ekspresi yang pucat. Entah kenapa ia merasa mual melihat dan mencium bau dari ikan itu. Padahal sebelumnya ia tak memiliki masalah dengan makanan.
“Sayang?” Gerry memegang bahu istrinya. Ia menatap khawatir karena Alessa tak seperti biasa.
“I’m okay,” ucap Alessa sambil berusaha memotong potongan ikan crispy itu dan menyuapnya ke mulut.
“Ugh!” Alessa kembali mual sambil menutup mulutnya. Kemudian ia berlari ke toilet dan membuang kunyahan yang belum selesai di mulutnya.
Wanita yang berambut coklat itu mengikat rambutnya, kemudian ia menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di dalam toilet. Ia bergumam sendiri. “Nggak biasanya. Padahal ….”
Alessa terdiam. Matanya terbelalak dan ia tertegun seketika.
“Sayang,” Gerry datang menghampiri Alessa dengan ekspresi cemasnya.
Alessa langsung berlari ke kamar meninggalkan Gerry di sana. Ia bergegas membuka laci meja riasnya. Di sana ada puluhan testpack yang sudah digunakan dengan hasil garis satu. Hanya satu testpack yang belum digunakan tersisa. Wanita itu mengambilnya dan langsung berlari ke toilet.
Gerry yang tadinya di toilet, ia berlari menghampiri Alessa ke kamar. Namun belum tiba di kamar, Alessa kembali ke toilet, membuat ia kebingungan. Ia pun bergegas kembali ke toilet, lalu menggedor pintu toilet karena khawatir. “Sayang, ada apa?!”
“GERRRRRRRRR!!!”
Terdengar suara teriakan Alessa dari dalam toilet. Tentu saja teriakan itu membuat Gerry dan Luther terkejut. Sampai-sampai Luther beranjak dari meja makan menghampiri Gerry.
“Al! Alessa!” Gerry menggedor-gedor pintu toilet karena cemas. “Aku buka paksa kalau kamu ng—”
Ceklek!
Alessa membuka pintu toilet dan langsung memeluk Gerry saat itu juga. Wanita itu memeluk Gerry sambil berlompat kegirangan. Binar di matanya cukup menjelaskan bahwa saat ini ia sedang bahagia.
“Kita berhasil, Sayang! Kita berhasil!” seru Alessa sambil melepaskan pelukannya. Kemudian, ia menunjukkan hasil testpack yang menunjukkan garis dua.
Tentu saja Gerry dan Luther terkejut mendengarkan hal tersebut.
Tanpa terasa, airmata Gerry jatuh membasahi pipi. Ada rasa sebak dan haru yang tak bisa ia jelaskan saat itu. penantian dan kesabaran yang sudah ia dan Alessa lewati ternyata membuahkan hasil. Dan … sebentar lagi, rumah yang ia tempati akan ramai karena ada tangis bayi yang sudah sekian lama mereka nantikan.
“Kita … akan menjadi orangtua,” gumam Gerry pelan. Ia menatap Alessa dengan perasaan yang bahagia. Lalu dipeluknya tubuh Alessa dengan sangat erat. Berulang kali ia kecup pucuk kepala istrinya.
“Terima kasih, Sayang. Terima kasih. Kamu sudah berusaha sampai sejauh ini,” lirih Gerry haru.
“Aku mencintaimu, Alessandra Hoffner.”
“Aku juga mencintaimu, Gerry Anderson,” sahut Alessa bahagia. “Terima kasih karena tak pernah pergi meninggalkanku, walaupun aku sempat divonis tak bisa memberikanmu keturunan.”
Luther yang sejak tadi diam di sana, ia pun ikut meneteskan airmata bahagia. Keluarga yang dulunya gagal ia bangun, kini berhasil dibangun oleh anak perempuannya. Dan keberuntungan yang tak berpihak pada Jelita, istrinya, kini keberuntungan itu berpihak pada Alessa, anaknya.
Alessa mendapatkan pria yang sangat mencintainya. Tak peduli apakah sebelumnya Alessa bisa memberikan keturunan ataupun tidak, Gerry tak peduli. Pria itu dengan sabar berada di sisi Alessa. Dan ternyata kesabaran mereka berbuah manis. Perjalanan panjang karena takdir yang terlalu jahat pada masa muda mereka, kini telah dibalas dengan keberuntungan secara beruntun.
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...THE END...
makasi bnyak kakkkkk..
😀😀❤❤❤❤
udah end aja..
bahagia buat Gerry n Alessa..
jga kak Author.
❤❤❤❤❤😉
Semangat terus y ka
semangat Gerry...
❤❤❤❤❤❤
jadi gak oerlu oprasi..
😀😀😀❤❤❤❤
😀😀😀❤❤😉😉❤❤❤
yg gendong tak lama lagi akan hamil..
2x lhoooo..
aku seperti itu..
😀😀😀❤❤❤❤
lutunya di hugo..
😀😀😀😀❤❤❤❤
eh tapi udah punya suami Deng🤣🤣🤣
Thor lanjut ceritanya bagus banget 👏🏻👏🏻
masih banyak jaln menuju Roma..
😀😀😀😀❤❤❤❤❤