Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.
pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.
Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.
Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
Demian tiba di Italy setelah perjalanan cukup melelahkan, baru saja ia dari jepang tubuhnya belum bugar harus terbang lagi ke Italy, ia langsung menuju hotel yang telah disiapkan oleh Leon.
"tuan.,.," ucap Leon menyambut Demian.
"sudah kau amati dimana Gerald selama disini?" tanya Demian menghempaskan tubuhnya disofa.
"sudah tuan, dia saat ini berada di Markas Alfod, dan selama ini Gerlad ternyata bersembunyi di tengah hutan, dekat gudang senjata kita" jawab Leon.
"Alfod??" ucap Demian otaknya berkelana jauh saat mendengar nama itu.
"mafia terkenal di disini, setelah saya lakukan penyelidikan tentang siapa yang menggagalkan transaksi kita tempo lalu, ternyata dialah pelakunya dan.,.
"dan dia dapat informasi dari Gerald, right??" ucap Demian.
Leon mengangguk, tanpa ia jelaskan Demian sudah dapat menebaknya.
"katakan kondisi Markas Alfod saat ini" ucao Demian.
"Markas Alfod berada di pinggiran kota tuan, meski markas inti, namun tidak sebesar markas kita, itu akan menjadi keuntungan bagi kita saat penyergapan nanti, mengenai anak buah, saya sudah menaruh sebagian anak buah untuk memata matai mereka dan standby disana" ucap Leon.
Demian memainkan putung rokoknya sambil mendengar penjelasan dari Leon.
"Alfod,.,. Tikus kecil itu mengusiku padahal aku tidak pernah mengusiknya" gunam Demian.
"saya juga terkejut mengetahui siapa dibalik kekacauan kemarin, lebih mengejutkan lagi Gerald lah yang menjadi informan untuk Alfod" ucap Leon.
"Aku tahu alasan Alfod mengusikku, perebutan kekuasaan wilayah yang terjadi satu tahun lalu antara aku dan Remanov, dimana akulah yang menang, Alfod saat itu menjadi salah satu sekutu Remanov, dimana jika Remanov kalah tentu saja membuat Alfod ikut mengalami kerugian dan mendapat serangan dari para penguasa Italy, dari yang aku dengar sebagian kekuasaan Alfod juga hilang karna kekalah yang Remanov alami" ucap Demian, Leon mengangguk mengerti.
"lalu kapan tuan akan menemui Gerald?" tanya Leon.
"secepatnya, aku akan memastikan bocah itu kembali ke Newyork bersamaku" ucap Demian
"atur pertemuanku dengan Remanov malam ini" ucap Demian lalu beranjak pergi menuju kamar.
***
Demian melangkah memasuki markas Remanov, disana Remanov duduk dengan dikelilingi beberapa bodyguard.
"wow suatu kehormatan Markasku di kunjungin oleh keturunan Demason" ucap Remanov dengan nada cibiran dan sinis.
Demian tersenyum miring, duduk di hadapan Remanov.
"well Markas yang manarik, aku kira kubug kumuh" balas Demian dengan tenang membuat Remanov emosi.
"lalu ada urusan apa kau ke gubug kumuh ini?" tanya Remanov dengan nada tidak suka.
Demian menyandarkan tubuhnya, wajahnya tenang tidak terintimidasi oleh Remanov dan anak buahnya, bahkan ia menopang satu kakinya pada meja membuat Remanov menahan geram akan ketidaksopanan Demian.
"kau masih mengingat pertempuran satu tahun lalu?" tanya Demian dengan senyum miringnya.
Ucapan Demian membuat Remanov menggebrak meja dengan wajah memerah memgingat kekalahan yang memalukan itu.
"apa maumu bajingan!!!!" teriak Remanov.
Para anak buah Ramanov stanby untuk menyerang Demian menodong dengan senjata yang mereka pegang, namun tetap saja Demian tidak merasa diintimidasi sedikitpun.
"aku kemari ke italy bukan untuk berperang" ucap Demian dengan dingin dan tegas.
"katakan pada Alfod untuk tidak mencampuri urusanku" lanutnya dengan tajam.
"Alfod?, aku tidak ada urusan dengannya" ucal Ramanov dengan emosi.
Demian diam, ia menghisap rokoknya, lalu membubungkan asap ke udara, sebelum kembali menatap Remanov.
"entah janji apa yang kau umbar pada Alfod hingga dia bersedia bergabung pada kubumu satu tahun lalu, kau sudah kalah olehku Remanov, dan apa kau sudah menepati janji pada Alfod?"
"ah aku mengerti, kekalahanmu dariku membuatmu bangkrut bukan?" tanya Demian dengan penuh ejekan.
"dan kau tidak bisa menepati janji itu, hingga Alfod berani mengusikku" lanjut Demian dengan tajam, wajah Remanov sudah berubah pucat.
"segera kau urus Alfod, katakan padanya untuk tidak mengusikku" ucap Demian penuh perintah dan penekanan.
"mengapa bukan kau saja, aku sudah tidak memiliki hubungan dengannya" ucap Remanov dengan nada tidak seberani tadi.
"semua kekacauan Alfod bermula darimu, jadi kau yang harus mengurusnya" jawab Demian dengan tegas.
"aku tidak mau!!!, pria itu menginginkan wilayah barat milikku dan aku tidak akan pernah menyerahkannya!!!" ucap Remanov, Demian menyerigai tipis mengetahui apa yang Alfod inginkan.
"baiklah jika kau tidak mau, bersiap siaplah kau akan kehilangan anak buahmu!!"" ucap Demian menunjukan sebuah remote bom membuat Remanov terkejut, Anak buah Remanov langsung mengelilingi Demian dan menodongkan senjata mereka lebih dekat lagi.
"mari kita mati bersama Remanov" ucap Demian memainkan remote itu dengan serigaian mengerikan di wajahnya, jika anak buah Remanov yang akan membuatnya mati, maka dirinyalah yang akan membuat semua orang mati.
Remanov kembali dikejutkan oleh pintu yang terbuka, beberapa anak buah Demian datang dengan membawa anak buahnya yang terikat dan terluka.
Mata Remanov terbelalak, wajah anak buahnya sudah babak belur.
"apa yang kau lakukan bajingan, kau menyerang Markasku!!!"
Remanov tidak menyangkan bahwa Demian tidak hanya datang sendiri, tapi dengan pasukan yang banyak.
"ini sebagian yang masih hidup, apa kau ingin mereka tewas seperti yang berada diluar?" tanya Demian dengan tenang.
Remanov langsung menoleh pada Jendela, wajahnya tegang. Ia baru menyadari bahwa Markasnya telah dikepung oleh anak buah Demian, tidak ada tanda bahaya dari anak buahnya yang berjaga, tidak ada alarm berbunyi, Demian telah merancang semuanya dengan sempurna tanpa terdeteksi.
"anak buahku sudah menaruh beberapa bom disini, jika kau menolak itu tandanya kau ingin kita mati bersama" ucap Demian semakin membuat tubuh Remanov kaku dan tegang.
"tiga..," ucap Demian yang cepat cepat ingin mengakhiti ini semua.
"dua , ,
"sat.,.
"baiklah aku akan membuat Alfod untuk tidak mengusikmu" ucap Remanov pada Akhirnya.
***
"tuan mengapa anda menyerang Remanov bukan Alfod?" tanya Leon saat ini mereka baru tiba di hotel setelah dari Markas Remanov.
"karna akar dari semua ini adalah Ramanov, dan aku sedang tidak ingin mengeluarkan energi terlalu banyak untuk mengurus dua tikus itu, biarkan mereka menyelesaikan apa yang mereka mulai" jawab Demian, ia berjalan masuk kamar.
Demian mencari dimana letak tabletnya, urusan mendadak keitaly membuat pekerjaan yang di Newyork berantakan, ia harus segera memeriksa Email.
Namun matanya tertuju pada jas hitam miliknya, ia mengambil jas itu, aroma Karina menempel pada jasnya dengan sangat kuat
Bibirnya berkedut geli saat mengingat tingkah Karina kemarin.
"aku pasti akan merindukan harum ini" gunam Demian mengendus leher karina, sejak tadi mereka berpelukan sepanjang perjalanan.
Tanpa diduga ,Karina melepas peluka mereka, lalu membuka tas dan mengambil parfum, Demian diam mengamati tingkah Karina, wanita itu saat ini tengah menyemprotkan parfum tersebut pada jas hitam miliknya.
"baby, what are you.,.
"agar kau tidak lupa padaku, awas saja kalau kau pulang dan aku mencium parfum wanita lain" ucap Karina menatap tajam Demian.
Demian terkekeh akan tingkah Karina dan kembali membawa tubuh itu dalam dekapannya.
Mengingat itu Demian tidak kuasa menahan senyum.