NovelToon NovelToon
Ella Dan Emma

Ella Dan Emma

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alizar

Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Brum!

Brum!

Suara deru motor memasuki area parkir sekolah membuat para murid yang sudah datang sejak awal menatap nya. Sudah bukan menjadi hal yang rahasia lagi, semenjak perubahan yang Emma tunjukkan beberapa terakhir belakangan ini membuat para murid juga turut merubah pandangan mereka.

Terlebih Emma yang sekarang selalu berpenampilan badas, sudah tak ada lagi Emma yang cupu dengan kacamata kuda miliknya, serta rambut kepang duanya itu. Emma yang dulu, selalu membawa buku kemana pun ia pergi lalu berjalan dengan kepala yang tertunduk.

Sedangkan Emma yang sekarang, Emma yang badas, wajah datar, berbicara seperlunya serta tatapan mata yang tajam yang selalu mengintimidasi setiap berbicara kepada sang lawan.

Tak sedikit dari mereka yang menjadi fansnya, atau bahkan menatap nya seperti biasa meskipun masih ada beberapa yang tidak suka terhadap Emma.

Tapi yang terpenting tak ada lagi yang berani mengganggu nya, dan membully nya. Ya tak dapat dipungkiri jika masih saja ada beberapa yang tak gentar dan masih menganggap Emma lemah dan pantas dibully.

Contohnya seperti pagi ini, Emma baru saja tiba lalu tidak ada angin tidak ada hujan Angelina datang dan langsung menarik pergelangan tangan Emma dengan kasar.

Oh ayolah, ini masih terlalu pagi! Emma malas sekali jika harus meladeni drama murahan seperti ini.

"Lepasin tangan gue! " Tegas Emma menatap Angelina

Plaakkk!

Tiba tiba saja Angelina menampar wajah Emma membuat kepala Emma tertoleh kesamping. Tamparan yang Emma dapatkan cukup lumayan kuat sehingga membuat sudut bibirnya robek. Para murid yang melihat itu berteriak karena terkejut dengan keberanian Angelina

Termasuk para inti Beaver yang sudah sedari tadi berada di parkiran. "Anjir! Angelina kerasukan apaan tuh cok, dateng dateng main tampar anak orang aja. Pasti sakit tuh, " Ringis Raden merasa ngilu

"Ya sakitlah. Udah jelas itu mah, " Sahut Archio turut menimpali seraya memegang pipinya sendiri.

Ia tak bisa membayangkan betapa sakitnya tamparan itu bila mengenai wajahnya yang tampan paripurna ini. Itu dipipi bagaimana dengan dirinya yang sering dipukul oleh ibunya. Ya, Archio sering mendapatkan pukulan cinta dari sang ibu tidak terlalu kuat memang tapi itu cukup membuat pantatnya perih.

Jika Archio sudah bermain HP dan tidak membantu sang ibu memasak makanan, maka siap siap lah pantatnya menjadi amukan sang ibu tak lupa dengan sendok wajan andalan nya.

Meskipun dirumah mereka memiliki para maid tapi tetap saja sang ibu selalu turun tangan untuk membantu, terlebih yang makan adalah suami dan anaknya. Membayangkan sendok wajan sang ibu melayang ke wajahnya membuat Archio bergidik ngeri sendiri seraya mengusap pelan pipinya.

"Apa maksud lo dengan ngirim video itu ke gue ha! Lo mau nyari masalah sama gue! " Ucap Angelina berteriak membuat mereka yang mendengar nya penasaran video apa yang dimaksud oleh Angelina

Emma tersenyum miring "kenapa? Lo kaget kenapa gue bisa punya video itu? Mau gue sebarin keseluruh sekolah ini atau lo mau ngaku sendiri kesemua yang ada disini? " Ucap Emma dengan nada pelan sembari menyeringai

Melihat Emma berbicara dengan suara pelan membuat seluruh murid pasang telinga tajam agar mendengar apa yang Emma katakan. Namun sayang Emma berbicara terlalu pelan dan terkesan berbisik membuat mereka hanya dapat melihat bibirnya saja yang bergerak.

