Demi menutupi skandal adik dan tunangannya, Haira terpaksa menerima pertukaran pengantin. Dia menikah dengan pria yang akan dijodohkan dengan adiknya, yaitu Aiden yang merupakan orang biasa.
Bagaimana jika Haira mengetahui bahwa Aiden adalah CEO Alexan Group yang terkenal tajir melintir?
Dan apa yang melatarbelakangi penyamaran Aiden menjadi orang biasa?
Yuk kita simak kisahnya.
Follow instagram @yenitawati24 untuk mendapatkan informasi terupdate.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Membencimu, Kakak!
"Mau apa kau kemari? Aku tidak akan memaafkanmu!" seru Haira sambil menatap tajam.
"Siapa juga yang membutuhkan maafmu. Aku kesini hanya untuk mengatakan semua isi hatiku selama ini tentangmu. Kau adalah orang yang paling aku benci di dunia ini!" Resya menatap tajam penuh kebencian.
"Apa maksudmu? Jadi yang tadi hanya akting?" Haira menatap tidak percaya.
"Tentu saja. Jika aku tidak meminta maaf tentu semua orang akan membenciku!" Resya berjalan mendekat dan mendorong dada Haira hingga mundur ke belakang.
"Apa masalahmu?" tanya Haira.
"Karena kau itu disayangi oleh semua orang. Sejak kecil kau selalu mendapatkan apa yang kau mau. Kau cerdas, mandiri, dan gampang disukai semua orang. Ayah dan ibu juga lebih menyayangimu daripada aku. Mereka tidak pernah memarahimu tapi sering memarahiku. Dan Ziko, aku yang lebih dulu menyukainya tapi malah kau yang mendapatkannya. Apa kau tau rasanya menjadi bayangan? Aku selalu saja menjadi bayangan dirimu yang sempurna itu!!" teriak Resya penuh emosi.
Haira terkejut mendengar penuturan Resya. Padahal selama ini dia selalu membela Resya saat orang tuanya memarahinya. Dia juga membantu Resya mengerjakan tugas kuliahnya tapi Resya malah berhenti kuliah dan memilih menikmati harta orang tua mereka untuk foya-foya.
"Bagaimana bisa kau mengatakan semua ini? Aku selalu menyayangimu. Aku selalu mengalah demi kebahagiaanmu. Bahkan aku pernah mengakui kesalahan yang kau perbuat adalah kesalahan ku. Tapi begini kah caramu membalas?" Bulir air mata membasahi pipi Haira.
"Hahaha, aku sengaja melakukan semua kesalahan itu agar kau terus membela dan menyayangi ku hingga pada saat aku melakukan ini kau akan hancur sehancur hancurnya." Resya tersenyum licik.
Haira hanya bisa menangis mendengar kejujuran dari mulut Resya. Resya benar, kini hatinya sangat hancur. Tadinya dia berpikir bahwa skandal Resya dan Ziko adalah ketidak sengajaan karena cinta yang tiba-tiba muncul. Namun ternyata semua ini sudah Resya rencanakan demi menghancurkan kakak kandung nya sendiri demi rasa irinya selama ini.
"Dan kau tau apa yang menarik dari ini, aku mendapatkan pria mapan dan kaya sedangkan kau mendapatkan pria miskin yatim piatu. Hahaha, lihat saja bagaimana hidupmu setelah ini. Kau akan melihat berita pernikahanku terekspos di media sebagai nyonya Atmajaya dan kau hanya istri seorang pria miskin!" Resya tersenyum penuh kemenangan.
Haira jatuh terduduk. Dia sudah tidak punya kekuatan untuk marah lagi karena rasa sakitnya lebih menusuk hatinya.
Resya keluar dari ruangan nya dan menemui Ziko yang sedang mengobrol dengan Harsya. Tampaknya dia sedang meminta maaf perihal perbuatan nya yang tidak terpuji dan telah menyakiti Haira.
"Sayang!" Resya menghampiri Ziko dan memeluk lengannya.
"Resya, mulai hari ini kau akan tinggal bersama Ziko. Ayah harap kau tidak membuat malu ayah dan ibu disana," ucap Harysa yang memang mewanti-wanti sifat manja putrinya itu.
"Iya, ayah tenang saja. Aku akan menjadi istri yang baik untuk Ziko," ucap Resya dengan penuh percaya diri.
Setelah itu Resya dan Ziko pun pergi ke rumah Ziko untuk menikmati malam pertama mereka walau sebenarnya untuk bagian itu mereka sudah berkali-kali melakukannya sebelum menikah.
