NovelToon NovelToon
Kembali Ke Masa Lalu

Kembali Ke Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Rebirth For Love / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lady_Xiyun

"Kaluna, putri mahkota yang terhukum penggal karena kesalahan dan dosa yang tidak pernah dia lakukan. Fitnah dan kebencian telah menghancurkan hidupnya, tetapi Kaluna tidak akan menyerah. Sebelum ajalnya tiba, dia berdoa kepada dewa untuk diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji untuk tidak menjadi putri mahkota lagi, tetapi untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan hidupnya.

Apakah Kaluna akan berhasil kembali ke masa lalu dan membalas dendamnya? Ataukah dia akan terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tidak pernah berakhir? Ikuti perjalanan Kaluna dalam cerita ini, dan temukan jawabannya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Intrik Di Istana Everwood

Rapat pagi di Istana Everwood telah dimulai. Raja Everard III, seorang pria berusia lanjut dengan rambut putih dan mata yang tajam, duduk di atas takhta dengan wibawa. Di sebelahnya, Putra Mahkota Kael, seorang pria muda yang tampan dan berani, duduk dengan tenang.

Pangeran Alaric, adik Kael, juga hadir dalam rapat tersebut. Ia duduk di sebelah Kael, dengan mata yang tajam dan wajah yang serius.

Para menteri, penasehat, duke, count, marques, dan baron juga hadir dalam rapat tersebut. Mereka semua duduk di sekitar meja besar, dengan wajah yang serius dan mata yang tajam.

Raja Everard III memulai rapat dengan suara yang keras dan jelas. "Hari ini, kita akan membahas tentang keamanan di perbatasan. Ada laporan bahwa pasukan musuh telah mulai berkumpul di perbatasan. Kita harus segera mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman ini."

Putra Mahkota Kael segera berbicara. "Ayahanda, saya setuju bahwa kita harus segera mengambil tindakan. Saya telah memerintahkan pasukan kita untuk siap siaga dan menghadapi musuh di perbatasan."

Pangeran Alaric juga berbicara. "Saya setuju dengan Putra Mahkota Kael. Kita harus segera mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman ini. Saya juga telah memerintahkan pasukan kita untuk siap siaga dan menghadapi musuh di perbatasan."

Para menteri, penasehat, duke, count, marques, dan baron juga berbicara dan memberikan pendapat mereka tentang keamanan di perbatasan. Raja Everard III dan Putra Mahkota Kael mendengarkan pendapat mereka dengan saksama dan membuat keputusan yang tepat untuk menghadapi ancaman tersebut.

Setelah membahas tentang keamanan di perbatasan, Raja Everard III meminta para menteri dan penasehat untuk memberikan laporan tentang situasi ekonomi di kerajaan.

Menteri Keuangan, Duke Thomas, berdiri dan memulai laporannya. "Yang Mulia, situasi ekonomi di kerajaan saat ini sangat stabil. Pendapatan dari pajak dan perdagangan meningkat, dan kita telah berhasil mengurangi utang negara."

Raja Everard III mengangguk dengan puas. "Baik, Duke Thomas. Teruslah menjaga stabilitas ekonomi kita."

Kemudian, Penasehat Kerajaan, Countess Sophia, berdiri dan memulai laporannya. "Ayahanda, saya memiliki berita tentang kemajuan proyek pembangunan infrastruktur di kerajaan. Proyek jalan raya dan jembatan telah selesai, dan kita telah berhasil meningkatkan aksesibilitas di wilayah pedesaan."

Raja Everard III tersenyum. "Baik, Countess Sophia. Teruslah menjaga kemajuan proyek-proyek kita."

Setelah semua laporan selesai, Raja Everard III meminta Putra Mahkota Kael untuk memberikan pendapatnya tentang situasi di kerajaan.

Putra Mahkota Kael berdiri dan memulai pendapatnya. "Ayahanda, saya pikir kita telah membuat kemajuan yang baik dalam beberapa bulan terakhir. Namun, saya juga pikir kita harus terus berhati-hati dan waspada terhadap ancaman-ancaman yang mungkin timbul di masa depan."

Raja Everard III mengangguk dengan puas. "Baik, Putra Mahkota Kael. Teruslah menjaga keamanan dan stabilitas kita."

Raja Everard III sedang berdiri untuk mengakhiri rapat, namun Pangeran Alaric tiba-tiba menyela dan berbicara dengan nada yang serius.

"Ayahanda, saya minta maaf untuk menyela, tapi saya memiliki informasi yang sangat penting dan tidak bisa menunggu," kata Pangeran Alaric.

