Wanita adalah makhluk paling rumit di dunia. Sangking rumitnya, pikiran, bahkan perkataannya bisa berubah seiring waktu.
Pada ulang tahun pernikahan pertama, Sandra melontarkan candaan ringan, mengatakan bila tak kunjung memiliki anak akan meminta Bastian menikah lagi.
Bastian tak menanggapi candaan Sandra sama sekali, hingga pada akhirnya di tahun ke sepuluh pernikahan. Hal yang tak diinginkan Sandra lantas terjadi. Ternyata, secara diam-diam Bastian menikah siri dengan sekretaris pribadinya bernama Laura dan sekarang tengah berbadan dua.
Apa yang akan dilakukan Sandra? Apa dia akan pergi atau memilih bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Pernyataan Cinta
Langkah Sandra lantas terhenti. "Apa kau disuruh Bastian? Mengapa kau bisa tahu kalau aku susah terlepas dari Bastian. Astaga, untuk apa aku bertanya, pasti Bastian memberitahumu kalau aku tidak bisa bercerai darinya kan karena hutang-hutang Papaku! Kalian benar-benar licik! Sebenarnya apa mau kalian!"
Di balik kaca mata hitamnya, Sandra melototkan mata, mulai kesal karena Bastian membawa-bawa orang lain.
"Tidak, aku dan Bastian tidak sedekat itu tapi ada satu rahasia besar tentang Bastian dan kau harus tahu ini, aku akan membayar semua hutang-hutang Papamu, jika selesai bercerai dari Bastian, kau mau menikah denganku," ucap Chester.
Membuat mata Sandra mendelik sejenak. Sandra tidak mungkin langsung mengiyakan ajakan, terlebih Bastian dan Chester teman baik sejak dulu.
Sampai-sampai saat di sekolah, sangking tampannya. Bastian dan Chester dijuluki sebagai 'bunga kampus'. Namun, sayangnya di mata Sandra, sifat keduanya bertolak belakang. Sandra kagum pada Bastian. Lelaki itu amat rajin, ramah pada semua orang, suka menolong dan tidak suka membuat ulah. Selama di sekolah Bastian pun tidak ada kasus. Sangat berbanding terbalik sekali dengan Chester, suka tebar pesona dan selalu berisik. Sandra pun diam-diam malah jatuh cinta pada Bastian.
"Rahasia apa?" Sandra pun bertanya dengan nada sangat ketus. Kendati demikian dia penasaran pula dengan rahasia Bastian.
Chester menarik napas panjang kemudian mulai menceritakan kebenaran yang selama ini disimpan rapat-rapat oleh Bastian.
Saat mendengarkan penjelasan Chester, Sandra membeku di tempat dengan darah panas mulai naik ke ubun-ubun kepala. Apakah dia harus memercayai penjelasan Chester sekarang. Namun, melalui sorot mata Chester tak ada kebohongan yang tersirat.
"Sandra, asal kau tahu Bastian itu licik, dia akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Maka dari itu akan menolongmu agar terlepas dari Bastian, bagaimana?" tambah Chester lagi, setelah selesai menyampaikan rahasia Bastian.
Sandra bergeming, dengan tangan terkepal erat, menahan amarah yang meletup-letup di palung hatinya sekarang juga. Kebenaran hari ini membuat nama Bastian di hatinya benar-benar hilang. Lelaki itu ternyata sangatlah licik.
Sandra jadi menyesal, mengapa harus jatuh cinta pada Bastian. Seandainya saja waktu dapat diputar, sepuluh tahun yang lalu, Sandra akan kabur saat pernikahan berlangsung. Tetapi, nyatanya dia secara sukarela mengiyakan ajakan menikah dan tak ada penolakan sama sekali. Karena apa? Ya tentu saja karena cinta dulu.
"Iya, terima kasih karena sudah memberitahuku soal ini, tapi aku tidak mau kau menjadi suamiku. Aku akan mencari calon suamiku sendiri! Sekarang minggir, aku mau ke ruanganku!" balas Sandra, sedikit emosional. Ingin segera pergi ke ruangan dan merebahkan diri di atas sofa karena kepalanya mendadak pusing sekarang.
Sandra tak mau menjadikan Chester suaminya. Dia takut pria di hadapannya ini merencanakan sesuatu bersama Bastian. Sandra tidak mau jatuh ke lubang yang sama. Sandra akan mencari calon suami yang mau diajak berkerjasama dan tidak menuntut apa pun darinya. Meskipun mereka menikah kontrak nanti.
Chester membelalakan mata seketika. Tampak terkejut dengan respon Sandra.
"Tapi aku mau menjadi calon suamimu!" protes Chester.
Sandra mendengus, makin kesal dengan sikap Chester. "Dan aku tidak mau!"
"Ini perintah, kau harus menjadi istriku!" kata Chester dengan sangat tegas, seolah-olah titah barusan yang dikeluarkan harus diwujudkan.
Sandra terperangah sebentar. "Kau benar-benar suka memaksa ya, enyahlah dari hadapanku Chester!"
"Tidak mau!"
Sandra hendak menerobos Chester tapi lagi-lagi pria itu menghadangnya. "Minggir!"
"No Baby!"
Saat ucapan 'baby' tercetus dari bibir Chester. Sandra semakin jengkel. Tanpa sadar wajah Sandra tampak cemberut. Membuat Chester ingin sekali menerkam Sandra saat ini.
"Berhenti memanggilku dengan sebutan Baby!" seru Sandra dengan bibir sedikit menurun ke bawah.
"Kenapa?" Dengan wajah datar Chester pun bertanya. Tak peduli bila Sandra tengah amat kesal saat ini.
"Aku tidak suka! Dan aku bukanlah Babymu!" Dengan sekuat tenaga berjalan ke sisi lain hendak berjalan menuju ruangan. Namun, untuk kesekian kalinya Chester berhasil menghadang dan menahan tangannya lagi.
"Tapi aku suka, kau itu Babyku! Babyku! Titik!" sahut Chester penuh pemaksaan.
"Ck, kau orang yang sangat menyebalkan Chester, aku membencimu dan Bastian! Enyahlah dari hadapanku!" Sandra mulai tersulut emosi, hendak mendorong Chester tapi tetap saja tak bisa. Perawakan Chester yang tinggi dan besar, membuatnya kewalahan.
Malah berakhir Chester memegang kedua pundaknya tiba-tiba.
"Tapi aku mencintaimu, aku sudah lama memendam rasa padamu, ralat, ralat, sudah sangat lama! Sangat lama! Asal kau tahu Bastian merebutmu dariku dan sekarang maukah kau menjadi istriku?"
