NovelToon NovelToon
Cinta Datang Sekali Lagi

Cinta Datang Sekali Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mia Riski

" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---


Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjauh

Sam menutup payungnya , ia duduk di samping ziva . Melirik ziva yang kaget dengan apa yang di lakukan lelaki ini . Yang benar saja, Sam menjadi basah kuyup seperti dirinya. meski perlahan hujan mulai reda.

" Lo gila? " Tanya ziva

"Pengen nemenin Lo nangis , kalau rame tuh makin seru. Jadi gue temenin sampe Lo kelar nangisnya , jadi lanjutin aja " Sam terlihat santai memandang kearah ziva , wanita cantik itu menggeleng kepalanya tak percaya . Ternyata ia memang menemui banyak lelaki aneh di dunia ini . Apa memang takdirnya begitu menyedihkan sehingga mendatangkan segala hal yang cukup sulit di jelaskan.

Hampir 1 jam keduanya terdiam disana , hingga tetes hujan tak lagi terasa . Wanita cantik itu tampak menggigit bibir bawahnya karena kedinginan , ia memeluk lengannya semakin erat .

" Gue anter pulang sekarang ya.. biar gue nyetir mobil Lo , ntar gue balik naik taxi" Ucapnya beranjak dari tempat duduknya.

" Gak ngerepotin? "

Sam menggeleng cepat , ia langsung menuntun wanita itu ke dalam mobilnya . Ziva menyandarkan kepalanya pada kursi mobil , ia sudah lebih kering dari pada satu jam sebelumnya. Sam langsung mematikan AC mobil ziva , ia melajukan mobil tersebut .

Sesekali melirik kearah ziva yang tertidur , tampak wajahnya pucat . Bisa bisa wanita itu akan demam panas karena terlalu lama terguyur hujan . Sebenarnya ia tidak ingin ziva melakukan hal tadi , tapi sepertinya mencegah wanita itu sama saja mencari masalah dengan seseorang yang sedang putus cinta . Tidak akan pernah di dengar , meski telah memperingati dengan toa.

Samuel bisa menebak itu dari isak tangis yang cukup memilukan . 

" Rugi yang bikin kamu sehancur ini " ungkap Sam dalam hati .

Lelaki itu sudah memarkirkan mobil ziva di garasi rumahnya , ia terdiam menoleh kearah ziva .

" Mm.. udah sampe ya " wanita itu membenarkan posisinya , ia melihat kearah jendela .

" Ia , gue juga udah pesen taxi. Lo masuk sekarang ya , gue mau pulang dulu " ucap Sam

" Makasih banget ya Sam " ziva tersenyum kecil. Sam hanya mengangguk pelan.

" Apapun yang lagi Lo rasain , gue tau Lo wanita kuat . " Sam langsung berlalu masuk ke dalam taxi .

Ziva menghembuskan nafasnya berat , ia berjalan masuk ke dalam rumah . Cindy dan Stevan sudah menyambut wanita mungil itu di depan pintu .

" Sayang , kamu kenapa hujan hujan.. kamu tahu kan apa kata dokter , kamu gak sepenuhnya sehat sayang . Jaga kesehatan kamu . " Cindy memegang kedua pundak ziva , ia melihat mata anaknya yang begitu sembab .

" Ziva ke kamar dulu ma , mau mandi" ia berjalan lesu memasuki kamarnya .

Cindy menoleh ke Stevan yang mengangkat kedua bahunya , membuat wanita paruh baya itu menarik nafas berat .

" Aku khawatir dengan kondisi ziva "

" Jangan berpikir terlalu buruk , lebih baik panggil bi Tina untuk menyiapkan makan malam serta minuman panas untuk ziva " ucap Stevan yang langsung di angguki oleh Cindy . Ia langsung berjalan menuju dapur menghampiri pembantu rumah tangganya.

Ziva tengah mengeringkan rambut nya dengan hairdryer . Menyisir rambutnya ,  ia memandang lama kearah cermin . Meraih foto yang sejak tadi mengganggu pikirannya .

" Kenapa bisa semirip ini.. " ucapnya pelan .

" Apa iya gue punya kembaran? " Lanjutnya lagi itu tidak mungkin pikirnya.

***

Tangan jenjang Tasya baru saja mengompres Gabriel dengan air hangat . Suhu badan lelaki itu masih cukup tinggi . Peluh kini membasahi sekujur tubuhnya . Dengan telaten wanita cantik itu merawat Gabriel . Ia bisa mendengar bibir lelaki itu meracau memanggil nama ' ziva ' . Tetap saja ia tidak peduli , baginya Gabriel harus menjadi miliknya . Meski bertepuk sebelah tangan.

Tasya bersama iren menemui Gabriel di rumah lyona . Iren sangat menghawatirkan kondisi lelaki itu . Dari depan pintu kamar iren terus tersenyum memperhatikan Tasya yang terlihat sangat menyayangi anaknya Gabriel.

