"Apa-apaan ini?" teriak Alexa.
"Nikah sama gue!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa.
"Lo nolak siap-siap gue hancurin karier lo!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Tunangan Nicholas
Pernikahan Alexa dan Nicholas hanya tinggal beberapa hari. Alexa pun sudah cuti dari pekerjaannya. Awalnya Alexa mengira akan kesulitan untuk mengatur ulang jadwalnya, ternyata sangat mudah. Bahkan pihak management yang menghubungi dirinya, mereka memberitahu pada Alexa jika dirinya bisa cuti sesukanya dan jangan memikirkan jadwal syuting yang seharusnya dilakukannya dalam waktu dekat.
"Seberuntung itukah gue, Hana?" seru Alexa pada Hana.
"Mereka gak akan berani ngusik lo, karena Agency mereka ada di bawah naungan Nicholas," ungkap Hana.
"Hah? Apa?" Suara Alexa tiba-tiba tercekat. "Se-riusan?"
"Iya, Alexa. Gue baru denger kemarin. Kalau Nicholas ingin tuh Agency tutup juga pasti langsung tutup," ucap Hana. "Lo calon istrinya kenapa bisa gak tahu hal itu?" tanya Hana heran.
Bagaimana gue bisa tahu, kenal saja baru dan langsung diajak nikah.
"Jangan-jangan kalau nanti lo udah nikah sama Nicholas, suami lo bakalan minta lo untuk berhenti dari pekerjaan lo," duga Hana.
"Gak yah, Hana," tepis Alexa. "Model itu passion gue."
"Kalau lo beneran berhenti, gue bakalan ngelamar jadi pelayan di rumah lo," ucap Hana.
"Issh, Hana. Lo ngomong apa sih?" Alexa memeluk Hana. "Lo bukan cuma manager gue, tapi juga sahabat gue."
"Apapun keputusan lo nanti yang terpenting lo bahagia." Hana membalas pelukan Alexa.
Alexa menarik pelukan mereka lebih dulu, "gue harus balik. Nicholas ngajak gue ketemu sama orang tuanya."
"Oke, good luck, Alexa," ucap Hana.
Malamnya Alexa sedang berada di dalam kamar, di apartemen Nicholas. Ia baru saja bersiap, Nicholas mengajaknya untuk bertemu keluarganya.
Alexa merasa gugup, meskipun hanya pernikahan kontrak, tetap saja dirinya akan menjadi bagian dari keluarga itu untuk sementara. Alexa bahkan berlatih bicara, agar nanti tidak kaku jika bicara dengan mereka.
"Jangan terlalu banyak berakting," ucap Nicholas yang baru saja keluar dari walk in closet. "Mereka tidak sebaik yang lo kira."
"Maksud lo?" Alexa terdiam terpana melihat Nicholas. Pria itu benar-benar tampan, ditambah barang-barang branded yang pria itu kenakan membuat ketampanan makin terpancar.
"Jangan melihatku seperti ingin memangsaku," desis Nicholas.
"Sebenarnya aku ingin sekali mencicipimu." Alexa memasang ekspresi nakalnya, mengarahkan pandangannya ke dibagian bawah perut Nicholas.
Nicholas mendengkus lantas berjalan ke arah Alexa, menatap tajam calon istrinya.
Alexa sendiri menatap was-was pada Nicholas, merasakan adanya bahaya. Pria itu terus berjalan maju membuat Alexa berjalan mundur. Sayangnya langkah Alexa terhenti ketika tubuh belakangnya menempel tembok.
Nicholas berada di hadapan Alexa, menaruh satu tangannya di samping kepala Alexa dan satu tangannya berada dalam saku celananya. Matanya menatap lekat Alexa.
Jantung Alexa seakan memompa lebih cepat saat tatapannya bertemu langsung dengan iris mata Nicholas, napasnya seakan berhenti oleh tatapan intens pria di hadapannya.
"A-pa?" tanya Alexa suaranya mendadak gagap.
"Ganti baju lo!" perintah Nicholas.
"Tapi gue suka. Ini sangat bagus," protes Alexa.
"Baju lo terlalu terbuka!" ucap Nicholas.
"Ganti atau gue telanjangin lo sekarang juga," ancam Nicholas.
"Coba saja kalau lo berani?" tantang Alexa.
"Lo ngomong apa tadi?" tanya Nicholas pelan, tapi ada tekanan. "Ulang!"
Tatapan Nicholas benar-benar mengerikan, membuat Alexa kesulitan hanya untuk sekedar menarik napas.
"Gu-e bercand—"
"Gue tahu lo sudah gak perawan. Tapi gue masih nahan diri untuk gak masukin lo sampai kita nikah nanti. Jadi jangan mancing gue." Nicholas menukas ujaran Alexa.
"I-iya," gagap Alexa. "Sorry." Alexa tersenyum manis membuat Nicholas mendengkus.
Nicholas menarik dirinya memberikan jarak dengan Alexa, berdiri dengan memasukan kedua tangannya di saku celananya, tatapannya masih menatap Alexa. "Ganti sendiri atau gue yang gantiin."
"Oke, gue ganti sekarang!" Alexa cepat masuk ke walk in closet untuk mengganti pakaiannya.
"Lima menit. Kalau lo gak keluar setelah lima menit gue masuk," ancam Nicholas.
"Iya,iya," sahut Alexa.
Di dalam walk in closet Alexa memilih dress sambil menggerutu. Waktu lima menit yang diberikan Nicholas membuat Alexa kesal, lima menit mana cukup untuk berganti pakain? gerutunya.
Meskipun begitu Alexa tetap melakukannya. Lima menit kemudian Alexa keluar dari walk in closet. Awalnya Alexa memakai dress ketat panjang dengan lebar di bagian belakang tubuhnya, menampakan punggung polosnya, tetapi kini Alexa memakai dress warna hitam dengan panjang sampai batas lutut, tetapi lebih tertutup. Rambutnya, Alexa dibiarkan terurai.
"Udah puas?" tanya Alexa kesal.
Nicholas tidak merespon, pria itu justru berjalan menghampiri Alexa, mengangkat dagu Alexa, memaksa wanita itu melihat ke arahnya. "Lo cuma boleh berpakaian seksi hanya di depan gue."
Alexa mendengkus menanggapi perkataan Nicholas.
"Ayo berangkat!" Nicholas meraih pergelangan tangan Alexa.
"Tunggu! Tas gue." Alexa menahan langkahnya, berjalan kembali ke dekat tempat tidur, tangannya terulur untuk mengambil tas miliknya yang ada di atas tempat tidur. "Ayo."
Keduanya lantas keluar dari kamar. Mereka masuk ke lift, turun ke lobi apartemen. Sepanjang perjalanan tangan mereka masih menyatu.
"Gue gugup," aku Alexa. "Kalau orang tua lo gak suka sama gue gimana?" tanya Alexa tanpa menghentikan langkahnya.
"Lo gak perlu disukai mereka. Gak perlu juga pura-pura baik. Mereka gak sebaik yang lo kira," jawab Nicholas.
"Hah? Maksud lo?" tanya Alexa.
"Lo akan tahu nanti," jawab Nicholas.
Tidak ada lagi pertanyaan yang Alexa lontarkan. Terlalu banyak pertanyaan yang ada dibenak Alexa, hingga membuatnya bingung.
Sampai di lobi keduanya masuk ke mobil, duduk di bangku penumpang belakang, di depannya ada Arif yang sedang mengemudi. Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan, apalagi melihat ekspresi wajah Nicholas yang sepertinya tidak bersahabat, membuat Alexa segan untuk sekedar bertanya.
Sampailah mereka di sebuah restoran mewah. Mobil itu berhenti di lobi restoran, Alexa turun dari mobil setelah Nicholas.
"Ayo masuk," ajak Nicholas.
"Hmmm." Alexa bergumam lantas melingkarkan tangannya di lengan Alexa.
"Jadilah diri lo sendiri," pesan Nicholas.
Mendengar perkataan Nicholas membuat Alexa sedikit was-was dan juga penasaran.
"Nicho."
Panggilan itu membuat langkah Nicholas dan Alexa terhenti. Keduanya memalingkan wajah mereka ke asal suara. Nicholas memilih untuk mengabaikan orang yang memanggilnya.
"Ayo pergi!" Nicholas kembali melangkah tetapi orang itu kembali memanggilnya.
"Nicholas, tunggu!"
"Dia manggil lo lagi," ucap Alexa lirih.
Nicholas kembali melangkah, tetapi langkanya dihadang oleh wanita cantik yang Alexa pernah lihat di hotel.
"Minggir!" perintah Nicholas pada wanita itu.
"Jelaskan siapa perempuan ini?" Wanita bernama Emma menunjuk Alexa dengan dagunya.
"Apa berita dan undangan gue kurang jelas? Dia, Alexa. Calon istri gue," jawab dengan Nicholas dengan nada dinginnya.
"Calon istrimu? Bagaimana bisa? Hari pertunangan kita sudah ditentukan," kata Emma membuat Alexa terbelalak.
"Hah! pertunangan kalian?" Alexa menarik lengan Nicholas, memaksa pria itu untuk menghadap ke arah dirinya. "Jelaskan sama gue!" pinta Alexa.
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang