NovelToon NovelToon
CEO Dan Pasukan Khusus

CEO Dan Pasukan Khusus

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:739
Nilai: 5
Nama Author: Khresno Bayu

Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.

Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.

Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11

Pagi hari setelah misi malam tadi selesai, Rafendra yang baru bangun segera meraih hpnya karena ada notifikasi pesan masuk. Notifikasi itu berasal dari Jendral Herman yang memberikan informasi perihal tentara bayaran yang berada di desa mereka.

Setelah dibuka Rafendra kaget melihat gambar yang disematkan dalam pesan itu. "Seperti yang aku duga kelompok ini memang sekelompok mafia yang berkedokan tentara nasional" Ucap Rafendra dalam hatinya.

Selang beberapa menit setelah Rafendra melihat pesan itu dia mendapatkan telfon dari Jendral Herman. "Halo Jendral adalah yang bisa saya bantu?" Ucap Rafendra kepada Jendral Herman.

"Ya Halo Crow, bagaimana kamu sudah melihat isi pesanku?" Ucap Jendral Herman kepada Rafendra. Rafendra merasa ada hal yang penting yang akan di sampaikan oleh Jendral Herman.

"Sudah Jendral seperti yang saya duga bahwa tentara bayaran itu ada kaitannya dengan mafia di negara ini" Ucap Rafendra kepada Jendral Herman.

"Hahahahaha aku suka pemikiran mu crow, kamu jauh dalam hal mengidentifikasi musuh musuh kita" Ucap Jendral Herman sambil ketawa.

"Kamu tau Crow mafia ini sudah berkembang sangat pesat bahkan di ibukota ada beberapa markas mereka yang terang terangan beroperasi karena ada bekingan dari beberapa penjabat dan para oknum oknum pemerintah dan petugas keamanan setempat yang terlibat dalam bisnis ini" Ucap Jendral Herman dari sebrang telfon.

"Dan ini semua pasti berhubungan dengan tugas atau pekerjaan tambahan yang disiapkan untuk kami bukan Jendral?" Ucap Rafendra yang menebak tentang pekerjaan mereka nantinya.

"Hahahaha, kamu benar benar hebat Crow tapi tidak hanya itu saja tujuannya, ada beberapa hal yang tidak bisa aku jelaskan kepada kalian karena ini bertentangan dengan perintah dari pak Presiden dan aku harap kalian bisa menikmati pekerjaan tambahan kalian nanti" Ucap Jendral Herman kelada Rafendra.

"Jadi kapan kami akan mendapatkan informasi pekerjaan itu Jendral?" Ucap Rafendra yang penasaran dengan detail tugas mereka nanti.

"Kamu tidak usah terburu buru Crow nikmati saja hari libur kalian dan tunggu informasi dari aku, satu minggu lagi aku akan memberitahukan kalian" Ucap Jendral Herman kepada Rafendra.

"Baik Jendral kami akan menunggu informasi dari Jendral" Ucap Rafendra yang mengiyakan perintah Jendralnya itu.

"Iya udah aku akhiri dulu crow" Ucap Jendral Herman sambil menutup telfonnya. Rafendra setelah menerima telfon itu memutuskan untuk kedepan rumah.

Didepan rumah Rafendra melakukan olahraga pagi untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Rafendra yang sedang fokus tidak menyadari bahwa orangtuanya memperhatikan Rafendra yang sedang olahraga pagi.

"Nak kok sekarang kamu sering sekali olahraga pagi tidak seperti dulu?" Ucap ayah Rafendra yang sudah duduk di teras rumahnya.

"Eh ayah maaf Rafendra tadi tidak melihat ayah duduk disitu" Ucap Rafendra sambil menyudahi latihannya dan berjalan kearah Wijaya.

"Enggak apa apa nak, sini duduk di samping ayah" Ucap Wijaya kepada Rafendra. Rafendra mengangguk dan duduk di samping ayahnya.

Setelah duduk Wijaya kemudian berkata kepada Rafendra "Nak kamu enggak ada rencana buat menikah gitu" Ucap Wijaya kepada Rafendra.

Rafendra yang mendengar itu pun kaget kenapa ayahnya malam membahas permasalahan itu. "Anu ayah kenapa ayah membahas itu sekarang Rafendra masih belum memikirkan kesana yah" Ucap Rafendra yang memang belum kepikiran untuk menikah.

"Nak ayah dan ibu kan sudah tua sudah waktunya untuk menimang cucu" Ucap Wijaya kepada Rafendra. Rafendra yang mendengar itu hanya menghela nafas.

"Iya ayah nanti ya, Rafendra belum menemukan calon buat ayah dan ibu" Ucap Rafendra yang mencari alasan agar bisa menghindari pembahasan ini.

