NovelToon NovelToon
Sea Lovers

Sea Lovers

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:486
Nilai: 5
Nama Author: Humairah_bidadarisurga

Sea adalah gadis yang selalu menemukan kedamaian di laut. Ombak yang bergulung, aroma asin yang menyegarkan, dan angin yang berbisik selalu menjadi tempatnya berlabuh saat dunia terasa menyesakkan. Namun, hidupnya berubah drastis ketika orang tuanya bangkrut setelah usaha mereka dirampok. Impiannya untuk melanjutkan kuliah harus ia kubur dalam-dalam.

Di sisi lain, Aldo adalah seorang CEO muda yang hidupnya dikendalikan oleh keluarga besarnya. Dalam tiga hari, ia harus menemukan pasangan sendiri atau menerima perjodohan yang telah diatur orang tuanya. Sebagai pria yang keras kepala dan tak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, ia berusaha mencari jalan keluar.

Takdir mempertemukan Sea dan Aldo dalam satu peristiwa yang tak terduga. Laut yang selama ini menjadi tempat pelarian Sea, kini mempertemukannya dengan pria yang bisa mengubah hidupnya. Aldo melihat sesuatu dalam diri Sea—sebuah ketulusan yang selama ini sulit ia temukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Sea merasakan pelukan Aldo yang begitu erat, seolah pria itu takut jika ia melepaskannya, Sea akan menghilang begitu saja. Ada ketakutan dalam tatapan Aldo, sesuatu yang jarang ia tunjukkan.

"Aldo..." Sea berbisik, berusaha mengatur emosinya. "Bagaimana kalau Hugo tidak main-main? Bagaimana kalau dia benar-benar berusaha menjatuhkanmu dengan cara apa pun?"

Aldo menghela napas, lalu melepaskan pelukannya perlahan. Tangannya masih bertumpu di bahu Sea, seolah memastikan bahwa wanita itu masih ada di depannya. "Aku tahu Hugo tidak akan berhenti sampai mendapatkan apa yang dia inginkan. Tapi aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu."

"Tapi bagaimana kalau—"

"Aku sudah menghadapinya bertahun-tahun, Sea," Aldo memotong dengan nada tegas. "Dan aku tidak akan menyerah sekarang."

Sea menatap Aldo dalam-dalam, berusaha menemukan kepastian di dalam sorot matanya. Tapi yang ia temukan adalah konflik—perpaduan antara tekad, kekhawatiran, dan sesuatu yang lebih dalam lagi.

"Aku hanya ingin kau selamat," gumam Sea.

"Aku juga ingin kau tetap di sisiku," jawab Aldo, nadanya lebih lembut kali ini.

Sea mengalihkan pandangannya, pikirannya berkecamuk. Jika ia tetap bersama Aldo, itu berarti ia harus bersiap menghadapi ancaman dari Hugo. Tapi jika ia memilih untuk pergi, ia tahu itu akan menghancurkan Aldo—dan dirinya sendiri.

Setelah beberapa saat, Aldo melepaskan tangannya dari bahu Sea dan berjalan menuju meja kerjanya. Ia mengambil sebuah amplop cokelat dari laci dan menyerahkannya pada Sea.

"Apa ini?"

"Aku ingin kau tahu semuanya," kata Aldo. "Buka dan baca."

Sea perlahan membuka amplop itu. Di dalamnya, terdapat beberapa lembar dokumen dan foto. Matanya membesar saat membaca isi dokumen tersebut—perincian tentang berbagai transaksi bisnis Aldo, termasuk kerja samanya dengan Hugo di masa lalu. Ada juga bukti bahwa Aldo pernah mencoba membongkar bisnis kotor Hugo, tapi semua itu berakhir dengan ancaman terhadapnya.

Sea menatap Aldo dengan perasaan bercampur aduk. "Kenapa kau memberitahuku semua ini sekarang?"

"Karena aku tidak ingin ada rahasia di antara kita," jawab Aldo. "Aku tahu aku seharusnya memberitahumu lebih awal. Tapi aku takut..."

Sea mengernyit. "Takut apa?"

Aldo menatapnya dengan sorot mata yang dalam. "Takut kau akan pergi."

Hati Sea mencelos. Ia bisa merasakan ketulusan dalam kata-kata Aldo. Pria ini tidak hanya berusaha melindungi dirinya sendiri, tetapi juga ingin melindungi Sea.

"Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa, Aldo," kata Sea dengan suara lirih. "Tapi aku akan berusaha untuk tetap di sini."

Aldo mengangguk, seolah itu sudah cukup untuk saat ini.

Namun, di dalam hatinya, Sea tahu bahwa ini baru permulaan. Jika Hugo benar-benar ingin menjatuhkan Aldo, maka mereka harus bersiap menghadapi badai yang lebih besar.

Dan ia tidak yakin apakah mereka bisa melewatinya dengan selamat.

