Satria Barra Kukuh atau lebih dikenal dengan Barra adalah seorang mantan mafia kejam pada masanya. Sejak kecil dia hidup dengan bergelimang harta namun haus akan kasih sayang orangtuanya sehingga membuat Barra mencari jati diri di dunia baru yang sangat bebas. Barra adalah pria yang tidak tersentuh wanita dan tidak pernah merasakan jatuh cinta sejak muda. Namun ketika usia nya telah matang dan dewasa dia bertemu dengan seorang gadis kecil yang tengil dan bar bar.
Alina, gadis kecil berusia dua belas tahun lebih muda dari Barra yang mampu membuatnya jatuh cinta layaknya seorang abege yang baru saja masuk masa puber.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chococino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Katanya calon istri?
Setelah berbincang bincang akhirnya mereka bertiga pamit pulang kembali ke kota. Semua anak Penghuni Panti berdiri berjejer menyalami mereka bertiga dengan riang , namun ada seorang gadis kecil yang memandang Alina dengan tatapan permusuhan dan hal itu membuat Barra tersenyum geli.
" Sudah dong...jangan natap kak Alina kaya gitu dong ,,, Sabrina..." ucap Barra sambil mencubit ujung hidung gadis kecil berkepang dua itu
"Aku cemburu sama dia Om?!" ucapnya dengan bibir mengerucut dan sontak membuat semua orang dewasa yang mendengar nya tergelak, tak terkecuali Pak Kyai yang ikut cengar cengir sambil mengusap janggutnya
Dengan banyak drama akhirnya mereka berhasil pulang kembali ke kota.
"Mampir makan dulu yuk Om. Alina laper, tadi di pondok Alina malu mau ambil makanan banyak banyak. He he he,"ucap Gadis itu tanpa malu lagi dan terkekeh
"Ha ha ha ada ada saja kamu. Ayok lah saya juga laper. Tadi mau makan tapi Sabrina nya nempel terus he he he," jawab Barra sambil nyengir
Anisa tampak melihat jam pada pergelangan tangannya. Jarum jam sudah menunjukan pukul dua siang dan ia belum mengabari ayahnya jika akan pulang terlambat.
"Lo kenapa nis?" tanya Alina
"Gak papa. Cuma liat jam aja ko,"
" Masih jam dua kok. Lo kenapa? Ada janji?" tanya Alina penasaran
"Nggak ada Lin..cuma laper, hehe hehe," ujar Anisa dan gadis itu pun tertawa bersama
Barra menepikan mobilnya di sebuah restoran yang tak jauh dari Pondok karena ia pun sudah merasa lapar sebenarnya.
Mereka memesan beberapa makanan dan kali ini Seafood jadi pilihan mereka. Anisa tampak makan dengan sangat lahap membuat Barra tersenyum bahagia.
"Enak nis?" tanya Barra
"Eummm... Enak banget Om. Saya baru kali ini makan kaya gini om, sumpah enak banget," jawab Gadis itu tanpa malu malu.
"Mau bungkus? Buat makan malam dirumah? Mumpung kita masih disini loh?" tawar Barra dan dengan tidak malu malu Anisa pun mengiyakan nya. Tak lama kemudian gadis itu nyengir kuda dengan jari membentuk huruf V ke arah Alina.
"He he he piss Lin...." ucapnya membuat Alina geleng geleng kepala
"Alina juga mau bungkus buat Mamih?" tanya Barra
"Nggak usah Sayang, ehh ngga usah Om.. Om maksudnya," ujar Alina tergagap dan gadis itu segera mengambil minumannya untuk menutupi rasa malu nya
"Jiahahah... Ngga usah sayaaaang..." goda Anisa sambil menirukan Alina dan menowel nowel dagunya lantas membuat sahabat nya itu melotot tajam. Sementara Barra hanya terkekeh geli melihat tingkah duo abege di depannya itu
Setelah semuanya selesai mereka bersiap untuk kembali pulang. Anisa tampak tidur terlelap,dengan kepala bersandar di bantalan kursi.
"Tidur dia! Biasa dia mah kalo kekenyangan pasti tidur Om. dikelas juga sering tidur dia hi hi hi" ucap Alina sambil terkikik melihat sahabatnya yang telah tertidur pulas
Barra hanya melihat dari center mirror mobilnya dan tersenyum kecil. Sebelah tangan pria berkulit bersih itu terulur dan menggenggam tangan Alina lalu mengecupnya singkat sambil mengerling nakal membuat jantung Alina seakan hendak melompat dari tempatnya.
Alina tampak menunduk malu malu dan tak berani menatap wajah pria tampan di samping nya itu.
"Kamu cantik kalo merona gitu, calon istri." ucap Barra santai dan cukup membuat Alina menahan nafasnya
"Ishhh apaan sih om..." ucapnya memalingkan wajahnya ke jendela samping
"He he he,,,"
Barra sedikit melambatkan mobilnya dan menepi di bahu jalan.
