"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Riri pulang ke rumah saat sampai dia langsung di sambut dengan keberadaan Linda yang sedang duduk di sofa ruang tamu. "Kamu habis darimana Ri? kamu pergi kok enggak ngajak-ngajak aku sih."
"Habis keluar sebentar membahas hal penting" Riri pun duduk bergabung dengan Linda.
"Hal penting apa? Masalah pekerjaanmu ya? Atau kamu menemui Regos karena sudah pupus harapan?" tebak Linda.
"Aku ketemu Regos, aku memang sudah pupus harapan tinggal menghitung hari lagi aku harus pulang kalau enggak bawa calon suami aku bisa dijodohkan sama ibuku."
"Berarti kamu menyetujui penawarannya itu?"
"Iya aku menyetujui penawarannya karena mau bagaimana lagi aku udah buntu enggak tahu lagi mau kemana."
"Apa kamu ke sana gara-gara aku tadi matahin semangat kamu?"
"Enggak kok Lin aku ke sana itu memang keinginan aku sendiri bukan karena kamu, tadi setelah aku pikir-pikir emang perkataan kamu benar tidak ada laki-laki yang baru kenal dan mau aku ajak bertemu orang tuaku selain Regos."
"Maaf ya Ri."
"Kenapa minta maaf sih, udah enggak usah minta maaf. Linda aku boleh minta tolong enggak?"
"Mau minta tolong apa?"
"Tolong bantuin aku mengemas barang karena besok kan aku mau berangkat."
"Ri kalau kamu pergi ke kampung nanti bakal pulang lagi kan? Kamu enggak di sana terus kan?" tanya Linda yang jelas tergambar ketakutan Riri tidak kembali lagi.
"Iya semoga aja aku bisa pulang kalau enggak ya udah tinggal aja di kampung" ucap Riri menggoda Linda.
"pokoknya kamu harus kembali kalau enggak kembali nanti aku bakal susulin ke kampung."
"Enggak papa sih kan kamu sekalian main ke kampung halamanku."
"Riri aku mohon kamu kembali" mata Linda mulai berkaca-kaca dan akan mengeluarkan kristal beningnya.
"Ih kamu jangan nangis begitu dong tenang aja aku bakal pulang ke sini kok."
"Riri kamu itu sering bercanda di situasi yang sedih seperti ini, bercandaan kamu itu enggak lucu ya Ri" Linda yang semula menangis pun berganti cemberut.
"Ututu sahabat aku ini marah ya? Sini aku peluk" dengan gemas Riri pun memeluk Linda.
"Udah kamu jangan sedih-sedih lagi ayo cepat bantu aku."
Dengan kurang semangat Linda berjalan mengikuti Riri di belakangnya. Riri langsung menuju lemarinya lalu membuka dan mengeluarkan beberapa baju dan celana yang akan dia bawa.
"Kok baju yang kamu bawa banyak banget sih Ri?"
"Enggak banyak kok itu masih normal lagian buat jaga-jaga aja sih takutnya aku lama berada di sana."
Mereka pun mulai mengemas pakaian lalu memasukkannya ke dalam koper. Setelah semuanya masuk mereka merebahkan tubuhnya ke ranjang. Di depan mereka terdapat laptop yang menayangkan sebuah drakor.
"Akhh...romantis sekali kapan aku bisa menemukan seorang pangeran yang akan menemani hidupku yang sepi ini" ucap Linda sambil bertopang dagu.
"Kalau kamu ingin seorang pangeran ya dicari dong jangan hanya sibuk sama kerjaan, kalau seperti itu terus kapan kamu akan dapat pangeran yang kamu impikan itu" balas Riri.
"Sekarang ini susah banget cari laki-laki yang bener spek pangeran, ada yang ganteng tapi belok sedangkan yang jelek malah nyakitin."
"Enggak semua seperti itu Lin, ada kok laki-laki di luaran sana yang baik kamu jangan kemakan cerita di media sosial."
"Tapi fakta di lapangan seperti itu."