Dibalik diamnya seorang istri ada penyesalan suami yang sangat mendalam.
Zhia Vanelesia yang telah merasa lelah dengan sikap sang suami yang suka seenaknya saja akhirnya memilih untuk Diam. Dia tidak perduli lagi dengan apa yang di lakukan suaminya dan memilih untuk mengejar karirnya kembali.
Rayyan Ardinata sosok suami yang masih suka kebebasan. Dia selalu menghabiskan waktunya dengan nongkrong dengan teman temannya di bar. Hingga akhirnya Rayyan terkejut melihat reaksi istrinya yang akhirnya diam dan tidak perduli lagi akan apa yang dia lakukan.
Rayyan langsung saja membuat keputusan untuk membawa wanita ke rumah besar mereka untuk melihat bagaimana reaksi istrinya nantinya.
Namun, alangkah terkejutnya Rayyan melihat reaksi istrinya ketika melihatnya sedang bercumbu mesra dengan selingkuhannya di dalam kamarnya.
Mulai dari kejadian itu, Rayyan memilih untuk berubah dan mengejar kembali cinta sang istri.
Akankah Rayyan berhasil merebut hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 05
Zhia memutuskan untuk merawat tubuhnya. Dia mengunakan uang yang dia minta dari jasa modelnya nantinya. Zhia pergi ke salon sahabatnya yang kebetulan tidak jauh dari rumahnya.
"Haii, Nyonya Rayyan. Kesambet hantu apa nih sehingga kamu mampir ke salon aku" ucap menyambut kedatangan Zhia.
"Sudah jangan banyak tanya. Aku mau merawat tubuhku dulu karna besok aku ada pemotretan. Aku mau kamu mengubah seluruh penampilanku" ucap Zhia to the point.
"Apa! Kamu mau kembali ke dunia permodelan? Apa suamimu yang kaya raya itu mengijinkannya?"
"Aku tidak perduli lagi dengannya. Lebih baik aku mencari kebahagiaanku sendiri dari pada memikirkan pria yang tidak bersyukur memilikiku"
Mendengar ucapan Zhia, Rissa tersenyum kecil. Dia memang sudah tau jika rumah tangga Zhia dan Rayyan tidak bahagia. Rissa dulu memang tidak menyukai hubungan mereka. Tapi, karna Zhia yang keras kepala dan tetap bersikeras ingin menikah dengan Rayyan maka Rissa akhirnya memilih untuk diam.
Sebagai seorang sahabat Rissa hanya mampu menasehati Zhia dan memberi kekuatan kepada Zhia. Rissa dan Zhia adalah sahabat sejak kecil jadi mereka sudah sangat dekat bahkan sudah seperti kakak adik kandung.
"Baiklah! Aku akan mengubah penampilanmu. Aku akan buktikan kepada pria mata keranjang itu jika sahabatku ini sangat cantik" ucap Rissa membawa Zhia ke ruang perawatannya.
Rissa melakukan tugasnya dengan sangat baik. Dia tidak mau mengecewakan sahabat yang sudah seperti adiknya sendiri. Rissa memberikan perawatan terbaik di salonnya sehingga membuat kecantikan Zhia yang lama terpendam langsung terpancar kembali.
Cukup lama Zhia melakukan perawatan hingga akhirnya ketika dia keluar dari ruang perawatan dan menatap pantulan dirinya di cermin. Zhia menatap wajahnya yang kini semakin cerah walaupun masih ada plek hitam dan bekas jerawat. Tapi, Zhia yakin jika dia terus melakukan perawatan maka plek dan bekas jerawat itu akan hilang dengan sendirinya.
"Wau... kamu memang sangat bisa di andalkan, Ris" ucap Zhia menatap puas dengan hasil perawatan yang di berikan Rissa.
"Tapi, ingat kamu harus sering sering datang. Biar si buaya darat itu klepek klepek melihat kecantikanmu" ucap Rissa kesal mengingat sifat Rayyan yang mata keranjang.
"Siipp... Kamu tenang saja" ucap Zhia tersenyum.
"Kamu mau pulang?" ucap Rissa melihat hari yang sudah mulai sore.
"Tidak! Aku mau shoping dulu"
"Kalau itu aku setuju. Sudah lama kita tidak shoping bersama. Sekarang ayo kuta pergi" ucap Rissa langsung saja semangat.
Rissa menarik tangan Zhia keluar dari salonnya. Melihat tingkah sahabatnya itu yang merasa senang ketika mendengar kata Shoping Zhia hanya mampu mengelengkan kepalanya kecil.
Kedua sahabat itu pergi ke mol terdekat. Mereka langsung saja memborong pakaian pakaian yang mereka sukai. Apalagi Zhia, dia memerlukan banyak baju abju bagus yang akan dia gunakan saat pemotretan nantinya.
