Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24.
Saat kedua anggota group barat itu tiba didalam kamar tempat terjadinya kegaduhan, terlihat Julian yang sedang meringis kesakitan dengan kaki dan tangan yang dikunci oleh Kenneth sehingga membuat Julian tak dapat bergerak sama sekali.
Kedua anggota group barat tentulah tidak ada yang berani ikut campur, apalagi Kenneth adalah ketua dari group barat walaupun kini markas diambil alih oleh Julian, akan tetapi mereka memilih membiarkan konflik tersebut diselesaikan oleh Kenneth dan Julian sendiri, mau membantu Julian pun percuma mereka tidak akan bisa menang dari Kenneth.
"Dad, ini sakit sekali lepaskan!"
Setelah melihat Julian sudah lemas dan kesakitan Kenneth pun melepaskan Julian.
"Segera ceraikan gadis keturunan group Limson ini, lagipula kau sudah menemukan pengganti untuk pemuasmu diatas ranjang bukan? Jangan buat ini jadi berbelit-belit!" kata Kenneth.
"Ba-baik Dad,"
Karena tidak mau melawan lagi perintah Ayahnya, Julian pun akhirnya berdiri dan menatap kearah Eleanor sementara Eleanor masih enggan menatapnya balik.
"Ele, apa kau tetap tidak mau memaafkan aku?"
"Dengar, aku tidak sudi lagi hidup sebagai isteri dari laki-laki bejad sepertimu!"
"Ele, sesungguhnya aku sangat mencintaimu tapi ini diluar kuasaku, aku tidak bisa lepas dari gadis yang aku tawan sendiri, aku minta maaf!"
"Aku sudah muak mendengar suaramu Julian, hari ini juga aku akan keluar dari rumahmu dan aku akan secepatnya urus perceraian kita!"
Setelah mengatakan hal itu, Eleanor kemudian pergi meninggalkan rumah tersebut sementara Julian masih meratapi kepergian Eleanor apalagi Eleanor sangat serius ingin bercerai darinya.
"Dad, aku masih mencintainya!"
"Bukankah kau sendiri yang memutuskan untuk bermain api, maka jangan merengek ketika kau terbakar!"
Kenneth pun ikut pergi meninggalkan rumah tersebut, sebenarnya Kenneth mencari-cari keberadaan Eleanor yang pasti belum jauh dari rumah tersebut! Namun Eleanor yang sudah lebih dulu naik taxi yang tadi telah mengantarnya ke tempat itu, sudah tidak bisa lagi Kenneth temukan.
Didalam taxi, Eleanor terus menangis! Bukan menangis akibat masih mencintai Julian, namun menangisi atas kebodohannya karena tidak terima telah diduakan sekian lama oleh Julian, rasa cinta Eleanor pun telah lama hilang sejak dirinya merasa curiga pada gelagat aneh Julian, dan sekarang ketika sudah mengetahui kebenarannya Eleanor sama sekali tak memiliki rasa cinta lagi untuk Julian.
Tapi penyesalan yang Eleanor rasakan kali ini tidak main-main, dia telah meninggalkan keluarganya demi laki-laki brengsek seperti Julian! Tidak mungkin juga Eleanor kembali pada keluarganya setelah semua yang terjadi.
"Aku benci padamu Julian, kau harus merasakan pembalasanku! Beraninya kau mempermainkan aku, lihat apa yang akan aku lakukan!" kecam Eleanor sambil mengepalkan tangannya.
Untuk beberapa saat Eleanor beristirahat dulu didalam kamarnya, rasanya tubuhnya masih lemas untuk membereskan barang-barangnya kedalam koper, malam nanti barulah Eleanor akan mempacking barang-barangnya kemudian pergi meninggalkan rumah ini.
Hari ini Kenneth sebenarnya sampai bolos kerja, dan kembali ke rumah! Dirinya hanya berdiri menatap pintu kamar Eleanor namun tidak berani mengetuknya, entah setan apa yang telah membawanya berbuat gila seperti sekarang yang datang kedepan pintu kamar menantunya sendiri.
Yang jelas Kenneth merasa khawatir atas kondisi Eleanor yang saat ini sedang dalam kondisi bersedih dan kecewa! Kenneth pun tidak memiliki keberanian untuk sekedar mengetuk pintu kamar Eleanor dan akhirnya memutuskan untuk tidak jadi menghampirinya.
Di rumah yang dibeli oleh Julian untuk menampung Lily tawanan kamarnya, setelah sempat beberapa lama Julian hanya diam dan duduk disofa sambil memukul-mukul dahinya sendiri dengan kotak rokok.
Julian kemudian menatap Lily yang saat ini hanya terdiam menemaninya duduk disofa.
"Kau kemasi barang-barangmu sekarang!"
"Tapi untuk apa Tuan?"
"Mulai sekarang, kau akan tinggal di rumahku! Elea sudah memutuskan pergi, semuanya sudah terlanjur kacau dan hancur, jadi sebaiknya kau ikut aku tinggal disana!"
"Apa aku akan tidur di kamar bekas nona Eleanor dan kau tidur?"
"Ya, mungkin aku bisa menikmati tubuhmu lebih nyaman lagi jika melakukannya disana! Akan aku bayangkan jika aku sedang melakukannya dengan Eleanor!"
Lily pun hanya bisa pasrah dan menurut saja baginya yang terpenting adalah keselamatan sang Ayah yang saat ini masih ditawan didalam markas group barat, Lily tidak mau mencari masalah dan tidak mau ayahnya disakiti!
"Baiklah aku akan berkemas!"
Malam harinya ketika Eleanor sudah mulai memasukan barang-barang miliknya kedalam koper besar, Julian dan Lily pun datang dan menemuinya didalam kamar.
Eleanor sampai-sampai semakin merasa muak dan menyesal karena pernah jatuh cinta pada laki-laki gila seperti Julian, bagiamana tidak dikatakan gila? Bisa-bisanya Julian datang membawa selingkuhannya ke kamar tempat sang istri berada.
"Tidak bisakah kau menunggu aku pergi dulu dari rumah ini baru kau membawa gadis pemuasmu itu?"
"Ele, sebenarnya jika kau tidak meminta untuk bercerai ini semua tidak akan terjadi dan aku tidak perlu membawanya kesini!"
"Kau benar-benar gila Julian, aku semakin yakin untuk secepatnya menceraikanmu!"
"Ele, kau akan sangat rugi meminta cerai dariku! Kau tidak bisa menuntut apa-apa dariku, semua harta yang aku miliki adalah atas nama Daddyku, jadi percuma kau meminta cerai dariku kau tidak bisa hidup nanti!"
Eleanor pun sampai tertawa sinis mendengar ucapan yang keluar dari mulut samph Julian.
"Ternyata selain gila dan bajingan, kau juga sangat miskin!" kata Eleanor sambil menarik resleting kopernya.