Raja Everard III memandang Pangeran Alaric dengan penasaran. "Apa itu, Alaric?"

Pangeran Alaric menelan ludah sebelum berbicara. "Saya telah menerima informasi bahwa ada mata-mata dari Kerajaan Calonia yang telah memasuki kerajaan kita."

Rapat menjadi sunyi, dan semua mata memandang Pangeran Alaric dengan kejutan dan kekhawatiran.

Raja Everard III memandang Pangeran Alaric dengan serius. "Bagaimana kamu mendapatkan informasi ini, Alaric?"

Pangeran Alaric menjawab, "Saya memiliki sumber yang dapat dipercaya di dalam Kerajaan Calonia. Mereka telah memberitahu saya bahwa Kerajaan Calonia telah mengirimkan mata-mata untuk mengumpulkan informasi tentang kerajaan kita."

Putra Mahkota Kael berbicara, "Ini adalah ancaman yang serius. Kita harus segera mengambil tindakan untuk menghadapi mata-mata ini."

Raja Everard III mengangguk, "Baik, kita akan segera membahas rencana untuk menghadapi mata-mata ini. Rapat ini tidak akan berakhir sampai kita memiliki rencana yang jelas untuk menghadapi ancaman ini."

Raja Everard III meminta Pangeran Alaric untuk memberikan lebih banyak informasi tentang mata-mata dari Kerajaan Calonia.

Pangeran Alaric menjawab, "Saya telah diberitahu bahwa mata-mata tersebut telah memasuki kerajaan kita beberapa hari yang lalu. Mereka telah menyamar sebagai pedagang dan telah mulai mengumpulkan informasi tentang kekuatan militer kita dan strategi pertahanan kita."

Putra Mahkota Kael berbicara, "Kita harus segera menemukan dan menangkap mata-mata tersebut. Kita tidak bisa membiarkan mereka terus mengumpulkan informasi tentang kita."

Raja Everard III mengangguk, "Baik, kita akan segera membentuk tim untuk menemukan dan menangkap mata-mata tersebut. Pangeran Alaric, saya meminta kamu untuk memimpin tim tersebut."

Pangeran Alaric menjawab, "Saya siap, Ayahanda. Saya akan segera membentuk tim dan memulai pencarian mata-mata tersebut."

Raja Everard III memandang Putra Mahkota Kael, "putra Mahkota Kael, saya meminta kamu untuk membantu Pangeran Alaric dalam pencarian mata-mata tersebut. Kita harus bekerja sama untuk menghadapi ancaman ini."

Putra Mahkota Kael menjawab, "Saya siap, Ayahanda. Saya akan membantu Pangeran Alaric dalam pencarian mata-mata tersebut."

Raja Everard III mengangguk, "Baik, maka itu yang akan kita lakukan. Kita akan bekerja sama untuk menghadapi ancaman mata-mata dari Kerajaan Calonia."

Setelah rapat tersebut berakhir, perbedaan pendapat antara pendukung Putra Mahkota Kael dan fraksi pendukung Pangeran Alaric mulai muncul. Beberapa orang yang mendukung Pangeran Alaric mulai berbicara tentang haknya sebagai putra ratu untuk menjadi putra mahkota.

"Putra Mahkota Kael bukanlah putra ratu, dia hanya putra dari permaisuri raja," kata salah satu pendukung Pangeran Alaric. "Pangeran Alaric adalah putra ratu, dia memiliki hak untuk menjadi putra mahkota."

Pendukung Putra Mahkota Kael langsung membantah pernyataan tersebut. "Putra Mahkota Kael telah dipilih oleh raja sebagai putra mahkota, dia memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih baik daripada Pangeran Alaric," kata salah satu pendukung Putra Mahkota Kael.

Perdebatan tersebut semakin memanas, dengan kedua belah pihak saling menyerang dan membela pendapat mereka. Raja Everard III, yang telah memilih Putra Mahkota Kael sebagai penggantinya, mulai merasa khawatir tentang perpecahan yang terjadi di dalam istana.

Pangeran Alaric sendiri tidak berbicara banyak tentang perdebatan tersebut, namun dia terlihat sangat tidak puas dengan keputusan raja untuk memilih Putra Mahkota Kael sebagai penggantinya. Dia mulai mempertimbangkan untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk memperjuangkan haknya sebagai putra mahkota.

