Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Albert Marah
"Ayo Nona cepat turun!" titah salah satu pria tersebut sambil menyeret tubuh Delisa agar segera turun dari mobil dan bergegas menemui Albert yang sedari tadi sudah menunggunya di dalam.
Dan benar saja ternyata Albert saat ini sudah berada di ruang tengah. Setelah Albert selesai menelpon Charly, Albert langsung berpamitan kepada adiknya bahwa ada hal penting yang harus dia kerjakan. Albert sengaja berbohong agar dia bisa secepatnya pulang dan memberikan hukuman kepada Delisa yang sudah berani kabur dari mansion nya.
Prok ... prok ... prok ...
Albert bertepuk tangan kala Delisa yang di bawa paksa masuk ke dalam mansion. Kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain. Kedua netra Albert memerah menahan sebuah amarah yang membuncah di dalam sana, begitu juga dengan Delisa yang tak mau kalah dengan Albert. Sorot matanya menatap tajam wajah Albert dengan tatapan penuh kebencian di hatinya.
"Lepaskan," ucap Delisa kepada dua orang pria yang mencengkeram kuat tangannya.
Albert yang melihat tingkah laku Delisa terus meronta sontak memberi kode kepada Charly dan pengawalnya untuk segera pergi dari hadapannya. Albert ingin dirinya sendiri yang akan memberi hukuman kepada Delisa.
"Permisi Tuan," pamit Charly dan pengawal satunya yang bergegas pergi dari tempat itu.
Setelah kepergian Charly dan pengawal nya, Albert berjalan mendekat ke arah Delisa yang masih berdiri dengan sorot tajam menatap Albert sontak membuat darah Albert mendidih.
"Berani sekali kau kabur dari mansion ku hah? Dasar wanita bodoh tidak tahu diri!" maki Albert dengan suara lantangnya sambil menjambak kuat rambut Delisa membuat Delisa mendongak menatap wajah Albert.
"Auuuuww, sakit ...." ringis Delisa menahan sakit di kepalanya.
"Apa kau tahu apa yang akan terjadi jika kau mencoba melarikan diri dariku?" tanya Albert dengan tatapan elangnya ke arah Delisa.
"Lepaskan aku!" bentak Delisa dengan tatapan yang tak kalah tajam dari Albert.
"Hahahaha ...."
Albert tertawa devil mendengar ucapan yang keluar dari bibir tipis Delisa. Kemudian kembali dengan wajah dinginnya menatap Delisa.
"Jangan harap kau bisa lepas dariku, camkan itu!" ucap Albert kemudian menarik tangan Delisa dengan sangat keras.
"Auuuuww ... Tuan lepaskan aku!" Delisa terus meronta berusaha lepas dari cengkeraman kuat Albert.
Albert yang sudah sangat kesal dengan tingkah Delisa sontak dia menghempaskan tubuh Delisa menatap dinding.
BRUK! Tubuh Delisa terjatuh kala Albert menghempaskannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Delisa mencoba mundur karena terus saja Albert maju ke hadapannya.
"Kenapa kau sangat berani melawanku hah? Apa kau tidak takut padaku," tanya Albert yang begitu geram melihat Delisa sangat berani kepadanya.
Sementara Delisa hanya tersenyum sinis menatap tajam wajah Albert. "Aku tidak takut kepadamu! Aku hanya takut pada Tuhan ku saja," jawab Delisa dengan lantang nya, namun dalam hatinya yang paling dalam sejujurnya dia sangat takut sekali.
"Hahahaha ... dasar pembohong! Lihatlah wajah mu yang sudah tergambar jelas kalau kau sangat takut."
Delisa hanya tersenyum menantang, kemudian ....
"Cuiiih ...." Delisa meludahi wajah Albert yang tepat berada di hadapan nya. Kini Albert semakin tambah murka akan perbuatan Delisa barusan.
"Dasar wanita bodoh!"
PLAK!
PLAK!
Dua kali tamparan keras mendarat tepat di pipi mulus Delisa hingga sudut bibir wanita itu mengeluarkan darah.
"Toni ...!" panggil Albert dengan lantang.
"Iya Tuan," ucap Toni yang barusaja datang ke ruangan tersebut.
"Cepat kau ambilkan besi panas!" titah Albert yang pandangannya tak lepas dari Delisa. Kedua matanya memerah, rahangnya mengeras serta terdengar gigi yang bergemeletuk di dalam sana, kini emosi Albert sudah tidak bisa tertahankan lagi seakan ingin meledak malam ini juga dan mengeluarkan lava panas.
"Baik Tuan," Toni mengangguk kemudian berlalu dari tempat itu.
Beberapa detik kemudian Toni datang dengan membawa sebuah besi panas lalu dia berikan kepada Albert yang sudah menunggunya. Albert yang sudah memegang besi panas itu langsung menghadapkan ke wajah Delisa. Sedangkan wanita itu sudah menutup kedua matanya, dia sudah pasrah dengan nasibnya yang akan mendapat hukuman dari manusia iblis itu.
Namun, lama Delisa memejamkan mata tapi tak ada sedikit pun rasa panas dan sakit yang menerpa wajahnya. Justru dia merasa heran karena seseorang memeluk erat tubuhnya dan membenamkan wajah Delisa ke dalam pelukannya.
