Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa Tidak Bisa?
Seharian ini Disha benar-benar menghabiskan tanggal merah di kontrakannya, bahkan rekan kerjanya sudah mengajaknya keluar. Tapi, rasa malas membuat Disha menolak ajakan mereka.
Baru sore harinya, Disha mau tidak mau harus keluar dari kontrakannya karena ia harus membeli pembalut, "Huh, gue kira yang merah cuma tanggalnya aja ternyata gue juga merah sekarang," gumam Disha dan membersihkan tubuhnya lalu keluar kontrakan.
Disha dengan malas keluar dari kontrakannya dan berjalan kaki menuju minimarket yang letaknya tak jauh dari minimarket. Sesampainya di minimarket, ia pun membeli barang yang ia butuhkan dan kembali ke kontrakan.
Namun, saat Disha tengah membayar belanjaannya. Ia melihat pria yang selama ini coba ia dekati, "Kenapa Ryan Alister ada di sini?" gumam Disha.
"Mbak," panggil kasir.
"Eh, iya Mbak. Ini uangnya," ucap Disha.
Setelah membayar, Disha pun keluar dari minimarket. Namun, saya Ryan sudah tidak terlihat lagi.
"Perasaan tadi ada dia deh, tapi kenapa kok sekarang gak ada ya, cepet banget ilangnya," gumam Disha dan berjalan menuju kontrakan.
Karena hari ini hari libur, banyak kendaraan yang lalu lalang. "Orang-orang libur itu ya liburan cari tempat wisata atau apa gitu, eh lo malah beli pembalut," gumam Disha.
Sedang santai berjalan tiba-tiba ponsel Disha bergetar dengan segera Disha melihat siapa yang menelponnya dan ternyata Gio lah yang menghubunginya.
"Ish, ngapain sih nih orang telepon gue. Awas aja kalau gue di suruh kerja," gumam Disha.
Saat Disha ingin mengangkat sambungan telepon tersebut, Gio mematikannya lalu mengirimkan pesan pada Disha dan Disha pun membaca pesan tersebut.
Sha, maaf banget. Gue minta bantuan lo dong, lo kan punya data karyawan yang gak masuk hari rabu kan, gue minta tolong dong lo list siapa aja terus lo mintain alasannya juga.
"Enak banget nih orang kalau ngomong ya, gue udah kasih listnya di meja padahal dan sekarang gue di suruh bikin listnya lagi. Ini hari libur woy," gumam Disha penuh emosi.
Baru saja Disha akan membalas pesan dari Gio tiba-tiba Gio menghubunginya dan dengan cepat Disha mengangkat sambungan telepon.
Maaf banget ya, Sha. Gue telepon lo di hari libur.
^^^Iya, gapapa kok Gi. Gue gak masalah kalau lo telepon gue di hari libur, tapi buat kerja di hari libur. GUE GAK MAU!^^^
Setelah itu, Disha pun memutuskan sambungan telepon tersebut tanpa menunggu jawaban Gio.
"Awas aja sampai lo nyuruh gue kerja di hari libur, dia itu gak inget apa kesepakatan di perusahaan kalau di luar jam kerja gue bisa nolak buat kerja. Untung gue pilih tempat kerja yang bagus," ucap Disha.
Saat nelewati jalan besar dekat gang yang cukup sepi di kompleks itu dimana gang tersebut adalah gang buntu, Disha mendengar suara kesakitan dari arah gang sepi tersebut. "Suara apa itu? apa jangan-jangan itu suara hantu, masa ada hantu sih. Gue noleh gak ya, tapi kalau hantunya lihat gue gimana," gumam Disha yang hampir sampai di gang tersebut.
Semakin lama suara tersebut semakin terdengar alhasil karena rasa penasaran Disha pun melihat ke gang tersebut dan betapa terkejutnya ia saat melihat seorang pria dengan tangan dan kaki diikat, tak lupa mulutnya tertutup kain.
"Astaga," ucap Disha dan menghampiri pria tersebut lalu berusaha untuk menolong pria tersebut.
Saat hendak melepaskan tali yang mengikat pria tersebut tiba-tiba seorang pria datang dan menghalangi Disha, "Maaf Nona, Nona tidak bisa melepaskan tali tersebut," ucap pria tersebut.