Haira sudah keluar dari kamar rias. Dia mengenakan gaun yang cantik dan seksi. Dia sudah memoles wajahnya dengan make up agar bekas air matanya tidak terlihat. Tentu dia tidak mau melihat semua orang mengira dia menangis karena menikah dengan Aiden yang miskin meski pada dasarnya dia belum siap hidup sederhana.

Aiden yang melihat nya hanya tersenyum tipis. Setidaknya dia juga tidak menunjukkan rasa keterapaksaannya atas perjodohan ini.

"Seminggu lagi kita akan gelar resepsi pernikahan kalian. Ayah minta jagalah kesehatan kalian," ucap Harsya pada mereka berdua.
"Bagaimana dengan mereka yah?" tanya Haira.
"Mereka akan menggelar resepsi semingu setelah kalian. Ayah tau kau pasti keberatan jika resepsi kalian ayah gabungkan," ucap Harsya dengan tatapan prihatin. Dia memeluk Haira dan membelai rambutnya.
"Maafkan ayah karena kau harus mengalami semua ini, Nak." Harsya menitihkan air mata. Dia tidak menyangka, anak yang selalu dia banggakan dan selalu menuruti semua nasihatnya malah bernasib seperti ini gara-gara sang adik yang selama ini dia sayangi.
Dalam ingatan Haira
"Kakak, aku ingin memakai gaun ini, kau pakai yang ini saja ya." Resya.
Haira mengangguk dan tersenyum.
"Kakak, tolong katakan pada ayah dan ibu aku pergi bersamamu semalam. Mereka akan marah saat tau aku tidak pulang saat mereka pergi ke luar kota." Resya.
Haira mengangguk dan tersenyum.
"Kakak, uangku habis. Berikan aku uang, aku mau shopping." Resya.
Haira memberikan uang jatah bulanannya pada Resya. Lagi pula dia masih punya gaji selama dia bekerja di perusahaan ayahnya.
"Kakak, aku ingin berlibur dengan teman-temanku. Tolong bujuk mereka agar mengizinkan ku pergi." Resya.
Dengan sepenuh hati Haira memenuhi permintaan Resya.
Harsya melepas pelukan nya dan melihat pipi Haira telah dibasahi oleh air mata. Tampak jelas sorot mata Haira yang penuh dengan kekecewaan dan kesedihan. Dibanding Laras, Haira jauh lebih dekat dengan Harysa sang ayah. Karena sesungguhnya Laras adalah ibu sambung Haira dan ibu kandung Resya. Namun begitu, Laras sangat menyayangi Haira yang pada dasarnya baik dan penurut. Berbeda dengan Resya yang manja dan susah diatur.
Laras mendekati Haira dan memeluknya. "Anak ibu, kau yang kuat ya. Ibu yakin ada hikmah dalam setiap kejadian. Kau itu anak kebanggaan kami. Kau sangat berharga untuk disakiti. Maafkan Resya ya sayang, ibu tau kau punya hati yang tulus." Laras melapas pelukan nya dan mencium kening Haira.
Haira mengangguk dan melepas air matanya. "Aku sangat menyayangi ibu. Terima kasih sudah merawat ku dan memberikan ku limpahan kasih sayang."
"Kau itu permata ibu, Nak. Jangan menangis lagi ya sayang." Laras menghapus air mata Haira dan memeluknya lagi.
Haira masuk ke dalam taxi yang akan mengantarnya ke rumah Aiden. Rumah yang katanya sederhana dan kecil. Meskipun Haira tidak terbiasa hidup di tempat seperti itu, dia akan mencobanya demi ayah dan ibunya. Mungkin hanya ini yang bisa dia lakukan untuk mereka.
Di perjalanan, Haira tampak canggung. Dia memang pernah bertemu dengan Aiden sekali saat membicarakan perihal perjodohan Resya dan Aiden dulu. Namun, jika dilihat Aiden tampak berwibawa dan cenderung diam seperti orang yang berwatak dingin.
"Aiden, apa pekerjaan mu?" tanya Haira.
Aiden menoleh dan itu membuat Haira sedikit takut kalau Aiden akan tersinggung.
"Aku hanya seorang karyawan biasa di Alexan Group. Tapi tenang saja, gaji ku cukup untuk memberimu makanan bergizi dan pakaian yang layak," terang Aiden.
"Oh, begitu. Maaf aku sedikit lancang," ucap Haira.
"Tidak apa-apa. Kau istriku, sudah semestinya kau tau apa pekerjaanku," ucap Aiden dengan wajah datar.
'Astaga, tidak bisakah dia tersenyum?' Batin Haira.
"Tapi sampai sekarang belum ada satu orang pun yang pernah melihat seperti apa wajah CEO dari Alexan Group. Apa kau pernah melihat nya?" tanya Haira yang sebenarnya juga penasaran seperti apa wajah pimpinan perusahaan besar itu.