Angelina mengepalkan tangan dengan kuat hingga buku buku tangannya memutih, giginya bahkan bergemelatuk sehingga mengeluarkan suara. "Sialan! Lo ngancem gue, haa! " Ucapnya kesal

Emma tersenyum sinis sembari memutar matanya dengan malas. "Itu peringatan buat diri lo! Seharusnya sebagai murid lo itu belajar dengan jujur bukan dengan cara seperti itu agar lo terlihat pintar. Lo kira gue nggak tahu kalau selama ini lo ngebohongin orang tua lo dengan nilai yang lo dapatin itu? Gimana ya, reaksi orang tua lo kalau tahu  yang sebenarnya? anaknya yang cantik jelita ini dapet nilai dengan cara ngejajahin tubuhnya. "Ucap Emma membuat Angelina melotot kan mata tak Terima

" Argh! Sialan! "Angelina kembali mengangkat tangan hendak menampar Emma, namun dengan cepat Emma menahan tangan Angelina lalu

Plaakk!

Plaakk!

Emma membalas dua kali tamparan kewajah Angelina membuat gadis itu jatuh tersungkur ketanah akibat tamparan yang begitu kuat ia dapat kan.

"Satu kali lo nampar gue, maka gue akan ngebales dengan dua kali lipat. Ingat! Gue bukan Emma yang dulu, karena Emma yang dulu udah mati! " Peringat Emma lalu pergi meninggalkan area parkir menuju kelasnya

Meninggalkan Angelina yang berteriak bak orang kesetanan. Sementara para inti Beaver melongo melihat kejadian tadi.

"Heh, udah segitu aja? " Tanya Raden

"Nggak seru. Tapi lumayan itu, kiri kanan pasti panas, hahah, " Tawa Samudera pecah

"Kira kira apaan yang jadi masalah sampe mereka main tamparan tamparan begitu? " Heran Raden kembali

"Entahlah, gue juga bingung sih. Ribet ya masalah wanita, ada aja masalah nya. Tapi ini lebih keren sih, biasanya cewek kalau berantem jambak jambak kan lah ini, mainnya tampar tamparan. " Celetuk Archio semangat

"Cabut! " Ucap Alkairo yang sedari tadi hanya menyimak. Mereka pun membuntuti Alkairo menuju kelasnya.

***

Tok!

Tok!

Tok!

"Masuk," Sahut orang dari dalam

Ceklek!

"Permisi tuan, ini berkas yang Anda minta. " Ucap Sang asisten Matteo

"Ya letakkan saja disitu, apakah hari ini ada jadwal? " Tanya  Alrescha

"Ada, tuan. Nanti sore kita ada meeting disalah satu caffe dekat kantor. Kita harus membahas soal pembangunan yang sedang berlangsung di utara saat ini, tuan! " Jelas Matteo setelah memeriksa Tab ditangan nya

Alrescha mengangguk. "Baiklah, persiapkan saja semuanya. " Ucapnya lagi dan dibalas anggukan oleh Matteo

***

Dinegara lain tepat nya di kediaman kedua orang tua Emma A, K, A Hanna tengah mengadakan pesta ulang tahun Liora. Tak banyak yang hadir mengingat Liora tampak tak bersemangat merayakan pesta ulang tahunnya hari ini.

"Kenapa murung hmm, " Ucap Andre kepada Liora

"Tidak ada, aku hanya merasa kosong saja tanpa adanya Hanna disini. " Ujar Liora sendu

Andre menghela napas ia tak bisa berkata kata lagi ketika istri nya berbicara demikian. Entah bagaimana ia harus berkata agar istrinya itu bisa merelakan kepergian Hanna putri satu satunya yang mereka miliki.

Teuku yang melihat itu tersenyum. "Apa hal yang membuat mu sedih menantu ku? " Katanya kepada Liora

"Jangan berlarut dalam kesedihan, ini ada hadiah untuk mu. Ku yakin kau pasti suka. " Sambung Teuku lagi sembari memberikan kado kecil

Liora menerima nya, "apa ini dari ayah? " Tanya nya dengan pelan

Teuku menggeleng dengan masih mempertahankan senyum miliknya. "Bukan, itu dari cucuku. Putrimu, " Katanya yang membuat Andre dan Liora menatap Teuku dengan tatapan bertanya

"Maksudnya, ayah? Kado ini dari Hanna? " Tanya Liora tak percaya

Apakah Hanna sudah menyiapkan ia kado, sehingga ketika ia ulang tahun ayah mertua nya memberi kan padanya? Atau bagaimana? Liora saat ini tidak paham dengan semua yang telah terjadi

"Buka, dan lihatlah. " Titah Teuku membuat Liora dengan segera membuka kado tersebut

Ketika dibuka, kado tersebut berisikan sebuah kalung liontin bermata biru dengan berlian berlian kecil yang menghiasi sekitaran batu tersebut.

Deg!

Liora dan Andre terpaku melihat kalung tersebut. "Ayah, bukankah ini-" Perkataan Liora terhenti ketika ia melihat sepucuk surat didalamnya

Dengan segera ia menepikan kalung tersebut lalu membuka isi dari surat tersebut dan membacanya.

'Selamat ulang tahun mama, Hanna tahu mama menginginkan kalung ini sejak lama, jadi Hanna mencari kalung itu buat mama. Ya, meskipun  itu hasil lelang di pelelangan sih, hehe. Tapi  mama harus suka karena itu kalung langka. Sekali lagi selamat ulang tahun mama, semua doa yang terbaik deh untuk mama. Salam hangat dari anak mu sayang Hanna. Muach! '

Liora menitihkan air mata setelah membaca pesan dari Hanna. Ia mengelus kalung pemberian dari Hanna itu dengan hati hati sembari tersenyum.

"Ini kalung dari Hanna, mama akan menyimpan  nya sebaik mungkin pah. " Ucap Liora kepada Andre suaminya

***

"Apa ini sakit? " Tanya Alkairo kepada Emma. tangannya bergerak hendak menyentuh sudut bibir Emma, namun secepat kilat Emma menepis nya

"Jangan sentuh! " Ucap Emma menatap datar Alkairo

Samudra, Raden, Aniq Dan Archio yang berada di satu meja dengan Emma bergidik. Tiba tiba saja atmosfer disekitar mereka terasa begitu mencengkam.

Tatapan yang Emma layangkan mampu membuat bergidik ngeri, saat ini mereka tengah berada dikantin dan seperti biasa kantin penuh membuat inti Beaver bergabung bersama Emma yang duduk sendirian.

Alkairo yang melihat bibir Emma masih terluka, berniat untuk membersihkan nya namun Emma justru menepis tangannya membuat ia urung melakukan hal tersebut.

"Maaf, " Ucap Alkairo pada Emma

"Hmm, " Dehem Emma kemudian lanjut memakan makanan nya kembali.

Suasana diantara mereka hening. Mereka fokus pada kegiatan mereka masing masing sampai dimana si pengganggu datang dan membuat Emma badmood

"Minggir! Gue mau duduk disini, " Ucap Angelina kepada Emma

Emma manarik nafas dalam dan menatap Angelina dengan datar. "Lo budek ya! Gue bilang minggir, ya minggir! " Sentak Angelina marah

"Kenapa harus gue yang minggir? Lo buta atau gimana, ha! Udah jelas disini gue duluan yang duduk. " Ucap Emma menaikan 1 oktaf suaranya

"Lo udah makan kan? Sekarang gantian, gue juga mau makan. Minggir! " Ucap Angelina lagi tak tahu malu

"Al gue duduk disini ya, meja lain penuh soalnya. " Ucap Angelina genit kepada Alkairo yang nampak diam saja sedari tadi

"Kenapa masih diem disitu sih, minggir ngapa, " Ucap Angelina ketus

"Gimana mau minggir, lo nggak liat tu mangkok nya Emma masih penuh? " Ucap Raden tak habis pikir dengan Angelina.

Angelina tampak melirik kearah dimana mangkok Emma berada, memang mangkok Emma masih penuh bahkan belum ada separuh dari isi mangkok tersebut

"Bodo amat lah, gue mau makan minggir! " Ucap Angelina seraya mendorong tubuh Emma agar segera menyingkir

Brak!

"Awww, panas! " Ringis Angelina tertumpah kuah soto miliknya sendiri.

Semua para inti Beaver berdiri menghindari agar tidak terkena tumpahan kuah soto tersebut, namun percuma saja beberapa dari mereka juga ikut terkena meski tidak banyak. Beberapa dari mereka terkena cipratan biasa bagian celana, sedangkan Alkairo yang memang berada di antara Emma dan Angelina terkena bagian baju dan ikut merasakan panasnya kuah soto tadi.

Habis sudah kesabaran Emma kali ini. Sudah tau perutnya lapar bahkan maagh nya juga turut kambuh mengingat pagi tadi ia sedikit terlambat dan tak sempat untuk sarapan, kini ketika ia tengah makan Angelina justru datang dan mengganggu nya.

"Sialan lo-"

Bugh!

Bugh!

Plaakk!

Arghhh!

Belum sempat Angelina berbicara, Emma sudah melayang kan pukulan telak kepada Angelina membuat para murid berteriak ketakutan.

"Le-pa-sin, uhuk! " Ucap Angelina terbata ketika Emma mencekik lehernya dengan tubuh yang ia pepetkan ke dinding, terlihat dengan jelas jika tubuh Angelina melayang keatas akibat ulah Emma.

Mereka yang menyaksikan itu semua menganga tak percaya melihat Emma yang begitu kuat mengangkat tubuh Angelina.

"Le-pa-sin, gue sia-lan, g-gue bisa mati, " Ucap Angelina terbata

"Lo udah dengan berani mengusik ketenangan gue! Dan ini belum seberapa dengan semua yang udah lo perbuat ke gue dulu, brengsek! " Umpat Emma dengan marah. Tangannya yang ia pergunakan untuk mencekik leher Angelina semakin kuat membuat wajah Angelina seketika membiru

"Emma lepasin, lo bisa ngebunuh anak orang kalau kaya gini caranya. " Lerai Alkairo mendekati Emma.

Namun Emma sama sekali tidak perduli, justru cengkraman nya pada leher Angelina kian menguat.

"Anjir! Jauhkan Emma dari Angelina woyy! Bisa koit anak orang. " Teriak Raden panik

Seluruh murid kian ketakutan melihat betapa ganasnya Emma mencekik Angelina. Pasalnya wajah Angelina yang semula berwarna kemarahan kini sudah berganti membiru dapat dipastikan betapa sesaknya Angelina saat ini, terlihat dengan jelas Angelina yang sudah mulai meronta dan menggerakkan kakinya

"Tolongin gue, " Pinta Alkairo kepada teman temannya untuk membantu melepaskan cengkraman tangan Emma yang begitu kuat

Samudera dan yang lainnya bergerak dan membantu untuk melepaskan Angelina, mereka benar benar tak habis pikir dengan tenaga yang Emma miliki begitu kuat, bahkan mereka yang laki laki saja tidak sanggup melakukan nya.

"Emma, gue mohon. Lo bisa ngebunuh anak orang, lepasin Angelina Emma. " Ucap Alkairo tapi tetap tak digubris oleh Emma

Mata Emma hanya fokus kepada Angelina, bahkan area matanya sudah terlihat merah dan menimbulkan urat urat menandakan jika Emma benar benar dikuasai oleh amarah yang siap untuk meledak saat ini.

Bahkan Ella yang sedari tadi menyaksikan aksi itu dari kejauhan tak berani mendekat dan memilih untuk diam ditempat saja, hingga seorang guru datang dan membantu aksi Emma agar segera melepaskan cekalan tangannya barulah ia bisa bernafas lega

Bruk!

Tubuh Angelina jatuh luruh kebawah dan tak sadarkan diri. Beberapa murid dengan segera membantu Angelina agar segera ditangani sementara Emma sendiri menatap itu semua dengan datar tak ada yang berani mendekati nya bahkan para inti Beaver sekalipun termasuk Alkairo. Namun ketika Alkairo hendak membuka suara Emma lebih dulu pergi meninggalkan area kantin. Ia benar benar harus pergi dari sana dan mencari pelampiasan agar amarah nya dapat reda

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!