"Kenapa tidak bisa?" tanya Disha dan mencoba melepaskan tali tersebut.
"Maaf, Nona. Lebih baik Nona pergi," ucap pria tersebut.
"Gak mau, Mas jangan seenaknya ya bisa nyiksa orang kayak gini. Saya bisa laporkan Masnya ke polisi," ucap Disha.
"Ya sudah kalau begitu silahkan Nona lepaskan," ucap pria tersebut.
"Huh, denger kata polisi aja takut. Makanya jangan sok," ucap Disha dan melepaskan tali pria tersebut.
"Ayo, Mas," ajak Disha pada pria yang baru saja terlepas dari tali.
"Mas kok bisa diikat disana sih?" tanya Disha.
"Saya juga gak tau, Mbak. Tiba-tiba aja saya di geret sama dua orang tadi terus saya diikat, bahkan saya di pukul makanya wajah saya kayak gini," ucap pria tersebut dengan menatap Disha dari atas sampai bawah.
Disha yang menatap lurus ke depan tidak tau akan hal itu, "Oh gitu ya Mas, ada-ada aja emang orang jaman sekarang ya," ucap Disha.
"Iya, Mbak," jawab pria tersebut yang masih menatap lekat tubuh Disha.
"Masnya juga lewat sini?" tanya Disha.
"Iya," jawabnya.
Disisi lain, Ryan sejak tadi mengikuti Disha sejak Disha keluar dari kontrakannya dan pergi ke minimarket.
Dimana saat dalam perjalanan ia melihat Disha yang diikuti oleh seorang pria bahkan pria tersebut mengambil gambar Disha dari belakang, "Siapa pria itu?" tanya Ryan.
"Saya juga kurang tau, Tuan. Saya akan menanyakannya pada Roy dan Jehan," ucap Jack, lalu menanyakan hal tersebut pada Roy dan Jehan yang mengawasi Disha.
"Tuan, kata Roy pria itu sudah mengikuti Nona sejak satu minggu bahkan Roy sudah memberikannya pelajaran. Tapi, sepertinya pria itu tidak kapok," ucap Jack.
"Berikan dia pelajaran," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," jawab Jack.
Setelah Disha sampai di minimarket, anak buah Ryan pun membawa pria tersebut ke gang sepi tersebut lalu menghajar habis-habisan pria tersebut.
Ryan pun datang, "Ini pria yang mengikuti Disha?" tanya Ryan.
"Iya, Tuan. Ini Tuan," ucap Jack dan memberikan ponsel pria tersebut pada Ryan.
Ryan pun melihat isi ponsel pria tersebut dimana banyak foto para perempuan yang dia ambil gambarnya secara diam-diam, bahkan terdapat foto perempuan yang tengah berada di dalam kamar mandi.
"Bod*h," bentak Ryan lalu memukul wajah pria tersebut dan menghancurkan ponsel tersebut.
"Siapa kau?" tanya pria tersebut dengan susah payah.
"Kau tanya siapa aku, aku adalah malaikat pencabut nyawamu," ucap Ryan.
"Aap salahku?" tanyanya.
"Salahmu karena kau bod*h, kau sudah mengambil foto wanitaku dan aku tidak akan melepaskanmu begitu saja," ucap Ryan.
"Maaf, aku tidak tau," ucapnya lalu Jack membungkam mulut pria tersebut dengan kain.
"Tuan, Nona sudah dekat," ucap Jack.
"Ini adalah kesempatanmu dan jika kau melakukannya lagi maka habis nyawamu," ucap Ryan lalu mereka bersembunyi tempat yang cukup jauh agar Disha tidak mencurigainya.
Dan ya Disha melihat pria itu lalu berusaha menyelamatkannya, "Roy cegah dia agar tidak terlepas," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," jawab Roy.
Setelah perdebatan panjang, Ryan pun memerintahkan Roy untuk melepaskan pria tersebut, namun meskipun begitu ia tetap mengawasi Disha dan pria tersebut.
Ryan benar-benar emosi melihat mata pria itu yang terus melihat ke arah Disha, "Setelah ini bawa di ke markas," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," jawab Jack.
.
.
.
Tbc...
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya.