Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.
Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?
Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liburan di korea
Setelah semua drama yang terjadi di sekolah dan hukuman yang Larissa dapat dari genk Dark Sovereign, akhirnya liburan kenaikan kelas tiba setelah beberapa minggu kemarin ujian kenaikan kelas. Larissa tak mengikuti ujian dan sudah menerima hukumannya—dikeluarkan oleh pihak sekolah karena perbuatannya yang keterlaluan karna melanda aturan sekolah. Dengan begitu, Alana bisa menikmati liburannya dengan tenang setelah ujian saat inj.
Liburan kali ini terasa sangat spesial. Bukan hanya karena ia bisa menghabiskan waktu bersama Bunda Eleanor dan kakak Alvaroyang kini sudah sangat dekat dengannya, tetapi juga karena Mommy Liliana, Daddy Atharrazka, dan tentu saja, Darel, akan ikut berlibur bersamanya ke Korea.
Alana tidak pernah menyangka bahwa ia akan memiliki kesempatan seperti ini. Setelah sekian lama merasa sendirian, kini ia dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya.
___
Setiba nya di Korea
Begitu pesawat pribadi keluarga Atharrazka mendarat di Incheon, Alana langsung disambut oleh udara sejuk Korea. Ia memeluk dirinya sendiri, merasakan angin yang bertiup lembut menerpa tubuhnya membuat wajah dan tangan nya merasakan angin yang dingin.
"Kamu kedinginan?" suara Darel terdengar di sampingnya.
Alana menggeleng. "Enggak,aku hanya masih tidak percaya kita benar-benar di Korea sekarang,dan sebenarnya sedikit dingin sih."
Darel tersenyum kecil sebelum menyampirkan jaketnya ke bahu Alana. "Jaga dirimu baik-baik.Kamu belum terbiasa dengan cuaca di sini jadi kamu butuh pakaian hangat lebih"
Alana tersipu, tetapi sebelum ia bisa menjawab, kakaknya—Alvaro—sudah berdiri di antara mereka.
"Aku yang akan menjaga adikku," katanya dengan ekspresi protektif dan penuh tekanan saat menyebutkan 'adikku'.
Darel hanya mengangkat alis, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Ia sudah terbiasa dengan kehadiran Alvaro yang selalu mengawasi Alana seperti bodyguard pribadi, yang terus mengganggu momen berduaan dengan Alana dan pasti Alvaro akan menyempil di antara mereka.
Posesif sekali Alvaro.
Mereka kemudian mereka naik ke mobil yang sudah disiapkan, menuju vila keluarga Atharrazka yang terletak di kawasan elit Seoul. Vila itu sangat besar dan mewah, dengan pemandangan langsung ke pegunungan yang indah dan sangat memanjakan mata.
Begitu sampai, Alana langsung jatuh cinta dengan tempat itu. "Wah! tempat ini bangus banget!" serunya penuh kagum.
Mommy Liliana tersenyum melihat reaksi Alana. "Kami ingin kau merasa nyaman di sini."
Bunda Eleanor mengelus rambut Alana. "Dan ada satu kejutan lagi untukmu."
Alana menatapnya bingung. "Kejutan apa bunda?"
Daddy Atharrazka tersenyum tipis. "Kamu akan bertemu dengan keluarga besar Bunda Eleanor."
Mata Alana melebar. "Maksudnya… keluarga Bunda? kapan? "
Bunda Eleanor mengangguk. "Ya.Keluarga bunda memiliki bisnis hotel di sini, dan mereka ingin bertemu denganmu besok."
Alana merasa gugup, tetapi juga bersemangat. Setelah sekian lama tidak tahu tentang asal-usulnya, kini ia berkesempatan untuk bertemu keluarga dari pihak ibunya.
