Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Keesokan paginya Ayah yang sudah berangkat kerja namun mobil Jerri masih terparkir digarasi,Ayah mendengar keluhan beberapa orang pulang lagi karena warung tutup.
Ayah hanya tertawa dalam hati namun juga kasihan untuk yang benar-benar membutuhkan.Saat Jerri membuka garasi ada seorang anak yang disuruh Ayahnya untuk membeli sesuatu namun karena tutup dia ingin kembali,melihat Jerri dia memberanikan diri bertanya.
"Om,kenapa warungnya tutup?"tanya si anak tersebut
"Oh,Bundanya belum belanja lagi."jawab Jerri
"Ayahku memintaku membeli mie instan dan telur buat sarapan tapi kok tutup ya."kata si anak
Mendengarnya membuat Jerri merasa bersalah,dia mengajak anak tersebut masuk dan memintanya duduk di kursi teras,Jerri memanggil Zahira dan Jihan bahkan Bunda,mereka bertiga keluar bersamaan.
"Arka,kamu nyari sesuatu?"tanya Jihan
"Aku mau beli mie instan sama telur Kak."jawab Arka
Jihan hanya saling pandang dengan Bunda,bagaimanapun mereka tidak berani melawan perintah Ayah,Bunda membisikkan sesuatu kepada Jihan dan membuat Jihan langsung masuk kedalam rumah,tidak berapa lama Jihan keluar dengan membawa mie dan telur untuk Arka.
"Arka ini buat kamu,uangnya kamu simpan ya."kata Jihan
"Wah,makasih banyak Kak."kata Arka sambil tersenyum
Jerri dan Zahira pamit setelah Arka pergi,Bunda kembali menutup pintu pagar dan masuk kedalam rumah,didalam ruang keluarga Bunda dan Jihan asyik selonjoran karena tidak harus menjaga warung.
"Sesekali kita selonjoran kaki Bun."kata Jihan
"Iya,kok Bunda malah gak kepikiran."kata Bunda
Jihan tertawa mendengar kata-kata Bunda,dia meraih remote tv dan menyalakannya,setelah menemukan acara yang dia suka Jihan mengirim pesan kepada Ayah,dia mengucapkan terimakasih karena bisa rebahan hari ini.
Ayah hanya membalas dengan emoticon tertawa,namun juga menangis karena Jihan bercerita tentang Arka tadi pagi.
Di dalam mobil Jerri tetap fokus meski ponselnya berbunyi,dia menyerahkan kepada Zahira namun Zahira tidak menerima karena nama yang berkedip adalah Mama
"Kenapa gak diangkat?"tanya Jerri
"Kamu aja."jawab Zahira
Jerri menekan earphone dan mulai bicara dengan Mamanya,Zahira hanya menjadi pendengar meski begitu dia juga tidak ingin mengganggu interaksi anak dan Ibu.
Setelah Jerri menutupnya,Zahira baru bicara meski pagi ini sangat irit,dia hanya bisa merasa jika pagi ini mereka akan kembali menemui masalah dengan Mama.
"Sayang,kamu mau ikut kerumah apa langsung kekantor?"tanya Jerri
"Ikutlah."jawab Zahira tegas
"Ok."kata Jerri menambah laju mobilnya
Mobil Jerri berhenti didepan rumahnya,disana terlihat Murni dan Aira yang masih menunggunya,pandangannya sangat tajam dan menunjukkan jika saat ini Murni sedang marah.
Begitu sampai dirumah Mama langsung menampar Jerri,Zahira terkejut dia memegang pundak dan menatap wajah Jerri.
"Mama,apaan sih?"tanya Zahira
"Mama tidak suka kamu terlalu ikut campur urusan orang."jawab Mama
Jerri memegang mulut yang sedikit berdarah,dia tertawa melihat Mama yang sudah menjadi budak cinta Aira,sekuat apapun bukti tetap akan membelanya.Tanpa berkata apapun lagi Jerri menarik tangan Zahira keluar dari rumah,mereka pergi begitu saja tanpa berkata sepatah kata.
"Mas,tenangkan dulu pikiranmu,jangan nyetir dalam keadaan seperti ini."kata Zahira saat Jerri membuka pintu mobilnya
"Kamu tenang saja."kata Jerri
Zahira hanya mengangguk,dia hanya mengikuti Jerri kemana akan membawanya,Jerri merasakan Mama tidak membutuhkannya lagi,sekedar memanggil namanya saja juga tidak saat Jerri kembali kerumah.