NovelToon NovelToon
Menantu Bar-bar Itu Aku

Menantu Bar-bar Itu Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Selingkuh / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Chicklit
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Ainun

menikah dengan laki-laki yang masih mengutamakan keluarganya dibandingkan istri membuat Karina menjadi menantu yang sering tertindas.
Namun Karina tak mau hanya diam saja ketika dirinya ditindas oleh keluarga dari suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 14. minta tolong Karina

Setelah menjalani pemeriksaan lebih lanjut, Aldo kini dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP, dengan peralatan medis canggih dan tim dokter yang berpengalaman.

Andrew dan Lusi merasa lega dan berharap bahwa Aldo akan sembuh lebih cepat dengan perawatan yang lebih baik.

"Papa..." ucap Aldo yang kini sudah membuka matanya.

Andrew yang melihat putranya sudah membuka matanya pun mendekat. "Iya, ini papa. Aldo butuh sesuatu?" tanya Andrew dengan suara yang lembut dan penuh kasih sayang.

Aldo menggelengkan kepalanya. "Mama Karina mana, Pa?"

Andrew terdiam sejenak, mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Aldo.

"Besok biar papa jemput mama Karina, ya. Sekarang Aldo bobok lagi..." sahut Lusi, yang ikut mendekat ke arah Aldo dengan senyum yang lembut dan penuh kasih sayang.

Aldo mengangguk lemah, lalu menutup matanya kembali.

Andrew memandangi mamanya, seolah tidak setuju dengan ucapan yang Lusi barusan katakan.

"Ma..."

Tak ingin mengganggu Aldo yang baru saja mulai terlelap tidur, Lusi menggeret tangan Andrew keluar dari ruang inap Aldo.

Andrew mengikuti Lusi keluar dari ruangan, menutup pintu dengan pelan agar tidak mengganggu Aldo. Mereka berdua berdiri di luar ruangan, saling memandang dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Ma... Mama itu sadar tidak dengan apa yang mama ucapkan? Aku tidak ingin ya ma, Aldo ketergantungan dengan wanita itu."

Lusi menghela napas panjang. "Andrew, bisa tidak sekali-kali turunin egomu itu! Apa salahnya kamu minta tolong sama Karina, demi kesembuhan anakmu sendiri." Lusi menatap tajam kearah Andrew.

"Aldo akan segera sembuh dengan penanganan di rumah sakit ini, tanpa harus menghadirkan Karina," ucap Andrew, kemudian kembali masuk kedalam ruang rawat inap Aldo.

Lusi menatap nanar kepergian anaknya, kemudian memijat pelipisnya yang terasa pusing.

****

Semalam Lusi memutuskan untuk pulang ke rumah menggunakan taksi, setelah hari yang panjang dan melelahkan di rumah sakit. Kini pagi-pagi, Lusi sudah bersiap untuk kembali ke rumah sakit.

Namun sebelum ke rumah sakit, Lusi teringat akan permintaan cucunya yang ingin bertemu dengan Karina. Lusi merasa sedikit ragu-ragu, karena Andrew masih belum mau mengijinkan Aldo bertemu dengan Karina. Tapi, Lusi juga tidak ingin mengecewakan cucunya.

"Ah sudahlah, aku ke rumah Karina saja. Urusan Andrew tidak setuju, belakangan saja," gumam Lusi.

Setelah menimbang-nimbang, Lusi akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Karina terlebih dahulu .Lusi ingin mempertemukan Aldo dan Karina dengan harapan supaya Aldo cepat sembuh.

Lusi memesan taksi online. Tidak lama kemudian, taksi yang dipesan sudah datang. Lusi segera masuk ke dalam taksi.

"Pak, ke alamat xxxx, ya!" kata Lusi memberitahukan alamat tujuan.

"Baik, Bu."