"Kalau masalah itu bagaimana kalau ayah dan ibu yang nyariin?" Ucap Wijaya kepada Rafendra. "Enggak yah biar Rafendra yang mencari sendiri" Ucap Rafendra menyaut ucapan ayahnya.

"Hem iya udah tapi ayah tidak mau kamu lama lama dan kalau sudah ketemu calonnya segera bawa dia menemui ayah dan ibu" Ucap Wijaya yang menekankan ucapannya kelada Rafendra.

"Iya ayah nanti Rafendra bawa ke rumah kalau calonya sudah ada" Ucap Rafendra yang mengiyakannya ucapan ayahnya itu.

Rafendra yang mulai bingung perihal permintaan ayahnya itu, karena menurut Rafendra permintaan ayahnya itu sangat sulit sedangkan Rafendra saja tidak memiliki kekasih.

Selama Rafendra menjadi tentara khusus dia memang tidak peduli perihal perempuan dan pasangan hidup dia hanya berfokus kepada misi yang diberikan oleh atasnya dan melupakan hal hal yang berkaitan dengan masa depannya.

"Hahh lebih baik aku berusuran dengan seribu tentara musuh dari pada harus berurusan dengan namanya cinta" Ucap Rafendra dalam hati yang merasa pasrah kalau berurusan dengan asmara.

Setelah obrolan ayah dan anak itu mereka memutuskan untuk masuk rumah, Rafendra yang merasakan gerah segera melangkah kekamar mandi untuk membersihkan tubuh nya yang penuh dengan keringat.

********

Disis lain di kantor kelurahan sudah berkumpul beberapa warga yang ingin mengetahui apa yang terjadi kepada Juragan Udin dan Angga tadi malam dan membahas masalah para tentara bayaran yang ada di desa mereka.

Pukul sepuluh pagi pak Lurah Sholeh sudah datang bersama jajarannya dan duduk di balai desa Karet. Para warga yang melihat itu kemudian riuh untuk Berspekulasi tentang hal hal yang akan di sampaikan oleh Pak lurah mereka itu.

"Mohon tentang para warga sekalian kita mulai rapat terbuka bersama warga" Ucap salah satu perangkat desa Karet yang membuat seluruh warga diam.

"Baiklah saya selalu lurah akan menyampaikan beberapa informasi yang saya dapatkan tadi malam" Ucap pak Sholeh kepada seluruh warga sontak membuat para warga diam dan mulai mendengarkan.

"Menurut informasi yang saya dapatkan seluruh tentara itu sudah diamankan oleh pihak kemiliteran tadi malam" Ucap Pak Sholeh kepada seluruh warga yang hadir disana.

Sontak warga yang mendengar itu bersorak gembira karena para tentara itu sudah berhasil diamankan. "Satu lagi dalang dibalik para tentara itu adalah Juragan Udin dan Anak saya sendiri Angga" Ucap Pak Sholeh yang kembali menjelaskan kepada para warga disana

"Untuk mereka berdua sekarang baru di proses oleh pihak berwajib dan saya juga tidak akan mentolerir apa yang dilakukan oleh Juragan Udin dan Anak saya" Ucap Pak Sholeh yang sangat tegas kalau perihal keamanan para warga.

Warga pun tenang karena Pak lurah mereka tidak pilih pilih kalau menghukum seseorang yang sudah membuat gaduh didesa mereka.

"Dan ini saya serahkan kembali sertifikat tanah para warga yang pernah disita oleh Juragan Udin, akan kami bagikan satu satu dengan cara memanggil satu per satu warga yang memiliki sertifikat yang ada di atas meja ini" Ucap Pak Lurah yang mulai memanggil satu per satu warga yang sertifikatnya diambil oleh Juragan Udin.

*********

Sore hari di desa Karet, setelah kejadian tadi malam dan informasi yang di berikan Pak Lurah para warga sudah mulai beraktifitas dengan nyaman seperti tahun tahun dulu sebelum datangnya Juragan Udin ke desa karet.

Di sebuah warung didekat lapangan desa Karet Rafendra, Ahmad, Zaki dan Fikri memutuskan untuk berkumpul sambil makan sore.

"Lahhh baru kalian berdua yang disini mana Ahmad?" Ucap Zaki yang melihat cuma ada Rafendra dan Fikri yang baru datang.

"Nohhh tu orangnya baru jalan kesini" Ucap Rafendra yang menunjuk ke arah Ahmad. "Lahhh kenapa itu perempuan ikut juga" Ucap Fikri yang melihat Ahmad sedang berjalan kearah mereka bersama Sherly.

