NovelToon NovelToon
Cinta Suami Amnesia

Cinta Suami Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Suami amnesia
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama eNdut

Anara Bella seorang gadis yang mandiri dan baik hati. Ia tak sengaja di pertemukan dengan seorang pria amnesia yang tengah mengalami kecelakaan, pertemuan itu malah menghantarkan mereka pada suatu ikatan pernikahan yang tidak terduga. Mereka mulai membangun kehidupan bersama, dan Anara mulai mengembangkan perasaan cinta terhadap Alvian.
Di saat rasa cinta tumbuh di hati keduanya, pria itu mengalami kejadian yang membuat ingatan aslinya kembali, melupakan ingatan indah kebersamaannya dengan Anara dan hanya sedikit menyisakan kebencian untuk gadis itu.
Bagaimana bisa ada rasa benci?
Akankah Anara memperjuangkan cintanya?
Berhasil atau berakhir!
Mari kita lanjutkan cerita ini untuk menemukan jawabannya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama eNdut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pikiran Aneh

Nara telah menyelesaikan ritual mandinya, hatinya berdetak tak karuan, ia gugup, tangannya maju mundur hendak meraih handle pintu. Di pikiran gadis itu, terbayang sosok Vian yang sudah berbaring menyamping. Laki-laki itu berpose seksi dengan menggigit setangkai bunga mawar di bibirnya, sementara satu tangannya ia gunakan untuk memangku kepalanya, sedangkan satu tangannya lagi melambai untuk meminta Nara segera mendekat padanya.

"Hih, mikir apa kamu Nar? Tidak mungkin Mas Vian akan selebay itu", ucap Nara sembari menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran parno di dalam kepalanya.

Dengan memantapkan hati, Nara segera meraih handle pintu dan memutarnya. Baru saja pintu kamar mandi terbuka, ia di kagetkan dengan tiga orang perempuan berjejer yang kini tengah menatapnya dengan senyuman di wajah mereka.

"Maaf, kalian siapa kenapa bisa ada di kamar ini? Lalu di mana suami saya?".

"Selamat sore Mbak Anara, kami di perintahkan oleh Mas Vian untuk membantu Mbak Nara bersiap".

"Bersiap?", monolog Nara, gadis itu masih berpikir keras untuk mengartikan kata tersebut. "Bersiap untuk apa? Malam pertama? Memangnya apa yang perlu disiapkan?" Batin Nara bertanya-tanya.

"Mbak Nara", panggil seorang perempuan itu yang melihat Nara malah terdiam.

"Ah iya".

"Mari Mbak, kita mulai mengeringkan rambut Mbak dulu".

Perempuan itu menggiring Nara untuk duduk di meja rias. Di sana Nara melihat banyak peralatan make up serta aksesoris yang sudah di siapkan di atas meja.

Satu dari tiga perempuan itu mulai mengambil hairdryer dan mulai mengeringkan rambut Nara. Di rasa sudah cukup kering, mereka melanjutkannya ke step berikutnya.

Satu dari ketiganya mulai membagi pekerjaan mereka masing-masing. Satu menangani bagian wajah, satu lagi menatap rambut dan sementara satu perempuan yang tersisa bertugas sebagai asisten mereka.

Make up yang di aplikasikan ke wajah Nara adalah make up sederhana dan simple dengan warna natural, walaupun begitu make up tersebut tetap terlihat seksi dengan polesan warna nude pada riasan mata dan lipstik yang di buat ombre membuat bentuk bibirnya nampak lebih cute dan tipis.

Setelah urusan make up dan rambut selesai Nara beralih mencoba beberapa gaun yang telah di persiapkan. Nara mengernyit saat menyadari jika semua gaun yang harus ia coba terlihat seksi dengan belahan dada yang cukup rendah serta memiliki potongan panjang yang pendek.

"Bukankah lebih mudah jika menggunakan jubah mandi ini, tinggal buka dan langsung tubruk saja, kenapa harus repot make up dan memakai gaun? Apa begini ritual orang kaya sebelum melakukan malam pertama?", gumam Nara yang kini berada di ruang ganti.

Akhirnya ia memilih slip dress berwarna beige, gaun tersebut merupakan gaun pendek di atas lutut tanpa lengan yang memiliki potongan tali tipis atau spaghetti strap dan tentu saja karena dari sekian banyak gaun yang ia coba hanya gaun ini yang membuat bagian dadanya cukup tertutup.

"Anda cantik sekali Mbak Anara", ucap perempuan itu saat Nara keluar dari ruang ganti dengan penampilan terbarunya.

"Terimakasih".

"Ah iya satu lagi", perempuan itu beranjak dan kembali sembari membawa sepasang sepatu hak tinggi berwarna senada dengan gaun yang di kenakan oleh Nara. Perempuan itu juga membantu Nara untuk memakainya.

"Wah, cantiknya".

"Sempurna".

“Luar biasa”.

Nara tersenyum kikuk saat mendapat respon demikian dari ketiga perempuan yang telah membantunya berdandan.

