Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.
Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10 : Tentang kita
Aland menepikan mobilnya di sebuah hotel. Dirinya hanya ingin beristirahat malam ini. Dan melanjutkan perjalanan pulang besok. Mereka pun harus membuat laporan ke kantor polisi setempat tentang kejadian yang terjadi.
“Kenapa gak langsung pulang?” Tanya Sera yang belum bergerak untuk membuka seatbeltnya.
“Apa kamu lupa untuk membuat laporan ke polisi?”
Sera menatap Aland yang terlihat masih bersabar dengan tingkah egoisnya. Yah. 2 harian ini dirinya selalu memukul dan menampar Aland sesuka hati demi kepentingan dirinya. Dan penangkapan Roy berhasil karena bantuan dari Aland.
Sera menghembuskan nafas berat, “Apakah kamu masih yakin mau dengan cewek bar bar kayak aku? Aku minta maaf sudah memukul perut dan menamparmu. Aku hanya ingin nama baikku bisa kembali dan mengakhiri masa hukuman ini.” Jelasnya sambil tertunduk.
Aland tersenyum tipis lalu Aland mengangkat dagu Sera untuk menatapnya. “Aku tau kamu punya ambisi dan cita citamu. Aku hormati dan hargai itu tapi bisakah kamu juga meminta bantuanku disaat sulit. Aku akan membantumu dengan semampuku.”
Sera menatap wajah tampan itu terlihat dangat tulus mencintainya.
“Aku tidak akan pernah mundur menjadikanmu milikku Sera.” Aland mendekatkan wajahnya dan mencium kening Sera yang mematung mendengar kata kata dan perlakuan Aland.
1 detik...
2 detik...
3 detikk...
Aland tersenyum geli melihat Sera tersemu saat dirinya mencium kening Sera. “Apa kamu mau tidur di mobil? Ayo turun!” Aland mencubit pipi Sera gemas lalu keluar mobil.
Sera yang tersadar pun memegang keningnya dan keluar dengan pelan.
“Mau aku cium lagi?” tanya Aland yang melihat Sera masih bengong.
Sera menatap tajam ke arah Aland lalu berjalan cepat masuk ke hotel.
****
“Sera...” panggil Sean saat dirinya dan Aland selesai membuat laporan di kantor polisi.
“Sean. Kenapa kamu bisa disini?” Sean melirik Aland yang terlihat berdiri sangat dekat dengan Sera.
“Aku berkomunikasi dengan polisi tentang kejadian semalam. Apa kamu mau pulang? Aku bisa mengantarmu.” Tawar sean lagi.
Sera merasakan tubuh Aland yang mengeser lebih dekat dengannya menandakan kini sang tunangan sedang tidak baik baik saja.
“Tidak perlu. Aku akan pulang kerumah Mama. Bagaimana dengan keadaan Jessy?”
“Dia masih shock dan sedang berada di rumah sakit. Oh ya, mengenai Dobby, aku sudah melaporkan pada komandan dan lusa dia ingin bertemu denganmu.”
“Baiklah.. aku akan kesana lusa. Aku pulang ya Kapt..”
Tanpa basa basi Aland segera memegang tangan Sera dan menuntunnya menuju mobil.
“Bisakah kita membiarkan orang tau Tentang Kita?” tanya Aland saat sedang menyetir.
Pertanyaan itu sudah lama berada di pikirannya.
“Haaahh” Sera pun akhirnya mendengar pertanyaan itu.
“Apakah terlalu sulit? Atau karena pekerjaanmu yang menuntutmu untuk menyembunyikan hubungan kita?”
“Bukan begitu....”
“Lalu apa karena kamu belum menyukaiku Sera?”
Pertanyaan terakhir seketika membuat Aland sadar bahwa masih ada jarak di antara mereka.
“Bukankah kamu bilang tidak akan mundur?” kini Sera mengulang kata kata Aland tadi malam.
“Aku tidak pernah akan mundur. Aku akan menunggumu membalas perasaanku Sera.”
Sera menatap laki laki yang terlihat sangat yakin ingin bersamanya membuat hatinya merasa tersentuh.
“Lusa aku akan mengatakan kepada komandan tentang kita. Aku minta kamu bersabar sebentar.”
Jawaban Sera memunculkan senyum manis diwajah Aland.
“Terima kasih”
*****
Aland kembali ke kantornya dan terlihat sudah ada orang tuanya yang menunggu di dalam ruangan.