'Tuhan terimakasih kau telah mengirimkan malaikat kepadaku.' Delisa
"Aaaakkhh ...." ringis Ferdi menahan perih di punggungnya.
Sedari tadi Ferdi memperhatikan Albert yang mencoba melukai Delisa, dengan cepat dia berlari dan memeluk tubuh Delisa menjadi tameng sehingga besi panas itu mengenai tubuh kekarnya.
"Ferdi," lirih Delisa kemudian mendongakkan wajahnya menatap sosok pria yang ada di hadapannya. Delisa terkejut melihat Ferdi yang tengah memeluknya. Keduanya saling beradu pandang membuat jantung Ferdi kembali berdetak tidak sinkron.
"Ferdi, apa yang kau lakukan?" Suara bariton itu berhasil membuat Delisa dan Ferdi tersadar lalu keduanya memutuskan pandangan itu dengan cepat.
"Kak Albert," lirih Ferdi yang mengurai pelukannya dari tubuh Delisa, menoleh ke arah Albert yang menyorotnya tajam bak seekor elang yang ingin menerkam mangsanya.
BUG!
Albert melayangkan sebuah bogeman mentah ke wajah Ferdi, beruntung dia menopang kuat tubuh kekarnya sehingga dia tidak jatuh tersungkur ke lantai.
"Kenapa kau menolong wanita itu, Ferdi? Bukankah aku sudah mengingatkanmu agar kau tidak menolongnya lagi," ketus Albert dengan dada yang naik turun.
"Semua ini salahku yang telah membiarkan Delisa kabur dari mansion kakak. Jadi biarkan aku yang menerima hukuman itu," ucap Ferdi yang mengakui kesalahannya pada Albert.
"Hahahaha ... apa kau punya rasa pada wanita ini hah?" tanya Albert menatap intens wajah Ferdi yang mendadak hati Albert menjadi panas.
DEG!
Seketika jantung Ferdi seakan berhenti berdetak mendengar tuduhan yang di layangkan Albert kepadanya, membuat pria itu terdiam terpaku. Lidahnya begitu keluh tak bisa bicara, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
Albert yang melihat Ferdi masih bergeming membuat hati Albert meradang. Sontak melayangkan kembali sebuah pertanyaan dengan suara petirnya yang berhasil membuat Ferdi tersentak kaget.
"JAWAB FERDI! ATAU KAU INGIN AKU MELAKUKAN HAL YANG LEBIH KEJAM LAGI DARI INI HAH?" bentak Albert dengan sorot mata yang menyala menatap Ferdi, bahkan kedua bola mata itu seakan ingin lepas dari sarangnya.
"T- tidak kak, mana mungkin aku menyukai wanita yang sudah menjadi milikmu. Bukannya milikmu tidak boleh dimiliki oleh orang lain?" jawab Ferdi terbata, menampik semua rasa yang telah menggetarkan jiwa nya.
"Bagus, ternyata kau masih ingat dengan ucapanku." Albert tersenyum menyeringai menatap Ferdi. Albert yakin bahwa Ferdi tidak akan mengkhianatinya dengan memiliki perasaan kepada wanita yang telah menjadi istrinya. Dan sekarang Albert merasa lega karena dia telah mendengar sendiri fakta dari bibir tipis Ferdi.
Tak berhenti disitu, kini Albert telah memerintahkan Toni dan pengawal lainnya untuk memegangi Ferdi. Albert tidak ingin Ferdi mengacaukan kembali rencananya seperti yang barusaja dia lihat.
"Kak Albert, jangan lakukan itu!" teriak Ferdi kala melihat Albert mengambil besi panas dari tangan Toni.
Melihat hal itu Delisa kembali merasa takut, dia segera beranjak dari tempatnya dan mencoba berlari. Namun, para pengawal Albert lainnya langsung menangkapnya.
"Hahahaha .... jangan lari wanita bodoh! Aku tidak akan merusak wajahmu, tapi aku akan memberikan besi panas ini padanya," tunjuk Albert pada Devan kakak Delisa yang sudah Albert tahan sejak tadi.
"Kak Devan," Delisa menoleh tepat dimana Albert menunjuk seseorang yang kini berdiri di belakang tak jauh darinya.
"Delisa," panggil Devan menatap wajah adiknya yang terlihat sendu.
Devan merasa iba melihat keadaan adiknya saat ini, terlebih Delisa yang sudah menjadi istri dari seorang pria kejam, dingin dan arogan. Devan tidak menyangka adiknya akan bernasib seperti ini, mengingat dirinya sangat begitu protektif pada Delisa. Devan yang selalu menjaga Delisa seperti berlian, akan tetapi Albert memperlakukan Delisa bak seperti sampah di mansionnya.
Kedua netra Delisa terbelalak kala melihat Will mencoba memberikan besi panas itu kepada Devan. Dengan terpaksa dia menurunkan egonya demi sang kakak, Delisa langsung memegang kedua kaki Albert dan bersujud di hadapannya. Bahkan dia rela melakukan apapun demi Devan keluarga satu-satunya yang dia miliki.
"Tuan Albert, aku mohon tolong jangan lakukan itu pada kakak ku. Apapun yang kau minta akan ku berikan tapi tolong jangan sakiti kakak ku," mohon Delisa sambil berlinang air mata.
"Hahahaha .... bagaimana jika aku menyuruhmu membuka baju bertelanjang disini sekarang juga, apa kau menyanggupinya hah?"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