Putra Mahkota Kael duduk di ruang kerjanya, wajahnya merah dengan kemarahan. Dia merasa kalah dari Pangeran Alaric, yang telah mendapatkan perhatian dan dukungan dari beberapa orang di istana.

"Aku tidak bisa percaya bahwa aku harus bersaing dengan Alaric untuk mendapatkan perhatian Ayahanda," kata Kael dengan kemarahan. "Aku adalah Putra Mahkota, aku harusnya menjadi yang pertama mendapatkan perhatian dan dukungan."

Kael merasa iri dan dengki terhadap Alaric, yang telah mendapatkan dukungan dari beberapa orang di istana. Dia merasa bahwa Alaric tidak pantas mendapatkan perhatian dan dukungan tersebut, karena dia tidak memiliki pengalaman dan kemampuan yang sama dengan Kael.

"Aku harus melakukan sesuatu untuk menghentikan Alaric," kata Kael dengan kemarahan. "Aku tidak bisa membiarkan dia mengambil perhatian dan dukungan Ayahanda."

Kael mulai memikirkan cara untuk menghentikan Alaric dan memastikan bahwa dia tetap menjadi Putra Mahkota yang sah. Dia tidak akan membiarkan Alaric mengambil posisinya dan menghancurkan masa depannya.

...****************...

Kael memanggil salah satu penasehatnya, Lord Bagus, untuk datang ke ruang kerjanya. Lord Bagus adalah seorang yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang luas tentang politik dan strategi.

"Lord Bagus, saya membutuhkan bantuan Anda," kata Kael. "Saya ingin tahu bagaimana cara menghentikan Alaric dan memastikan bahwa saya tetap menjadi Putra Mahkota yang sah."

Lord Bagus mendengarkan dengan saksama dan kemudian berbicara. "Putra Mahkota, saya memahami kekhawatiran Anda. Namun, saya harus memberitahu Anda bahwa menghentikan Pangeran Alaric tidak akan mudah. Dia memiliki dukungan dari beberapa orang di istana dan juga memiliki hak sebagai putra ratu."

Kael mengangguk mengerti. "Saya tahu itu, Lord Bagus. Namun, saya tidak bisa membiarkan dia mengambil posisi saya. Saya harus melakukan sesuatu untuk menghentikannya."

Lord Bagus berpikir sejenak dan kemudian berbicara. "Saya memiliki sebuah rencana, Putra Mahkota. Namun, rencana ini memerlukan kehati-hatian dan strategi yang tepat. Apakah Anda siap untuk mendengarnya?"

Kael mengangguk dengan antusias. "Ya, Lord Bagus, saya siap untuk mendengarnya. Saya ingin tahu apa rencana Anda untuk menghentikan Alaric."

Lord Bagus memulai penjelasannya. "Rencana ini melibatkan beberapa langkah, Putra Mahkota. Pertama, kita harus memastikan bahwa Pangeran Alaric tidak mendapatkan dukungan dari Yang Mulia Raja. Kita harus membuat Yang Mulia Raja percaya bahwa Pangeran Alaric tidak pantas menjadi Putra Mahkota."

Kael mengangguk. "Saya paham. Bagaimana kita bisa membuat Ayahanda percaya itu?"

Lord Bagus tersenyum. "Saya telah memiliki rencana untuk itu, Putra Mahkota. Kita akan membuat Pangeran Alaric terlihat tidak kompeten dan tidak pantas menjadi Putra Mahkota. Kita akan membuatnya melakukan kesalahan dan kegagalan, sehingga Yang Mulia Raja akan melihat bahwa dia tidak pantas menjadi Putra Mahkota."

Kael mengangguk dengan antusias. "Saya suka rencana itu, Lord Bagus. Bagaimana kita bisa membuat Alaric melakukan kesalahan dan kegagalan?"

Lord Bagus tersenyum lagi. "Saya telah memiliki rencana untuk itu, Putra Mahkota. Kita akan membuat Pangeran Alaric terjebak dalam sebuah situasi yang sulit, sehingga dia akan terpaksa melakukan kesalahan dan kegagalan. Dan ketika itu terjadi, kita akan membuat Yang Mulia Raja melihat bahwa Pangeran Alaric tidak pantas menjadi Putra Mahkota."

...To Be Continued...

Note:

Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya😍😍😍

1
Imamatur
/Determined//Hammer//Determined//Determined//Grievance/
Zalina
waaw/Sneer//Sneer/
Zalina
makasih
Zalina
suka
Zalina
sangat seru
Zalina
cerita menarik
Zalina
seru
Zalina
terimakasih
Imamatur
makasih update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!