Sekitar satu jam, taksi yang Lusi tumpangi akhirnya tiba di alamat tujuan lebih tepatnya di depan gang rumah Karina. Lusi membayar biaya taksi dan turun dari kendaraan.

Lusi berjalan menyusuri gang, hingga Lusi menemukan rumah milik Karina. Sebelum mengetuk pintu, Lusi mengambil napas dalam-dalam, mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Karina.

Tok.. Tok.. Tok.. Lusi memberanikan diri mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam... Sebentar." Terdengar suara dari dalam rumah.

Ceklek... Pintu pun terbuka, ternyata yang datang bukan Karina melainkan Rani.

"Maaf, ibu mau cari siapa?" tanya Rani.

"Maaf, pagi-pagi begini mengganggu. Saya ingin bertemu dengan Karina. Karina nya ada?"

Rani memperhatikan Lusi dengan seksama, dari atas sampai bawah. Ini karena Rani baru melihat Lusi sekali ini.

"Oh, mbak Karin. Sebentar, saya panggilkan dulu." Lusi mengangguk.

Rani kembali masuk ke dalam rumah, mencari keberadaan kakak iparnya. Ternyata setelah dicari-cari, Karina sedang di dapur memasak.

"Mbak Karin, ada yang nyari di depan," kata Rani.

"Siapa?" tanya karina.

Rani hanya mengendikkan bahunya, kemudian berlalu pergi.

sebelum menemui orang yang mencari dirinya, Karina menyelesaikan memasakannya yang sedikit lagi matang.

Setelah masakannya matang, Karina mematikan kompor nya. Baru kemudian menemui orang yang mencarinya.

"Maaf, ibu cari saya?"

Lusi pun berbalik badan menghadap Karina. "Karina, apa kabar?"

"Tante Lusi, yaampun aku kira Tante tadi siapa," jawab Karina dengan suara terkejut.

"Tante, pagi-pagi kesini, ada perlu apa?" imbuh Karina.

"sebelumnya, saya minta maaf nak Karina, pagi-pagi sudah mengganggu waktunya. Aldo sakit, dan saat ini sedang berada di rumah sakit."

"Aldo sakit apa Tante?" tanya karina, yang merasa khawatir.

"Semalam Aldo demam tinggi, nak Karina. sampai-sampai, Aldo mengigau memanggil nama nak Karina terus."

"Aldo memanggil nama saya, Tante?"

Lusi mengangguk. "Kalau nak Karina tidak keberatan, apa bisa nak Karina datang ke rumah sakit untuk menemui Aldo sebentar saja," pinta Lusi.

Karina bingung, harus menjawab apa.

"Karina tidak boleh pergi, dia sibuk," belum sempat Karina menjawab, tiba-tiba Bu Marni sudah menyahut.

"Tidak ada hubungan antara cucu ibu dengan menantu saya. Kalau cucu ibu sakit, ya itu bukan urusan Karina."

Karina memejamkan matanya sejenak, seolah-olah menahan emosi. "Tante Lusi, mungkin nanti saya akan ke rumah sakit untuk menjenguk Aldo. Tapi mohon maaf sebelumnya, bukan saya bermaksud mengusir Tante. Tapi untuk saat ini lebih baik Tante pulang dulu saja."

"Iya, saya mengerti. Maafkan Tante ya Karina, sudah membuat keributan. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Iya Tante, hati-hati di jalan."

"Heii Bu, dengar ya! Karina tidak boleh menemui cucu ibu!" teriak Bu Marni meskipun Lusi tidak menggubrisnya.

Sementara Karina, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Bu Marni. Tidak ingin berdebat lagi, Karina memilih kembali masuk.

Saat ini semua orang sudah berkumpul di meja makan untuk menikmati sarapan pagi. Menu kali ini hanya oseng-oseng tahu campur tauge dan juga telur dadar.

"Rudi, ibu bosan makan makanan kaya gini. Udah seminggu tidak pernah masak ayam," ucap Bu Marni.