---

Keesokan harinya, Sea duduk di balkon vila, menatap laut yang membentang luas di depannya. Biasanya, suara deburan ombak bisa menenangkannya, tetapi kali ini, pikirannya terlalu penuh dengan kecemasan.

Ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Wina.

Wina: "Sea, kau baik-baik saja?"

Sea menatap layar sejenak sebelum mengetik balasan.

Sea: "Aku baik-baik saja, tapi ada banyak yang harus kupikirkan."

Wina: "Aku bisa datang ke sana jika kau butuh seseorang untuk bicara."

Sea tersenyum kecil. Wina selalu seperti itu—selalu siap membantunya.

Sea: "Terima kasih, tapi aku butuh waktu sebentar untuk mencerna semuanya."

Sea meletakkan ponselnya dan menarik napas dalam. Hugo tidak akan diam saja setelah pertemuan kemarin. Ia tahu pria itu akan bergerak.

Dan ia harus bersiap.

Langkah kaki terdengar dari belakangnya. Sea menoleh dan melihat Aldo berdiri di sana, mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung.

"Kau kelihatan tegang," kata Aldo, duduk di kursi di sebelahnya.

Sea menghela napas. "Aku hanya mencoba memahami semuanya."

Aldo terdiam sejenak sebelum berkata, "Aku akan mengadakan pertemuan dengan pengacaraku dan beberapa rekan bisnis terpercaya. Aku ingin memperkuat posisiku sebelum Hugo mencoba sesuatu."

Sea mengangguk. "Apa yang bisa kulakukan?"

Aldo menatapnya dengan serius. "Tetap di sisiku. Itu sudah lebih dari cukup."

Sea menggigit bibirnya. Ia ingin melakukan lebih dari itu. Ia ingin membantu Aldo menghadapi semua ini.

Tapi bagaimana caranya?

Saat itulah sebuah ide muncul di kepalanya.

"Apa kau punya bukti yang cukup untuk menjatuhkan Hugo?" tanyanya.

Aldo mengernyit. "Aku punya beberapa, tapi belum cukup untuk menyeretnya ke jalur hukum."

Sea menggigit bibirnya. "Kalau begitu, kita harus mencarinya."

Aldo menatapnya tajam. "Sea, ini berbahaya."

"Aku tahu." Sea menegakkan bahunya. "Tapi aku tidak akan duduk diam sementara dia mencoba menghancurkanmu."

Aldo menatapnya lama, lalu akhirnya menghela napas. "Baiklah. Tapi kita harus hati-hati."

Sea mengangguk.

Ia tahu ini bukan keputusan yang mudah, tapi ia tidak akan mundur sekarang.

Jika Hugo berpikir ia bisa memisahkan mereka, maka ia salah besar.

Sea dan Aldo akan melawannya—bersama.

*****

Sea dan Aldo duduk berhadapan di ruang kerja Aldo. Di antara mereka, dokumen-dokumen tersebar di atas meja, sebagian berisi laporan transaksi mencurigakan yang melibatkan Hugo.

"Aku punya beberapa data yang bisa digunakan untuk menekan Hugo," kata Aldo, jarinya mengetuk lembaran di hadapannya. "Tapi ini belum cukup kuat untuk menjatuhkannya secara hukum."

Sea menatap dokumen itu dengan saksama. "Jadi, kita butuh bukti lebih banyak?"

Aldo mengangguk. "Ya. Dan itu artinya kita harus menyelidikinya lebih dalam."

Sea menggigit bibirnya. "Aku bisa membantumu."

Aldo langsung menatapnya tajam. "Sea, ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan sembarangan. Hugo bukan orang biasa. Dia licik, berbahaya, dan tidak segan-segan menggunakan cara kotor."

Sea menegakkan bahunya. "Justru karena itu aku harus membantu. Aku tidak bisa hanya duduk diam sementara kau menghadapi semua ini sendirian."

Aldo masih terlihat ragu, tetapi kemudian ia menghela napas panjang. "Baiklah. Tapi aku tidak akan membiarkanmu mengambil risiko terlalu besar."

Sea tersenyum tipis. "Aku juga bukan orang bodoh, Aldo. Aku tahu batasanku."

Aldo mengusap wajahnya sebelum akhirnya berkata, "Kita mulai dari orang-orang terdekatnya. Aku punya seseorang yang mungkin bisa membantu kita mendapatkan informasi lebih lanjut tentang bisnis kotor Hugo."

Sea mengangkat alis. "Siapa?"

Aldo tersenyum kecil, tetapi senyumnya dingin. "Seorang mantan anak buahnya yang dulu pernah dikhianati."

---

Malam itu, Aldo dan Sea pergi ke sebuah kafe tersembunyi di pinggiran kota. Tempat itu bukan restoran mewah seperti tempat Hugo memilih untuk bertemu. Sebaliknya, suasana kafe ini lebih gelap dan sederhana, seolah-olah hanya orang-orang tertentu yang tahu keberadaannya.

