Pendekar Naga Putih

"Kakak chen...kakak chen. "

Terdengar teriakan seorang gadis cantik memanggilnya di kejauhan. Ia berlari mendekati long chen. Sosok cantik yang sangat dikenal long chen.

"Ehh adik Qian," ketika melihat gadis cantik itu memegang tangannya.

"Kakak chen kemana aja." Tanya gadis itu cemberut. Sebenarnya ia sudah mendengar kepulangan long chen ke sekte dari ibunya long melin yaitu tetua ke 8, Namun setiap kali ia ingin menemuinya, long tak pernah tampak batang hidungnya, mereka berdua teman akrab sedari kecil selalu main bersama.

Walaupun long Qian tau , long chen tidak bisa berkultivasi. Ia tetap dengan ikhlas menemaninya. Selain itu juga ibunya long melin juga sayang dengan long chen, dan sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri. Long melin merupakan sahabat karib ibunya long chen.

Semenjak ibu long chen menghilang . Long melin lah yang selalu memperhatikan long chen, sehingga terjalin keakraban antara long chen dan long Qian akibat keseringan main bersama, long Qian sudah menganggap long chen seperti kakaknya sendiri, begitu pula long chen menganggap long Qian sebagai adiknya.

"Kakak chen kemana aja. Kenapa tak menemui Qian dan ibu. Kak chen jahat ." Ucapnya merajuk .

"Maaf dek Qian .. kakak belum ." Balasnya tak enak hati.

"Kapan kak chen main ketempat Qian. Ibu juga rindu dengan kakak. Tau gak kakak. Ketika ibu mendengar peristiwa di goa Naga neraka yang kakak alami. Ibu merasa terpukul. Ia mengurung diri dikamar beberapa hari." Ucapan Qian membuatnya sedih dan terharu. Ternyata masih ada orang yang benar benar ikhlas menyayanginya seperti long melin dan Qian di sekte ini.

"Kalau Qian bagai mana..saat itu? tanya long chen pengen tahu.

"Kalau Qian nangis seharian sampai sampai air mata Qian habis kak. " Ucapnya malu.

Banyak mata yang syirik dan jijik melihat keakraban mereka berdua. Mereka menyayangkan gadis cantik itu menganggapnya seperti sekuntum bunga yang terjebak di tengah kotoran ta....

Itu ketara sekali pada diri long sen. Pemuda itu sangat membencinya, apa lagi Ia sangat tertarik dengan long Qian yang cantik bak peri itu. Hatinya terasa panas melihat kedekatan mereka.

"Kak chen mau kemana .?"

"Kakak mau jalan jalan kekota Ming. "

"Apa Qian boleh ikut.. " tatapnya dengan wajah berharap.

"Emmm ..."

"Ayolah kakak...Qian mau ikut.." rengeknya memotong ucapan long chen.

Melihat itu long chen tak kuasa menolak permintaan gadis cantik itu.

"Ayo kak ..." Tarik Qian keluar sekte.

Melihat itu hati long sen kian terbakar ..ia menatap dengan marah ke arah long chen. Terlebih lagi long sen.

Long chen tau itu, ketika merasakan seseorang menatapnya dengan aura kebencian kearahnya. Ternyata orang tersebut adalah long Sen. Ia hanya tersenyum saja.

"Long we , long cuan.. mari ikuti mereka. Ajak long Sen kepada antek anteknya itu. " Long we merupakan anak dari tetua ke 5 yaitu long wito, sementara long cuan anak tetua ke 7 yaitu long cun , tidak anak, tak juga ayah. Mereka masing masing berkomplot membenci long chen dan ayahnya.

Menatap perubahan masam di wajah long Sen. Mereka tau kalau bosnya itu tengah marah terhadap sampah itu.

"Ayo ..." Ucap mereka berdua serempak tampak tersenyum senang . Merasakan tangan mereka gatal , karna telah lama tak menghajar bocah sampah itu. Lalu mengikuti dari kejauhan.

"Kak chen.. bagai mana kabar ayahmu sekarang. Ku dengar ia sakit.?" Tatap Qian tampak sedih ditengah perjalanan mereka.

"Ayah baik baik saja adik Qian. Kamu tak usah cemas." Jawab long Cen sambil tersenyum.

"Oh.. syukur lah kalau begitu. Sebab... Sudah lama Qian tak melihat paman Guan. Kak chen, kita mau kemana? Tanya Qian, menatap pemuda itu, ketika sampai di tengah keramaian kota.

"Hem... Kita jalan jalan saja dulu, kakak ingin melihat lihat apa yang di jual para pedagang.

Tampak wajah Qian tersenyum cerah ketika melihat manisan buah..dan kue beras yang dijual pedagang secara berdampingan. Melihat itu matanya tampak berbinar.

"Apakah adik Qian mau manisan itu." Tunjuk long chen ke manisan buah plum yang tampak menggoda. Melihat itu long Qian tampak meneguk air liurnya. Karna manisan buah itu adalah manisan kesukaannya.

"Emmm...." Ia mengangguk malu malu.

Long chen langsung menuju tempat itu. Lalu meminta pemilik manisan itu untuk membungkus nya

.

"Ibu . Tolong bungkus manisan buah ini. Termasuk manisan buah lainnya , buat masing masing dua bungkus , tolong di pisah ya Bu." Ibu pemilik manisan itu tampak tersenyum cerah karena dagangannya di borong long chen."

" Baik tuan muda," jawabnya dengan tersenyum bahagia, sementara itu Long Qian yang mendengar percakapan mereka bingung.

"Kakak chen. Kenapa banyak sekali. Dan kenapa di bungkus terpisah.?" Tanya long Qian bingung dan penasaran . Menatap wajahnya.

" Emmm...itu..Yang satu lagi buat adik Si 'er. "

"Ohh...gitu.....ehhh bukannya dia pelayan kecil kakak, kenapa kakak memanggilnya adik.?"

"Panjang ceritanya adik Qian, sekarang Si'er telah ku angkat jadi adikku."

"Oh ...." Ucap Qian lirih. Ia tak menyangka Yun si telah di angkat adik oleh long chen. Bocah itu selain cantik, juga baik hati , baguslah kalau long chen mengangkatnya adik. Apa lagi Yun si seorang gadis yatim piatu. Yang di beli ibu long chen. Ketika tengah berada di pasar ketika itu.

"Setelah membayar semua manisan itu. Long chen memberikan sebagian manisan itu ke long Qian dan sebagian lagi manisan yang tersisa menghilang.

"Ehhhh ....???" Teriak Qian kecil...ia tampak kaget, melihat sebagian manisan buah itu menghilang. " Kak chen...ini...?" Tatapnya bingung. Sementara yang di tatap hanya tersenyum saja.

"Kakak chen. Kemana perginya manisan buah itu ..? Ia melirik jari jari di tangan long chen. Kalau aja.. ada cincin. Tapi tampaknya kosong. Kalaupun ada cincin ruang. Tak mungkin long chen bisa menggunakannya. Karna ia adalah orang biasa, bukan seorang kultivator.

"Wah ....kue beras itu tampaknya enak." Ucap long Ceng mengalihkan pembicaraannya sambil menunjuk kue beras yang baru keluar dari panggangannya. Tercium baunya yang harum semerbak. Membuat long Qian menatapnya dengan berbinar.

"Adik Qian...apakah adik mau kue beras itu. ?"

"Ya ... Kakak chen," ucapnya malu malu. Long chen langsung memesan kue beras itu. Lalu memberikannya kepada long Qian.

"Ini...." Menyerahkan bungkusan kue beras kepada Qian.

"Terimakasih kak chen, kakak baik sekali, Qian jadi tak enak merepotkan kakak.,"

"Tak apa apa adik Qian, kebetulan kakak ada uang. Mari kita lanjutkan perjalanan.

"Emmm .....," jawab Qian tersipu malu.

Sementara itu, jauh di pojok sana ada sesosok wajah yang tampak memendam kemarahan.

"Sampah ... Berani berani ya kau .. !!!" Ucapnya dalam hati terlihat marah.

Long chen mengetahui hal itu, kalau dari tadi mereka mengikutinya, tapi dia diam saja, seolah olah tak mengetahuinya.

Ketika melihat toko menjual perhiasan. Long chen mengajak Qian memasuki toko itu . Lalu menjelajahi isi toko. Tampak beberapa barang yang membuatnya tertarik apa lagi melirik Qian yang memandang perhiasan itu dengan mata berbinar binar. Tapi ia tampak sedih. Karna tak memiliki banyak uang. Jadi ia diam diam saja , seolah olah tak ada yang menarik.

"Adik Qian. Pilihlah kalau ada perhiasan yang adik suka.

" Tidak ada kakak chen. "Ucapnya berbohong. Ia tak ingin memberatkan long chen.

"Ambilah. Biar kakak yang membayarnya. "

"Tidak usah kakak. " tolaknya lagi.

"Kalau begitu... Biar kakak yang memilihnya . Anggap saja hadiah dari kakak .

" Tapi ....?"

"Tak usah pakai tapi tapian anggap saja Hadian dari kakak. Melihat long Qian hanya diam. Terpaksa long Chen yang memilihnya. Ia menatap beberapa perhiasan yang ia suka dan tak tau apakah Qian juga menyukainya.

Long chen mengambil sebuah gelang giok merah muda terlihat sangat indah dengan ukuran bunga persik.

"Wah... Mata tuan muda sangat jeli, melihat barang bagus. Pilihan tuan muda sangan baik. Itu gelang terindah yang paman jual di sini. Gelang itu hanya ada satu satunya ." Ucap seorang pria paruh Baya penjual perhiasan itu, tersenyum dengan mulut manisnya.

Long chen kembali melihat lihat perhiasan lainnya, ia menemukan sebuah kalung yang bermotif sama dengan gelang itu, lalu mengambilnya. Ketika ia akan mengambilnya , tiba tiba kalung itu terjatuh menimpa sebuah gelang usang berwarna merah menyala, terlihat samar samar berukir kan seekor burung ponic api, yang tengah merentangkan sayapnya.