"Lahhh bener juga, tumben itu Sherly mau jalan sama Ahmad" Ucap Zaki yang merasa heran dengan Sherly.

"Ya mungkin mereka sedang PDKT kali" Ucap Rafendra menimpali perkataan kedua temannya itu sambi memasukan gorengan ke mulutnya.

Setelah beberapa saat Ahmad pun sampai di tempat mereka bertiga sedang duduk. "Maaf gaes aku telat, karena sekalian jemput Sherly katanya mau ikut karena ada yang ingin dia ketahui tentang kita" Ucap Ahmad kepada ketiga sahabatnya itu.

Rafendra, Zaki dan Fikri kemudian melihat ke arah Ahmad yang masih berdiri. "Iya udah kalian duduk dulu sekalian pesan minuman dan makan dulu" Ucap Rafendra kepada Ahmad dan Sherly.

Setelah mereka berdua memesan makanan kamudian mereka duduk bareng dengan Rafendra, Zaki, dan Fikri. "Jadi apa yang ingin kamu tanyakan kepada kami Sher?" Ucap Rafendra yang bertanya kepada Sherly.

"Emmm aku mau tau sebenarnya kalian itu di ibukota kerja apa sih sampai sampai kalian bisa menjadi salah satu tentara?" Ucap Sherly dengan suara yang pelan sehingga cuma mereka berlima saja yang mendengarnya.

"Kami memang dulu itu pergi ke ibukota memang untuk mendaftar sebagai tentara tanpa sepengetahuan orang tua kami" Ucap Rafendra kepada Sherly.

"Setelah kami mendaftarkan diri ternyata kami berempat diterima bersamaan dan berlatih dicamp yang sama sampai dua tahun lamanya disana" Ucap Zaki yang menimpali penjelasan dari Rafendra.

"Setelah dua taun kami aku mendaftarkan diri ke pasukan yang lebih tinggi dengan syarat harus keluar dari kemiliteran terlebih dahulu, tetapi setelah melakukan tes aku tidak diterima" Ucap Rafendra kembali menjelaskan.

"Tetapi selang beberapa hari aku ditemui oleh beberapa orang dari staf kepresidenan dan membawaku untuk bertemu dengan presiden, setelah sampai di istana aku ditawari oleh Pak presiden untuk masuk ke pasukan Khusus yang dibawah perintah langsung presiden" Ucap Rafendra.

"Jadi kamu adalah pasukan khusus Pak presiden" Ucap Sherly menyela ucapan Rafendra. Rafendra hanya mengangguk dan melanjutkan penjelasannya.

"Benar aku adalah pasukan Khusus dibawah presiden dan merupakan kapten dari pasukan Khusus itu" Ucap Rafendra kepada Sherly.

"Dan setelah Rafendra masuk di pasukan Khusus dia merekrut kami sebagai anggota pertamanya dan juga anggota inti dari Tim Kami" Ucap Ahmad yang menimpali penjelasan Rafendra.

"Itulah yang membuat kami bisa bersama selama ini dan bertugas di satuan yang sama" Ucap Fikri yang menyela pembicaraan.

"Jadi kalian semua adalah pasukan khusus" Ucap Sherly yang masih terheran heran dengan keempat pemuda itu.

Mereka berempat hanya mengangguk mengiyakan ucapan Sherly. "Mad kenapa kamu tidak menjelaskan status kalian kemarin" Ucap Sherly kepada Ahmad sambil memandangi dan memandang tangan Ahmad.

"Bukan aku tidak mau menjelaskan ke kamu Sher, tapi itu bukan hakku untuk menjelaskan karena aku bukan ketua tim dan Rafendra lah yang berhak menjelaskan itu" Ucap Ahmad kepada Sherly.

Rafendra, Zaki dan Fikri hanya termangu kerena melihat kedekatan Ahmad dan Sherly. "Hemmm udah pegangan tangan aja kalian berdua" Sindir Fikri yang merasa tersaingi oleh Ahmad.

Sherly yang mendengar itu kemudian segera melepaskan tangan Ahmad. "Terimakasih telah menjelaskan kepadaku, dan untuk kedepannya kalian akan bagaimana?" Ucap Sherly kepada keempat pemuda itu.

"Untuk sementara ini kami menunggu perintah selanjutnya dari Jendral kami untuk ditempatkan di sebuah perusahaan di ibukota untuk menyembunyikan identitas kami" Ucap Rafendra kepada Sherly.

1
Jenny Ruiz Pérez
Wow, bagus banget thor! Dalem banget rasanya.
Tumpang: terimakasih kak
total 1 replies
Lah_
Keren! 😍
Tumpang: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!