"Di man suami saya Mbak?", tanya Nara yang sudah cukup penasaran di mana keberadaan suaminya, tidak mungkin kan jika dia akan melakukan malam pertama itu sendiri.

"Mas Vian sudah menunggu Mbak Nara di balkon, mari saya antarkan".

Nara mengikuti perempuan itu dari belakang, membawanya ke balkon yang ternyata berada di luar kamar ini.

Nara di antarkan sampai di depan pintu dan mempersilahkan Nara untuk membukanya sendiri sementara dirinya pamit untuk kembali. Sebelum membuka pintu Nara mencoba mengatur nafasnya, entah mengapa ia menjadi gugup sendiri.

Saat pintu terbuka, ia mendapati Vian yang sudah berdiri menyambut kedatangannya dengan senyum manisnya. Penampilan laki-laki itu terlihat menawan dengan kemeja putih. Apalagi dua kancing bagian atas kemeja tersebut terbuka dan lengannya di gulung sampai ke siku menambah kesan seksi.

Vian meneliti penampilan Nara dari ujung kaki hingga atas kepala. Laki-laki itu sempat terdiam karena terpana namun secepat mungkin ia mengembalikan kesadarannya. Tangannya terulur yang langsung di sambut oleh tangan Nara.

"Kamu cantik sekali Nara", puji Vian.

"Terimakasih, begitu juga denganmu Mas. Kamu juga tampan sekali", puji Nara kembali pada Vian.

Vian menggandeng tangan Nara dan membawanya ke sisi lain, di mana sudah ada meja makan dengan hidangan makan malam di atasnya. Terlihat juga dua buah lilin dan juga bunga yang menambah kesan romantis.

"Oh jadi persiapan ini untuk makan malam bareng Mas Vian, untung saja aku tidak bertanya yang macam-macam mengenai pikiran bodohku", batin Nara merasa cukup tenang setelah mengetahuinya.

Vian melepaskan gandengan tangannya dan beralih menarik kursi untuk Nara duduki. Nara tersenyum kemudian duduk di kursi tersebut. Nara membenarkan dress-nya, gaun itu terlalu pendek.

Vian menyadari wajah Nara yang terlihat gelisah, sesekali gadis itu terlihat membenarkan bagian bawah dress-nya, begitu pula bagian atasnya.

"Jika merasa tidak nyaman kenapa memakainya?".

"Hah, apa Mas?".

"Pakaianmu".

"Ah ini, bukankah Mas yang sudah menyiapkannya? Lagi pula dari beberapa pakaian yang ada cuma ini yang terlihat lebih baik".

Vian mengernyit mendengar perkataan Nara, hingga ia akhirnya menyadari sesuatu, awalnya Vian juga ragu Nara yang notabenenya gadis polos dan sederhana kini memilih berpenampilan seksi seperti ini. Laki-laki itu tersenyum.

"Sebenarnya aku tidak menyiapkannya secara langsung, hanya saja aku meminta mereka untuk membantumu bersiap. Aku tidak menyangka jika yang disiapkan malah pakaian seperti ini. Apa kamu mau berganti pakaian?".

"Tidak, tidak usah Mas. Em Mas Vian suka tidak melihatku seperti ini?".

"Jujur kamu cantik dan seksi sekali Nara, tetapi apa gunanya jika kamu merasa tidak nyaman?".

"Jangan pikirkan itu Mas, yang penting Mas Vian suka", ucap Nara dengan tersenyum malu.

"Baiklah, terimakasih ya Nar. Tetapi kamu harus ingat, kamu boleh berpakaian seperti ini jika hanya berdua denganku. Aku tidak ingin ada orang lain yang melihatmu secantik ini selain aku", ucap Vian sembari mengusap lembut punggung tangan Nara dengan ibu jarinya.

"Iya Mas, hanya untuk Mas Vian".

Keduanya menikmati hidangan makan malam sembari berbincang ringan, saling bertanya dan bercerita hal-hal yang belum keduanya saling ketahui.

"Kamu suka tempat ini Nar?", tanya Vian yang berdiri di belakang Nara. Memposisikan kedua tangannya mengungkung gadis yang kini menatap lepas ke depan. Saat ini mereka telah selesai makan dan berdiri di bibir balkon.

"Pemandangannya bagus Mas, lihatlah dari sini kita bisa melihat banyak sekali lampu berwarna-warni, iya kan Mas?", ucap Nara meminta persetujuan dari suaminya seraya menoleh.

Mereka saling menatap, bahkan untuk waktu yang cukup lama. Hingga beberapa saat kemudian bibir keduanya saling menyatu satu sama lain.

1
WiwikAgus
bagus /Good/
Antok Antok
kelomang lukis jadi inget mainan jaman kecil dulu
Antok Antok
Menarik
Antok Antok
Semakin menarik... semoga novel ini berlanjut sampai tamat. dan banyak p mbacanya yang suka.... lanjut torrrrr
Antok Antok
Awal yang bagus, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!