Seorang pria duduk di sudut ruangan, mengenakan jaket hitam dengan topi menutupi sebagian wajahnya. Begitu Aldo dan Sea mendekat, pria itu menoleh, memperlihatkan wajah yang dihiasi bekas luka di pipinya.

"Sudah lama sekali," kata pria itu dengan nada sinis.

Aldo menarik kursi dan duduk di seberangnya. Sea ikut duduk, memperhatikan pria itu dengan rasa ingin tahu.

"Leo," Aldo menyapa pria itu dengan suara dingin.

Leo menyeringai. "Aku penasaran kapan kau akan datang menemuiku."

"Aku butuh informasi tentang Hugo," kata Aldo tanpa basa-basi.

Leo tertawa pelan. "Semua orang ingin informasi tentang Hugo. Tapi yang lebih penting, apa yang kau tawarkan sebagai gantinya?"

Aldo menyandarkan tubuhnya. "Kesempatan untuk menjatuhkan orang yang menghancurkan hidupmu."

Leo menatap Aldo lama, lalu melirik ke arah Sea. "Siapa gadis ini?"

"Namaku Sea," jawabnya tegas.

Leo mengangkat alis. "Kau bukan tipe wanita yang biasanya berurusan dengan orang seperti Hugo."

"Aku tidak peduli seperti apa Hugo," jawab Sea. "Aku hanya ingin memastikan dia tidak bisa menyentuh Aldo lagi."

Leo terkekeh. "Kau berani juga."

Aldo mencondongkan tubuhnya ke depan. "Katakan apa yang kau tahu, Leo."

Leo menghela napas dan bersandar ke kursinya. "Hugo bukan sekadar pengusaha biasa. Dia memiliki banyak bisnis ilegal yang disembunyikan di balik perusahaan-perusahaan sahnya. Perdagangan ilegal, pencucian uang, bahkan kemungkinan ada kaitannya dengan dunia kriminal yang lebih besar."

Sea menelan ludah. Ia tahu Hugo itu berbahaya, tetapi mendengar langsung betapa luas pengaruhnya tetap membuatnya ngeri.

"Apakah ada bukti konkret?" tanya Aldo.

Leo menyeringai. "Itulah masalahnya. Hugo sangat berhati-hati. Dia tidak pernah meninggalkan jejak."

Sea menatap Leo tajam. "Pasti ada sesuatu. Tidak ada orang yang bisa bersih selamanya."

Leo mengangkat bahu. "Mungkin. Tapi mencarinya bukan perkara mudah."

Aldo mengetuk jarinya di meja. "Kau dulu bekerja dengannya. Pasti ada sesuatu yang kau tahu."

Leo menghela napas dan menatap Aldo dengan ekspresi serius. "Aku tahu satu tempat yang mungkin bisa membantumu. Gudang penyimpanan Hugo di luar kota. Di sanalah dia menyimpan catatan keuangannya yang tidak ingin diketahui orang lain."

Sea langsung menoleh ke arah Aldo. "Kita harus pergi ke sana."

Aldo menatapnya dengan sorot tajam. "Sea, ini bukan permainan."

"Aku tahu. Tapi ini kesempatan kita."

Leo tertawa pelan. "Kalian berdua benar-benar nekat. Tapi kalau memang mau mencoba, aku bisa memberikan lokasi gudangnya."

Aldo menatap Leo lama sebelum akhirnya mengangguk. "Katakan di mana."

Leo tersenyum miring. "Tapi hati-hati, Aldo. Kau tahu betul kalau kau menyentuh sesuatu yang seharusnya tidak kau sentuh, Hugo tidak akan tinggal diam."

---

Sea duduk di dalam mobil bersama Aldo, menatap layar ponselnya yang menunjukkan lokasi gudang yang diberikan oleh Leo.

"Jadi, apa rencananya?" tanyanya.

Aldo menghela napas. "Kita tidak bisa masuk begitu saja. Aku harus memastikan kita punya jalan keluar kalau sesuatu terjadi."

Sea menatap Aldo. "Dan bagaimana kalau kita tertangkap?"

Aldo menatapnya dalam-dalam. "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Sea menggigit bibirnya. Ia tahu Aldo akan melakukan apa pun untuk melindunginya, tetapi kali ini, mereka tidak sedang bermain-main.

"Baiklah," kata Sea akhirnya. "Kapan kita bergerak?"

Aldo menatap jam tangannya. "Tengah malam. Saat penjagaan di sana lebih longgar."

Sea mengangguk. Ia bisa merasakan ketegangan di udara.

Mereka baru saja memasuki permainan yang lebih besar—dan lebih berbahaya.

Dan kali ini, mereka harus siap dengan segala kemungkinan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!