Ada sebuah rahasia besar dibalik sosok M, seorang dance crew populer di Surabaya dan sekitar Jawa Timur. Sosok yang misterus dan di puja banyak kaum hawa itu nyatanya memilih menjadi pelampiasan sang selebgram cantik asal Surabaya, Miki namanya.
Miki yang baru saja ditinggal pergi pacarnya demi gadis lain pun menerima M sebagai pelampiasan. Ia mengabaikan berbagai macam rumor yang beredar tentang M yang selalu memakai masker hitam ditiap kemunculannya.
Tapi siapa yang akan menyangka, sosok asli dari M si dancer jalanan itu, dancer yang di rumorkan memiliki wajah yang buruk rupa hingga harus menyembunyikan wajahnya di balik masker hitam itu, nyatanya adalah seorang pewaris tunggal dari Misha Corp sebuah perusahaan raksasa yang terkenal di Indonesia. Emeris Misha.
Kisah cinta Miki dan sang pewaris pun memunculkan banyak rahasia besar yang telah terkubur dalam pada keluarga Misha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Mata sipit Emeris mulai berbinar. Senyum tipis muncul dengan sangat tipisnya, di bibirnya.
Miki dan temannya mulai bergerak. Mereka mulai berjalan menyebrangi jalan. Melintas di depan mobilnya.
Sang CEO muda ini pun pada akhirnya bisa melihat wajah Miki dari dekat. Wajah lesuh nan...
"Nangis?" desis Emeris sangat lirih, begitu melihat tangan Miki mengusap tiap ujung sudut matanya.
Pemandangan itu membuat Emeris membeku di posisinya.
Kenapa dia nangis? Itu nangis kan? Atau ngebersihin belek mata?Batin Emeris penuh dugaan.
Kalau pun nangis, dia nangis kenapa? Soal yang namanya Bian itu lagi? Atau soal Regina itu?Pikiran Emeris makin melebar kemana-mana.
Tanpa ia sadari, ia jadi penasaran tentang cerita antara Bian, Miki dan Regina itu. Walau pun ia sudah dapat menduga garis besarnya. Bian menyelingkuhi Miki dengan gadis bernama Regina. Itu intinya.
Mobil bergerak kemudian berbelok ke kiri. Mata Emeris masih mengekori Miki dan Olive yang berjalan mengarah masuk ke dalam gerbang. Matanya kemudian menyerah karena laju mobilnya sudah semakin menjauh dari area sekolah itu.
"Thom," panggil Emeris.
"Ya?" sahut Thomas tetap menyetir.
"Kamu harus cepet bawa hp M ntar. Oke?" pinta Emeris.
"Kenapa? Ada yang penting?" tanya Thomas penasaran. Baru kali ini ia melihat Emeris sangat menginginkan hp M itu. Biasanya bosnya itu akan sangat santai kalaupun hp itu tertinggal di suatu tempat.
"Udah. Pokoknya bawain cepet!" pungkas Emeris.
"Ok, ok!"
"Hhhh...," Emeris menghembuskan napas panjang lagi.
Thomas makin merasa aneh dengan bosnya itu. Ini kali pertama ia melihat Emeris nampak gelisah dan tidak tenang hanya karena hp M yang tertinggal.
Sebenarnya, ada apa di dalam hp itu?
"Ah, Emer!" panggil Thomas teringat sesuatu.
"Hem?"
"Berita soal M sama Miki jadian udah nyebar loh. Banyak yang up video pas kalian pelukan di taman Bungkul semalem–"
"Biarin," sambar Emeris memutus perkataan Thomas.
"Heh??" ulang Thomas kaget.
"Biarin aja. Biar nyebar," Emeris memperjelas ucapannya.
"What's?? Kenapa? Nanti papimu tahu loh!" Thomas tidak habis pikir.
"Dia nggak bakalan tau," sahut bos mudanya enteng.
"Yakin?" Thomas melirik pantulan Emeris di spion atasnya.
"Hmmm...," terlihat M tersenyum miring.
Thomas pun terdiam. Tid
ak ada alasan baginya untuk bergerak tanpa adanya perintah dari atasannya. Bosnya memintanya membiarkan, ya sudah. Biarkan saja seperti itu.
10 menit kemudian. Mobil memasuki area kampus. Menurunkan Emeris di depan gedungnya. Thomas pun segera kembali melaju atas perintah bosnya yang memintanya segera membawakan Hp M.
Emeris sendiri pun melangkah masuk ke dalam gedung. Sesekali ia bertegur sapa dengan para teman seangkatannya. Ketika memasuki kelas semua mata langsung menyorot padanya, terlebih mata para kaum hawa.
Mereka masih sangat terpukau dengan tampilan Emeris, walau sudah berteman hampir 6 bulan terakhir. Bahkan beberapa ada yang mengenalnya sejak mereka sama-sama mengikuti ospek 6 tahun lalu.
Tapi tetap saja, kekayaan, tampilan fisik dan otak encer membuat Emeris selalu menjadi sosok yang dikagumi kaum hawa. Entah yang sudah mengenal atau baru mengenal.
Emeris duduk di kursi favoritnya, yang untungnya belum ada yang menempati. Ia mengeluarkan beberapa buku, bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan perkuliahannya. Pendengarannya pun mulai terusik pada perbincangan segerombol wanita yang duduk di depannya.
Mata Emeris mulai melirik penuh selidik pada keempat gadis itu.
"Ini yang semalem ya?"
"Iya! Gila tahu aslinya lebih bikin nyesek!"
"Kamu tahu sendiri?"
"Lha, aku kan juga liat M semalem. Aku di bungkul. Aku juga ngerekam kok. Cuma nggak aku up."