___
>>Menjelajahi Korea<<
Keesokan harinya, Darel mengajak Alana berjalan-jalan. Tentu saja,Alvaro ikut menyempil mengikuti mereka di belakang memang sudah sangat cocok jika di sebut bodyguard Alvaro ini, tapi Alvaro ikut untuk memastikan bahwa adik perempuannya itu tetap aman, ia tak ingin terpisah lagi.
Mereka mengunjungi berbagai tempat terkenal di Seoul—Myeongdong, Gwangjang Market, dan Bukchon Hanok Village.
Saat mereka tiba di sebuah tempat jajanan kaki lima yang sedang viral, Alana tidak bisa menyembunyikan antusiasmenya.
"Astaga,aku ingin mencoba semuanya! Wah...pasti kuah merah itu sangat enak" katanya sambil melihat berbagai makanan yang dipajang.
"Kalo Shasa di sini pasti sangat senang" ujar Alana.
"Siapa Shasa?"tanya Alvaro.
" Shasa teman aku kak"jawab Alana.
"Wah! aku mau beli semua makan di sini!"
Darel mengangkat alis. "Kamu yakin bisa menghabiskannya Alana?"
Alana tertawa. "Kita bisa berbagi! kak Al juga bisa menghabiskan nya kalo aku nggak habis"
"Ya kan kak"
"Iya"balas Alvaro pasrah, sudah lah ia sudah sering kali jadi korban menghabiskan jajanan Alana yang tak habis.
Namun tiba-tiba, karena tempat itu sangat ramai pembeli, Darel akhirnya mengambil keputusan yang mengejutkan.
"Aku akan menyewa tempat ini untuk kita," katanya tenang.
Alana menatapnya dengan mata membulat. "Apa?! Darel, itu berlebihan!"
Darel hanya tersenyum tipis. Dalam waktu singkat, tempat itu sudah dikosongkan hanya untuk mereka.
Alvaro hanya menghela napas, sudah terbiasa dengan sifat protektif Darel yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Alana.
"Baiklah,kalau sudah begini, kita harus menikmati semuanya!" kata Alana sambil mengambil tteokbokki pertama dan menyuapkannya ke mulut.
Mereka bertiga kemudian menikmati makanan-makanan khas Korea—tteokbokki pedas, odeng hangat, hotteok manis, dan banyak lagi, sampai Alvaro rasanya mau muntah karna perutnya sudah terasa penuh sekali,ia memakan makannya dan di tambah makanan yang Alana tak habis walau sudah dia bagikan sebagian pada bodyguard yang mengawasi nya tetap saja makanan yang Alana beli sangat banyak.
"Ah kakak masa makan gitu doang udah kaya lari maraton aja" ejek Alana.
Wajah Alvaro sudah sangat tak kuat berjalan dan akhirnya di bantu oleh bodyguard.
"Ini juga gara-gara kamu" dengus Alvaro.
"Kok, Lana! kakak sendiri yang mau tadi"
"Sudah, sudah" lerai Darel
Dari semua itu Alana merasa sangat bahagia. Ini adalah liburan terbaik dalam hidupnya.
Dan tanpa ia sadari, Darel menatapnya dengan penuh kasih.
Ia tahu, selama Alana bahagia, ia akan melakukan apa pun untuk mempertahankan senyuman itu.
___
Setelah puas menikmati berbagai jajanan Korea yang sedang viral, Alana, Darel, dan Alvaro kembali ke vila untuk beristirahat. Hari itu begitu menyenangkan, dan Alana merasa sangat bersyukur bisa menikmati momen indah bersama orang-orang yang ia sayangi.
Namun, hari berikutnya, ada hal besar yang menantinya esok—pertemuan dengan keluarga besar Bunda Eleanor.
___
Pagi di Vila Atharrazka
Pagi itu, Alana bangun dengan sedikit perasaan gugup. Ia duduk di ranjangnya, memandangi pemandangan luar jendela dengan mata menerawang.
Darel, yang baru saja keluar dari kamar, melihat Alana termenung. Dengan langkah tenang, ia menghampiri dan duduk di sampingnya.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanyanya lembut.
