Season 2 BENIH TERTINGGAL 🤗
Revisi diskripsi _
Maureen yang kabur saat akan menikah malah terjebak dengan seorang pria yang sedang dikuasai obat. Niat ingin kabur Maureen justru membuat dirinya terlempar di atas rajang dengan pria yang tidak di kenal.
Setelah satu tahun Maureen yang memiliki bayi, harus kembali menelan pil pahit saat putranya di diagnosa mengidap penyakit Leukimia.
Bagaimana Maureen bertahan demi putranya yang sedang sakit keras???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon suami
Kangen kan ya....kangen lah masa enggak 🤣🤣
Pulang dari rumah sakit Noel memilih untuk pulang ke penginapan hotel resortnya, tapi saat sampai lobby Noel memilih untuk berbalik saat melihat tangannya yang membawa sesuatu.
Padahal di depan sana para wanita yang melihat Noel hendak masuk sudah memasang penampilan menarik tapi saat melihat Noel berbalik badan, wajah mereka langsung jelek dan masam.
Noel berjalan menyusuri jalan setapak di belakang resort, jalan yang di kelilingi tumbuhan hijau menuju sebuah penginapan belakang yang memang tidak di pergunakan untuk pengunjung, dan Noel tahu siapa penghuni bangunan dibelakang itu.
Menatap kesekeliling tampak dengan suasana hijau nan asri Noel merasakan kedamaian dan ketenangan untuk sesat berdiri di sana.
menatap pintu yang tertutup langkah kaki Noel membawanya menuju pintu di mana dirinya akan bertemu seseorang.
Mengetuk pintu Noel menunggu beberapa saat sampai pintu terbuka, tatapan matanya jatuh pada wanita yang berdiri didepannya dengan wajah terkejut.
"Apa kau terbiasa membiarkan seorang tamu berdiri lama."
Suara berat yang membuat Maureen tersadar dari lamunannya, wanita itu gelagapan seperti habis kepergok mencuri.
"M-maaf, ada apa tuan kemari?" Katanya dengan suara yang gugup.
Bagaimana tidak gugup jika dihadapkan dengan seorang pria yang memiliki aura dominan. Bahkan mampu membuat otak Maureen traveling hanya melihat otot tanganya saja.
"Aku rasa otak ku sudah tercemar olehnya." Gumamnya dalam hati.
Noel maju satu langkah membuat Maureen reflek mundur dan berpegangan pada sisi pintu saat tubuhnya hampir terjengkang kebelakang.
Noel menatap Maureen dengan bibir tersungging setelah itu menerobos masuk menyingkirkan tangan Maureen membuat wanita itu lagi-lagi berpegangan kuat kuat agar tidak jatuh.
"Hah, apa dia seorang penjahat yang masuk rumah tanpa bisa permisi." Gerutu Maureen dengan wajah masam.
"Hay boy." Noel tersenyum saat melihat anak laki-laki sedang duduk di lantai dan sebuah meja didepanya, anak itu seperti sedang menggambar sesuatu.
"Paman! paman kenapa bisa ada disini?" Tanya Ethan dengan wajah terkejutnya.
Noel hanya tersenyum dan melirik gambar yang Ethan buat.
"Kau menggambar bangunan?" tanya Noel sambil mengerutkan keningnya.
"Tuan, kenapa tidak duduk di kursi saja." Maureen masuk dan melihat pemandangan yang membuat hatinya sesak, tapi sebisa mungkin Maureen menunjukan wajah biasa saja.
"Ibu, apa paman ini teman ibu?" tanya Ethan yang penasaran. Karena jika ada orang yang datang kerumah mereka pasti teman kerja ibunya.
"B-bukan sayang dia-"
Maureen melirik Noel yang juga menatapnya kepala Maureen menunduk dengan perasaan gelisah.
"Paman teman ibu mu, apa paman boleh bermain?" tanya Noel yang sudah mengalihkan tatapannya pada bocah didepanya, yang ternyata darah dagingnya sendiri.
Ethan tersenyum lebar, kepalanya mengangguk setuju mendengar ucapan paman tampan didepanya ini.
"Paman jika aku besar nanti aku ingin memiliki wajah seperti paman!" Ucap Ethan dengan antusias, bahkan binar bahagia terlihat jelas Dimata anak kecil itu.
Noel tersenyum dan mengusap kepala putranya penuh kasih, meskipun dadanya terasa begitu sesak.
"Kamu akan tampan melebihi paman," Ucap Noel dengan sungguh-sungguh, ia yakin jika putranya besar nanti pasti ketampanannya melebihi dirinya saat masih muda.
"Paman bawakan mainan untuk Ethan." Noel memberikan kantung kresek yang dia bawa.
Mata Ethan langsung berbinar bahagia, ia mengambilnya namun detik berikutnya tangannya kembali mendorong kantung kertas itu pada Noel kembali.
"Kata ibu, Ethan tidak boleh menerima barang dari orang lain." Ucapnya dengan hati-hati, takut jika ucapanya membuat orang didepanya tersinggung. Biarpun masih kecil tapi Ethan sudah belajar menghormati orang agar tidak mudah tersinggung.
"Tidak apa-apa, paman bukan orang lain, anggap saja paman ini-" Noel tampak memikirkan kata-kata yang pas untuk dia ucapkan.
"Memangnya paman siapa?" tanya Ethan dengan penasaran, karena selama ini ibunya tidak punya teman laki-laki yang datang berkunjung di tempat tinggalnya.
"Entah punya Ayah?"
Ethan yang di tanya menggeleng, "Kata ibu ayah Ethan sudah ada di surga." Jawabnya dengan polos.
Noel langsung menatap tersangkanya yang hanya diam dengan wajah biasa saja, membuat Noel mendengus kesal.
"Kalau begitu anggap saja paman ini ayah Ethan."
Maureen membulatkan kedua matanya, sedangkan Ethan tampak diam sambil berpikir.
"Paman, apakah paman calon suami ibuku?"
trs paman
/Facepalm/
biar lbh enak di dengar ny
kelanjutan carlos zora gmn ini ?