“Sayang.. apa yang terjadi?” Min Ah sang mama yang terlihat masih cantik diusianya yang sudah setengah abad memeluk Aland.
“Kenapa kamu berada di kantor polisi bandung?” tanya sang Papa yang kini melepas kacamatanya dan berdiri menatap anak tunggalnya.
Yah. Tentu saja ada oknum kepolisi yang pasti melaporkannya hingga ke telinga orang tuanya.
“Aku membantu kasus yang sedang ditangani oleh Sera Pa. Karena kasus ini yang membuat Sera terkena sanksi 1 tahun dari kompinya.” Jelas Aland melepaskan jasnya dan duduk di sofa. Mamanya mengikutinya dan ingin mendnegar cerita lainnya.
“Kasus apa? Kenapa dia tidak meminta bantuan papa?”
Aland terkadang lupa kalo orang tuanya sangatlah posesif dan tentu saja menyanyanginya.
“Bukankah papa terlalu sibuk dan kenapa bisa papa sekarang berada disini.”
“Ferdi mendapat berita dari kepala polisi disana bahwa kamu membuat laporan dan kebetulan setelah menyelesaikan pertemuan papa langsung mengajak mama mu mampir kemari.”
Yah orang tua Aland mendapatkan kabar dari asisten pribadi Dion.
“Apa semuanya sudah selesai?” tanya Min Ah
Aland mengangguk, “Sudah ma. Dan Sera juga sedang beristirahat sekarang.”
“Lalu kapan kalian akan mempublikasikan hubungan kalian?” tanya Dion.
“Segera. Dan aku akan mengajak Sera menemui mama dan papa.” Ucap Aland.
Saat lamaran kemarin mereka belum sempat berbicara langsung dengan Sera karena Sera masih kaget dengan acara tersebut sehingga Dion dan Min Ah belum bertemu dan berbicara dengan Sera.
“Baiklah aku serahkan semuanya denganmu. Kami pergi dulu.”
*****
Aland pulang menuju apartemennya dan saat di parkiran dirinya melihat seorang anak kecil bersama ibunya menghampirinya.
“Om mau beli bunga ini gak?” anak yang berkisar usia 5 tahun itu menyodorkan seikat bunga kertas berwarna warni hasil karyanya kepada Aland.
Aland menunduk dan mensejajarkan dengan anak kecil itu, “Apa ini kamu yang buat?” tanya Aland. Sang ibu hanya tersenyum melihat anaknya.
“Iya aku membuatnya dengan bantuan ibuku. Ini bisa om kasih buat pacar om. Pasti pacar om suka.” Ucapnya ceria.
Aland pun mengeluarkan beberapa lembar uang dan menyerahkannya kepada anak kecil itu.
“Hanya 30 ribu harganya. Ini kelebihan.” Ucap sang ibu.
“Gak papa bu. Saya memberikannya ikhlas.” Jawab aland.
“siapa nama kamu?” tanya Aland lagi.
“Zevanya om. Kita tinggal di lantai 2. Terima kasih om dan kami pergi dulu.” Ucap sang anak menggandeng tangan ibunya lalu menuju lift.
Saat tiba di depan kamar apartemennya Aland berbalik dan menuju apartemen Sera. Tak lama Sera membuka pintu dengan masih mengucek matanya menandakan dia baru saja bangun.
“Ini bunga pertama aku buat kamu. Aku akan segera membuat kamu jatuh cinta denganku.” Sera yang mendengarnya pun bersemu merah. Dan mengambil buket bunga itu.
“Baru pulang kerja?” Aland mengangguk.
“Sudah makan?” Aland menggeleng.
“Masuk dulu. Aku juga lapar dan mau makan. Aku akan masak sesuatu untuk kita.” Ucap sera berjalan mendahului.
Setelah 30 menit menunggu Sera membawa 2 piring nasi goreng untuknya dan Aland.
“Apa setelah dari kompi kamu bisa ikut denganku?”
“Kemana?”
“Mama dan Papa ingin menemuimu. Hanya makan malam biasa. Mereka ingin bertemu dengan calon menantunya.”
“Baiklah. Kamu jemput aku setelah aku selesai.” Jawab Sera.
Mereka pun memakan makan malamnya dengan damai.
***
Maaf ya belum ada romantisnya. Nanti aku buatin full romantisnya untuk mereka.
Tinggalkan jejaknya ya..
Terima kasih.
seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.