"Iya ,mas. Aku juga bosen banget, pengen makan ayam atau ikan gitu," sahut Rina.

Rudi menghela napas berat. "Untuk saat ini, aku tidak bisa memberikan uang banyak untuk membeli sayur. Kalian yang sabar ya, seminggu lagi gajian kok, nanti setelah gajian pasti Karina akan masak ayam atau ikan."

"Bilang dong kalau mau makan ikan. Tenang mas, besok aku bakalan masak ikan," kata Karina dengan santainya.

Rudi melotot tajam. "Karin, kamu kan tadi dengar, kalau aku lagi tidak bisa ngasih uang banyak buat beli sayur."

Karina tersenyum penuh arti. " Tenang mas, uang belanja 30 ribu juga cukup kok buat beli ikan."

"Yang benar, kamu?" tanya Rudi penasaran.

Karina mengangguk. "Benar dong. Oh ya mas, aku boleh ijin untuk ke rumah sakit."

"Kamu sakit?"

"Tidak mas, aku mau..."

"Menjenguk anak selingkuhannya," sahut Bu Marni.

"Bu.. Ibu itu apa-apaan sih. Aldo itu bukan anak selingkuhanku, mas."

"Tidak boleh! Kamu tidak boleh pergi ke rumah sakit," ucap Rudi dengan lantang.

****

"Bagaimana keadaan Aldo, Ndrew?"

Andrew menghela napas berat. "Secara keseluruhan, kesehatan Aldo tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Ma. Hanya saja, anak itu menolak untuk makan dan terus menanyakan tentang Karina."

Lusi berjalan menuju brankar Aldo, kemudian duduk dikursi yang ada di samping brankar. "Aldo, makan dulu ya sayang, biar cepat sembuh! Oma suapin ya." Lusi mengambil mangkok berisi bubur yang ada diatas nakas.

"Ayo, buka mulutnya... Aaaaaa.." ucap Lusi.

Aldo menggelengkan kepalanya, tetap menolak suapan dari Oma nya dan malah menangis kencang.

"Aku mau sama mama Karina! Huhuhu.."

Lusi merengkuh tubuh mungil Aldo ke dalam pelukannya, tangan Lusi bergerak mengelus-elus pucuk kepala Aldo. Tak tega rasanya, melihat cucunya menangis seperti ini.

"Assalamu'alaikum..." ucap seseorang.

Bersambung...

1
Sulfia Nuriawati
cm istri bodoh yg d selikuhi msh trma, apa pun alasannya kalo berbahi hati jg body g bakalan nyaman, so mending ngalah demi kewarasan mental
mama Ainun: nanti ada waktunya kak🙏🏻
total 1 replies
aries
ceritanya menarik
mama Ainun: terimakasih banyak kak
total 1 replies
aries
🤣🤣🤣 makan tuh ikan cue
mama Ainun: 🤣🤣🤣 ikan cue juga enak kak
total 1 replies
aries
ati2 Karina, pelakor jaman sekarang ngeriw
mama Ainun: betul kak
total 1 replies
aries
aduh, mertua begini enaknya diapain ya.
aries
jadi Karina selalu salah 😌
mama Ainun: tidak pernah benar kak
total 1 replies
wong jowo
Terima saja Karina. kan lumayan 10 JT, aku juga mau.
mama Ainun: 10 juta, kapan lagi ya, kak.
total 1 replies
wong jowo
harusnya Andrew bisa lebih dewasa. kasihan Aldo.
wong jowo
ceritanya bagus.. menantu tidak bisa ditindas begitu saja 👍👍👍
mama Ainun: terimakasih banyak sudah mampir kak🙏🏻
total 1 replies
wong jowo
Double up thor
mama Ainun: ditunggu ya kak
total 1 replies
Sena Kobayakawa
Semangat terus penulisnya!
mama Ainun: terimakasih banyak kk semangatnya 🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!