Setelah puas berkeliling Zhia dan Rissa memilih untuk pulang. Rissa melirik jam tangannya yang kini sudah menunjuk ke pukul sepuluh malam. Rissa panik takut jika Zhia akan di marahi Rayyan karna pulang larut malam.
"Zhi, apa suamimu tidak marah?" ucap Rissa menatap Zhia yang terlihat santai di sampingnya.
"Tidak! Kami sudah membuat perjanjian jika kami bebas melakukan apapun. Lagian aku hanya shoping dan juga melakukan perawatan" ucap Zhia santai sambil terus berkaca.
"Sudah! Kamu berkaca seratus kalipun wajahmu itu tidak akan berubah. Akan tetap seperti itu" ucap Rissa kesal sambil menarik kaca kecil yang sedari tadi ada di tangan Zhia.
"Ia... Ia, sekarang kamu pokus menyetir gih" ucap Zhia memayunkan bibirnya.
Rissa melajukan mobilnya dengan kesepatan sedang menuju rumah mewah Zhia dan Rayyan. Sesampainya di perkarangan rumahnya Zhia langsung saja mengerutkan keningnya binggung ketika melihat mobil Rayyan yang sudah terparkir dengan rapi di halaman rumah.
"Kesambet setan mana tu lakikmu. Tumben jam segini sudah pulang" ucap Rissa menatap mibil Rayyan.
"Mungkin lagi malas mencari hiburan di luar. Sudahlah! Aku masuk dulu ya. Kamu hati hati awas jangan tabrak lobang" ucap Zhia keluar dari mobil Rissa.
"Siap, komandan" ucap Rissa tersenyum lalu melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Zhia.
Zhia melangkahkan kakinya memasuki rumahnya dengan santainya. Sesampainya di ruang tamu dia melihat Rayyan sedang duduk seorang diri. Sama seperti dirinya dulu yang selalu menunggu kepulangan Rayyan sampai larut malam.
Mendengar suara langkah kaki Zhia yang berlahan mendekatinya Rayyan menatap tidak percaya perubahan istrinya itu. Rayyan dapat melihat kecantikan Zhia yang selama ini terkubur di dalam kulit kusamnya.
"Kamu dari mana saja?" ucap Rayyan datar sambil menyembunyikan tatapan kekagumannya kepada Zhia.
"Habis bersenang senang" ucap Zhia santai lalu melewati Rayyan sambil memabawa barang belanjaannya.
"Kamu dapat uang dari mana?" ucap Rayyan menatap barang belanjaan Zhia yang begitu banyak.
"Terserah aku mau dapat dari mana. Lagian kamu tidak perlu tau urusanku. Lebih baik kamu urus saja hidupmu sendiri" ucap Zhia tanpa menatap ke arah Rayyan.
Zhia kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Tidak bisa banyak bertanya Rayyan akhirnya diam dan memilih untuk mengikuti Zhia dari belakang. Sesampainya di kamar Zhia langsung saja meletakkan belanjaannya lalu pergi ke kamar mandi.
Zhia menguyur tubuhnya dengan air hangat. Dia tersenyum mengingat raut wajah Rayyan uang sangat kacau. Belum ada dua puluh empat jam dia mendiamkan Rayyan tapi, terlihat dengan jelas jika Rayyan sudah kerepotan sendiri.
Setelah selesai mandi Zhia langsung saja mengenakan piyama tidurnya. Tak lupa dia duduk di meja rias sambil mengoleskan cream malam yang di berikan Rissa. Rayyan terus saja memperhatikan Zhia yang sedang sibuk dengan urusannya sendiri.
Rayyan sengaja tidak mandi dan ganti pakaian agar Zhia mengomelinya dan menyuruhnya untuk mandi. Namun, Zhia tidak perduli sama sekali. Setelah selesai dengan urusannya Zhia membaringkan tubuhnya di atas kasur mereka.
Melihat Zhia yang mengacuhkannya Rayyan bergumam kesal. Dia langsung saja membaringkan tubuhnya di damoing Zhia lalu memekuk Zhia dengan erat. Rayyan berharap Zhia akan mrnyuruhnya mandi karna bau keringatnya yang masih menempel di tubuhnya.
Namun, bukannya menyuruhnya mandi Zhia malah langsung tertidur dengan pulasnya. Rayyan bangkit dari tidurnya lalu mengacak acak rambutnya frustasi.
Jujur saja dia juga tidak merasa nyaman dengan penampilanya saat ini. Rayyan merasa gerah dan bau keringatnya membuatnya tidak nyaman. Hingga akhirnya dia mengalah lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya tanpa menunggu perintah dari Zhia.
Bersambung....
Kinan cinta Zhia
Zhia cinta Rayyan
ini cinta segi 4 atau jajar genjang 😅😅