"Loh.. Kok berhenti om?" tanya Alina celingak celinguk mengamati sekitar yang hanya di tumbuhi pohon Jati di kiri dan kanan jalan.
Cup
Sebuah kecupan singkat mendarat mulus di bibir mungil milik Alina. Alina mengerjap dan terpaku ketika kemudian,
Cuppp Cuppp
Barra kembali mengecupnya gemas bahkan kini tangan Barra meraih tengkuk Alina dan melumatnya dengan lembut namun menuntut. Suara decapan terdengar memenuhi ruangan sempit di dalam mobil itu hingga akhirnya Alina menyudahi aksi persilatan lidah di antara mereka.
"Nanti Anisa bangun Om..." ucap Alina mendorong sedikit dada bidang Barra agar menjauh dari dirinya.
"Biar saja, anggap lagi nonton pertunjukan live," ucap Barra terkekeh sambil mengusap bibir Alina dengan ibu jarinya
yang telah membuat nya candu.
"Ish,,enak aja.. Om Barra ini seneng banget curi curi kesempatan buat cium saya. Saya nggak mau loh Om...dicium cium sembarangan lagi..." ujar Alina mengomel dengan kecepatan seratus kilo meter per jam.
"Oke lain kali saya ngga cium sembarangan lagi. Saya cium cium kamu di dalam kamar, di atas ranjang hangat milik kita berdua. oke sayang?" ucap Barra mode bucin membuat Alina semakin merona
"Laah kok bisa gitu, Engga engga mau,, emangnya saya siapa nya Om?" sanggah Alina tak terima
"Kan calon istri ,"jawab Barra singkat
"Hah!!! Bisaan emang," rutuk Alina
"Yee saya mah bukan ular Cobra yang berbisa." elak Barra lagi
"Terus apa? Kalo bukan Cobra?"tanya Alina menantang
"Cobra mah kecil item kepalanya bengkok. Punya saya mah besar ,Brati Phyton atau Anaconda... Ah ya Anaconda lebih tepat..." jawab Barra sambil terkekeh dan dibalas cubitan kecil di pinggang nya
"Emang ya kalo ngomong sama Om Om ya beda terus arahnya.. pasti menuju menuju kesitu ujungnya."cicit Alina sambil tersenyum samar
"Loh ya gapapa ngobrol begituan sama Calon istri sendiri."
"Yeee sejak kapan saya jadi calon istri Om Barra ?" tanya Alina mencibir
"Sejak kamu masuk kamar pribadi saya sambil nungging nungging ngga jelas dan ternyata malah sibuk nonton kucing kawin di kolong tempat tidur"
"Yaelah. itu kan ngga sengaja Om. Lagian kan kita sudah impas, toh Om Barra juga sudah nyolong ciuman pertama saya hari itu." cerocos Alina dengan bibir mengerucut
"Naah makanya , itu jadi DP. Gara gara ciuman itu akhirnya saya jadi candu pingin cium cium kamu terus. Ha ha ha," ujar Barra mengakui
Alina diam mematung mendengar pengakuan Barra. Jujur dalam hatinya ia pun merasakan hal yang sama, tapi dirinya gengsi. Alina Ingin Barra benar benar mencintai nya bukan main main saja.
"Dimana rumah Anisa?" tanya Barra yang bersiap mengantarkan teman Alina itu.
Alina membangunkan sahabat nya tertidur dengan pulas sebab mereka hampir sampai.
"Nis nis bangun nis.. Bentar lagi sampe."
"Eummmmhhhh... Enak banget tidur di mobil mahal..." ucap Anisa dan menggeliat kan tubuhnya
"Yeee pules banget Lo tidur kaya kebo? Lo mau gue anterin pulang apa gimana? Atau Lo mau nginep aja dirumah gue? Mumpung besok hari Minggu. Gimana?"
"Ehmmm... Sebenarnya gue lagi ngga pingin pulang ke rumah sih Lin. Lo tau kan kalo bokap gue ada dirumah sama slengki nya. Males gue!" ucap Anisa berwajah masam
"Yaudah nginep apa dirumah gue. Gimana?" tawar Alina
"Oke lah. Sebenernya juga gua niatnya mau tidur di resto, tapi kan gue jatah libur..." ujar Anisa tampak menyedihkan
"Yaudah langsung pulang kerumah saja Om." jawab Alina dan Barra pun segera melajukan mobilnya kembali.
"Om, boleh ngga kita berdua berenang dirumah Om nanti malam?" tanya Alina mengusulkan di sambut anggukan kepala Anisa.
"Ah iya bener bener. Boleh ya om,, ikut berenang?" ujar Anisa lagi
"Boleh... Tapi minta ijin sama papi mami ya. Om ngga mau kalian mengendap endap masuk rumah saya tanpa ijin. Mengerti??"
"Okeee Om," jawab Anisa bersemangat
"Siap!! Calon suami!!" jawab Alina sambil terkekeh dan Barra tersenyum menang.
*****
itumah nglunjak pk olh" mita mobil