" Kau lihat Sekarang ? Tasya memang gadis yang baik, ia pantas untuk Gabriel .. " melirik kearah lyona yang ada di sampingnya.

Lyona tak ingin banyak berbicara , tapi ia merasa ziva lebih pantas berada di sana bersama Gabriel . Kenapa ? Karena adiknya benar benar mencintai wanita itu .

" Jangan memaksa Gabriel . Cukup aku yang merasakannya .. "

" Aku tidak ingin memaksanya , aku hanya mengatakan apa yang aku lihat saja " ucap iren .Iren berjalan meninggalkan Gabriel dan Tasya berdua di dalam kamar .

Iren memang tidak ingin menyiksa batin putranya lagi. Semua terserah pada Gabriel , ia berhak menentukan apa yang ia inginkan untuk hidupnya.

Lyona sedikit terkejut mendengar ungkapan mamanya . Tidak seperti biasa . Ini sungguh kemajuan yang tidak terduga . Berharap papanya juga akan sedikit melunak. Tapi ia ragu setelah melihat Gabriel yang kini seakan ingin menyerah .

Lyona yang masih berdiri di ambang pintu menghela nafas panjang . Kaki jenjangnya itu melangkah menuju kamar utama miliknya dan Rafael.

Tasya duduk di sisi ranjang , setelah mengompres lelaki ini ia tersenyum menatap wajah teduh Gabriel saat tertidur . Meski lelaki itu sedang sakit , tetap saja wajahnya selalu membuat Tasya begitu menggila . Ia bahkan akan melakukan apa saja untuk membuat lelaki itu takluk padanya . Ya , termasuk menyerahkan dirinya . Bodoh? Tidak baginya ini bentuk cintanya.

" kau memang berbeda Gabriel.. " Tasya mengelus kepala Gabriel lembut .

" Aku bahkan tidak menemukan kekurangan padamu " menyentuh bidang dada Gabriel . Jari telunjuknya berjalan pelan di sekitarnya.

Mendekatkan wajahnya pada Gabriel yang sedang tertidur . Hembusan nafas teratur itu cukup membuat Tasya menggeliat . Ia berusaha menahan dirinya untuk tidak menerkam lelaki di hadapannya ini.

Gabriel tampak mengigau , ia menarik tangan kanan Tasya . Detak jantungnya kini benar benar di luar kendali , ia senang sekali Gabriel memeluk lengannya dengan seuntai senyum kecil dalam ketidaksadarannya. Tasya tak akan melewatkan ini , Ia sempat mengabadikan moment itu dan mengirimkannya pada ziva .

"Bukankah ini akan menjadi hal menyenangkan untukmu ziva ? Hha" ia mengatakannnya dalam hati .

Tasya merasa telah maju beberapa langkah dan ia akan sampai pada tujuannya . Menggapai apa yang menjadi obsesinya . ' mendapatkan Gabriel '

Lelaki itu menggeliat sejenak lalu membuka matanya , tampak jelas senyum Tasya mengembang tepat di hadapan wajahnya. Ia cukup kaget melihat tangannya yang memeluk Tasya begitu erat . Tak butuh waktu lama , Gabriel segera melepaskannya.

" Kenapa kamu ada disini? "

" aku mengkhawatirkan kamu "

Ia diam sejenak .

" Aku ingin merawatmu dan Aku akan selalu ada untuk kamu , Gabriel . Meski kamu tak pernah menganggap aku ada. " lanjutnya Tasya menundukkan wajahnya .

" Tes.. "

Butiran bening itu menetes pada kedua pipi Tasya . Dengan cepat Gabriel menghapusnya . Mengelus puncak kepala Tasya pelan .

" Maafkan segala sikap burukku selama ini dan terimakasih untuk selalu peduli padaku "

"Tentu.. " Tasya menghela nafasnya . Ia memang cukup pintar bersandiwara bukan ? Tentu saja, ini sudah menjadi bagian dari pekerjaannya. Tidak perlu menunjukkan sikap ganas seperti yang sering terlihat di berbagai cerita atau sinetron Indonesia . Bermain dengan pintar dan bertahap sepertinya akan lebih seru .

Yang pasti ia masih tetap yakin , Perlahan Gabriel akan jatuh pada pelukannya . Itu adalah janji .

                              *****

Ziva meremas kasurnya , merapatkan deretan giginya geram. Ia tampak sedang menahan amarahnya.

membuang handphone nya ke arah sofa setelah melihat gambar yang cukup memanasi matanya , ia mengibas tangannya ke samping meja ranjang rawatnya .

"PRAKKK!!!"

1
Aliyana Angela Bara Bere
cerita yg plg tidak bisa ku hayati😌😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!