"Coba liat rekamanmu!"
"Rekamanku jelek. Bagusan yang di up anak-anak itu!"
"Eh, eh! Tapi ini katanya anak SMA loh ceweknya."
"Seriusan?!"
"Iya! Sumpah! Fakta-fakta soal yang cewek udah bertebaran di mana-mana."
"SMA mana?"
"Katanya SMAN Bantara tiga!!"
"Bantara tiga kan sekolah yang di depan gang kampus kita itu kan??!"
"Iya itu! Emang itu!! Yang di persimpangan lampu merah itu!!”
"Wah deket sini aja donk!"
"Tapi asli, ceweknya cakep banget loh! Dia model!!"
"Model? Ah,yang bener! Model apaan? Itu semalem aku lihat ceweknya pendek kecil! Aku sama dia aja masi tinggi aku loh!"
"Iya nih, jangan bikin makin minder donk! Yang bener aja, masa model sih!"
"Dih, dibilangin! Sini lihat ini! Kalian tau W'Look kan? Dia modelnya!!"
"W'Look yang butik oline itu? Yang di daerah Kutai itu?"
"Iya! Liat aja web-nya. Selama ini kita kan lebih sering langsung ke butiknya kan timbang pesen online. Nah, pas gitu aku liat desas-desus soal pacarnya M, aku langsung cek loh. Eh,ternyata bener itu ceweknya M emang model!!"
"Wah! Liat, liat!!"
Grubak, grubakk!!
Keempat wanita itu saling merapatkan kursi dan meja.
"Wah! Iya benaran!!"
"Wah!!"
"Tapi judes amet ya mukanya!"
"Lho, jangan salah. Aku nemu IG dia. Di privat sih. Tapi adek cowokku ternyata udah follow lama tuh cewek! Katanya adekku, tuh cewek emang selegramnya orang Surabaya. Banyak cowok yang udah tahu soal nih cewek! Ini IG adekku masih nempel di hp ku. Mau lihat?"
"Duh! Keppo! Coba lihat!"
Mereka makin merapat.
"Wah, followersnya tiga em!! Artis bener!"
"Wah, cantik banget. Nggak heran kalau M akhirnya milih dia."
"Pupus sudah harapanku. Kalah wes."
"Liat foto-fotonya. Model pose banget. Apalah aku yang hanya remahan rengginang.
"
Tanpa di duga, bibir Emeris mulai terasa gatal. Ia ingin tertawa terbahak-bahak melihat tingkah ke-4 wanita di depannya itu. Ia pun menunduk. Menutupi bibirnya yang mulai menyungging kanan dan kiri dengan tidak terkendali. Ia mati-matian menahan tawanya.
Sepertinya M memilih pacar yang tepat. Pacarnya bukan gadis
sembarangan.
"Eh...,eeeeehh??"
"Apaan?"
"Kenapa?"
"Hah? Kenapa? Ada apa??"
"Ada banyak foto cowok loh di postingan bawah."
Deg!
Emeris tertegun mendengar ucapan salah satu wanita itu. Masih
dengan wajah menunduk di topang ujung jari kanan di kening, matanya terbuka lebar menatap lurus ke arah lantai yang ia pijak. Ia menajamkan telinganya kemudian.
"Yang bener?"
"Lihat, lihat!"
"Iya loh. Ganteng pula. Eh, ini ada banyak foto berduanya juga!"
"Pacarnya?"
"Mantan mungkin. Kan di post bawah. Ini yang terakhir di post bulan januari kemaren."
"Kalau mantan..., kenapa nggak di hapus?"
"Masih berharap mungkin."
"Jadi M pelarian dong??!"
"Wah! Pacar aja seganteng ini...,pelariannya kek gimana?”
"Eh, menurut kalian nih cewek tahu nggak wajah asli M gimana?"
"Mungkin tau. Secara kalau nggak tahu nggak mungkin dia mau pacaran sama M. Iya kalo ganteng. Nah,kalo wajahnya jelek. Bibir monyong muka jerawatan nggak karu-karuan gimana?"
Emeris mendongak memandang tidak percaya punggung para wanita itu.
Ia tengah di hina.
"Ah! Jangan gitu. Kamu kan fans dia."
"Fans sih fans. Cuma kadang juga kepikiran soal wajah asli dia kayak gimana. Selama ini nggak ada yang tahu dia kek gimana. Yang kita tahu cuma M. Namanya M. Nama asli?"
"Aku juga mikir gitu sih."
"Jangan-jangan dia emang beneran jelek lagi. Maka dari itu dia pakek masker biar wajah jeleknya nggak keliatan!"
"Waahh,
ngerii donk!"
Emeris menarik napas dalam dan menahannya sesaat sebelum ia hembuskan perlahan.
Dasar jelmaan lambe turah!Makin M dalam hati.
Ia lantas terkekeh lirih, tidak percaya dirinya dibully teman sekelasnya sendiri. Di menit-menit berikutnya, ia sudah tidak ingin mendengarkan lagi cuap-cuap keempat wanitaitu.
Ada hal lain yang mengusiknya. Penasaran, ia pun mengeluarkan ponselnya. Membuka aplikasi IG.
Sesaat ia berfikir, apa kiranya ID IG Miki. Secara acak ia beberapa kali mencari ID Miki. Hingga akhirnya ia menemukannya. Ternyata beberapa dari teman IG-nya sudah memfollow Miki.
Private.
IG itu di private. Sayang sekali. Padahal ia sangat penasaran ingin melihat foto laki-laki yang ada di dalamnya. Ia ingin melihat wajah laki-laki yang ia duga sebagai Bian.