Gadis Modern Dan Tuan Desa

.

Di saat para sahabatnya sedang sibuk memakan kue. Kirana memutuskan untuk pergi dan naik ke lantai dua. Gadis itu ingin menemui pacarnya yang saat ini sedang marah padanya.

Tok ... Tok ... Tok ...

Kirana mengetuk pintu kamar Candra.

CEKLEK-!

Pintu terbuka. Terlihat Candra yang kini sudah berdiri di hadapan Kirana dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat datar. Sepertinya pria itu masih marah karena kejadian tadi.

"Maafin aku ...." lirih Kirana menatap Candra dengan tatapan memelas. Ia sangat berharap Candra segera memaafkannya.

"Maaf? Maaf untuk apa?" tanya Candra dengan nada dingin yang membuat Kirana langsung menghembuskan nafasnya secara panjang.

"Aku tau kamu sedang marah sama aku. Maafin aku, Candra. Aku mohon. Aku tau aku salah! Seharusnya aku nggak ngelakuin hal itu!" rengek Kirana begitu memohon agar Candra dapat memaafkannya.

"Aku sudah tidak marah lagi, tapi aku masih belum bisa memaafkanmu," ujar Candra yang membuat Kirana terdiam.

"Kamu harus melakukan sesuatu agar aku bisa memaafkanmu!" tegas Candra.

"Melakukan apa?" tanya Kirana dengan kening yang terlihat mengkerut.

"Pikir sendiri," sungut pria itu dengan senyuman liciknya.

Kirana pun terdiam. Ia berusaha berfikir apa yang harus ia lakukan agar Candra tidak marah lagi padanya.

Beberapa menit kemudian setelah Kirana diam.

"Aku tau apa yang harus aku lakukan!" ujar Kirana secara tiba-tiba.

"Apa itu?" tanya Candra penasaran.

Kirana langsung berjinjit di hadapan Candra. Dan ...

Cup-!

Seketika saja Candra terdiam membeku ketika Kirana tiba-tiba menciumnya. Sedetik kemudian, Candra ikut membalas ciuman yang Kirana berikan. Kesempatan baik ini tidak akan Candra sia-siakan.

Candra memeluk pinggang Kirana dengan erat, lalu membalas ciuman Kirana jauh lebih rakus dan agresif.

"Emhh ... Cpkk ... Cpkk ...."

Keduanya seketika hanyut di dalam ciuman yang panas itu. Mereka berciuman tepat di depan kamar Candra tanpa takut ada yang melihat mereka.

10 menit kemudian.

Kirana segera melepaskan ciumannya yang padahal Candra belum merasa puas.

"Kamu sudah memaafkan aku kan?" tanya Kirana menatap kedua manik mata Candra dalam-dalam.

"Kamu harus menciumku delapan kali agar aku bisa memaafkanmu!" tegas Candra yang membuat kedua mata Kirana langsung melotot dengan sempurna.

"Hah?! 8 kali?! Kamu gila ya, Can—"

Cup-!

Belum sempat Kirana menyelesaikan perkataannya, Candra langsung mendaratkan ciuman di bibir Kirana. Ia kembali melumat bibir Kirana dengan rakus seperti anak singa yang sedang kelaparan.

Bersambung.

░K░a░m░u░ ░m░e░n░c░i░p░t░a░k░a░n░ ░k░e░i░n░d░a░h░a░n░ ░d░e░n░g░a░n░ ░s░i░k░a░p░m░u░,░ ░d░a░n░ ░k░a░m░u░ ░m░e░m░b░u░a░t░ ░k░e░s░a░n░ ░d░e░n░g░a░n░ ░p░e░r░i░l░a░k░u░m░u░.░ ░(░K░a░m░u░ ░m░e░n░c░i░p░t░a░k░a░n░ ░k░e░c░a░n░t░i░k░a░n░ ░d░e░n░g░a░n░ ░s░i░k░a░p░m░u░,░ ░d░a░n░ ░m░e░m░b░u░a░t░ ░k░e░s░a░n░ ░d░e░n░g░a░n░ ░p░e░r░i░l░a░k░u░m░u░)░ ░-░ ░S░o░p░h░i░a░ ░E░l░m░a░r░a░

░K░o░m░e░n░ ░y░a░ ░b░i░a░r░ ░a░u░t░h░o░r░ ░s░e░m░a░n░g░a░t░ ░j░a░n░g░a░n░ ░l░u░p░a░ ░l░i░k░e░ ░k░a░r░y░a░ ░a░u░t░h░o░r░