Alana menghela napas. "Aku hanya merasa sedikit gugup. Bagaimana jika mereka tidak menyukaiku? Bagaimana jika mereka tidak menganggapku bagian dari keluarga?"
Darel mengusap kepala Alana dengan lembut. "Kamu terlalu banyak berpikir. Kamu adalah putri Bunda Eleanor, dan mereka pasti akan menerimamu dengan hangat."
Alana menatap Darel, mencari ketulusan dalam kata-katanya. Dan seperti biasa, mata Darel selalu menenangkan hatinya.
"Ayo, bersiaplah," kata Darel dengan senyum tipis. "Kita akan berangkat dalam satu jam."
Alana mengangguk dan mulai bersiap.
___
◌Hotel Keluarga Vesper◌
Setelah Alana berjalan-jalan Alana langsung bersiap-siap karna akan menemui keluarga bunda Eleanor.Mereka tiba di hotel mewah milik keluarga besar Bunda Eleanor yang terletak di jantung kota Seoul. Bangunan itu menjulang tinggi dengan desain modern yang elegan.
Begitu masuk ke dalam lobi, Alana langsung merasakan atmosfer yang hangat namun penuh wibawa.
Seorang pria paruh baya dengan jas rapi menyambut mereka dengan senyuman.
"Eleanor," katanya dengan suara dalam yang berwibawa. "Akhirnya kamu datang juga."
Bunda Eleanor tersenyum. "Kakak."
Alana menatap pria itu dengan mata lebar. Jadi, ini adalah kakak laki-laki Bunda Eleanor—pamannya?
Pria itu kemudian mengalihkan tatapannya pada Alana. "Dan kamu pasti Alana ya? ."
Alana menelan ludah, merasa gugup. Namun, sebelum ia sempat menjawab, pria itu sudah tersenyum hangat.
"Kamu benar-benar mirip dengan Eleanor saat muda dulu."
Mendengar itu, Alana merasa sedikit lebih tenang. Ia membalas senyuman pria itu dengan sopan. "Terima kasih, Paman…"
"Namaku Alexander Vesper," kata pria itu. "Aku kakak bundamu, dan aku sudah lama ingin bertemu denganmu."
Alana mengangguk pelan. "Alana juga senang bisa bertemu dengan Paman."
---
>>Percakapan di Ruang VIP<<
Setelah perkenalan singkat Alana dengan para anggota keluarga bunda nya, mereka semua dibawa ke ruang VIP hotel untuk makan siang bersama.
Di sana, Alana juga bertemu dengan anggota keluarga lainnya—bibi, sepupu, dan bahkan kakek serta nenek dan kakek dari pihak bunda nya.
Neneknya, seorang wanita elegan bernama Victoria Vesper, langsung meraih tangan Alana dan menggenggamnya erat, seolah mengungkapkan rindu selama ini.
"Sayang…grandma sangat menyesal karena baru bisa bertemu denganmu sekarang," katanya dengan suara penuh emosi.
Alana merasa matanya memanas. "Tidak apa-apa,Grandma… Alana juga senang bisa bertemu dengan kalian."
"Ah,cucu grandpa sudah sebesar ini"ujar kakek Daigo Vesper mengelus surai panjang Alana.
Darel, yang duduk di samping Alana, memperhatikan semuanya dengan tenang. Ia tahu, ini adalah momen penting bagi Alana.
Makan siang berlangsung dengan suasana hangat. Alana mulai merasa lebih nyaman berada di tengah keluarganya yang baru ditemukan.
Namun, di balik semua kebahagiaan ini, ada satu pertanyaan yang mengganggu pikirannya.
Kenapa selama ini ia tidak pernah tahu tentang mereka? Kenapa ayahnya tidak pernah memberitahunya tentang keberadaan keluarga ibunya?
Dan yang paling penting…
Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu?
Alana ingin tau.