Agnia Pricilla Dewi harus menelan pil pahit ketika sang pacar yaitu Andre,pergi meninggalkannya dengan setumpuk hutang yang ia pinjam ke lintah darat sehingga hal itu membuat kehidupan Agnia harus dikejar kejar oleh lintah darat yang menagih hutang milik Andre.
Agnia yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,merasa tidak mampu untuk melunasi hutang milik Andre.
Hingga suatu ketika, restoran tempat Agnia bekerja didatangi oleh Arkan Farrel Arganta, seorang duda kaya yang dibuat tergila gila oleh Agnia.
Arkan pun lantas menawari Agnia untuk mau menjadi teman tidurnya dengan iming iming gaji dua ratus juta.
Akankah Agnia menerima tawaran Arkan untuk menjadi teman tidurnya? Meskipun taruhannya adalah ia akan kehilangan kesuciannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Agnia merasa lemah dan tidak bisa menolak keinginan Arkan. Ia pun pasrah ketika ia membiarkan Arkan menuntunnya ke tempat tidur.
Saat mereka berdua terbaring di tempat tidur, Agnia merasa campur aduk. Ia khawatir akan konsekuensi yang akan didapatkannya setelah melakukan hubungan suami istri ini dengan Arkan, tetapi keinginan tubuhnya mengalahkan rasa takut Agnia.
"Pak Arkan, aku..." katanya, terhenti karena kekurangan kata-kata.
"Jangan katakan apapun untuk malam ini sayang,malam ini hanya akan ada kesenangan untuk kita berdua." Ucap Arkan sembari memandang Agnia dengan mata yang penuh cinta.
Agnia pun terpaksa diam setelah mendengar perkataan Arkan.Agnia bahkan tidak mencoba untuk menghentikan usaha Arkan yang saat ini tengah menanggalkan seluruh pakaian yang dikenakan oleh Agnia dan membuat kedua mata laki laki itu dengan bebas dapat menjamah seluruh tubuh Agnia yang polos.
Agnia tahu kalau perbuatan yang dilakukan oleh mereka berdua ini salah,namun ia tidak bisa menghentikan hasrat dan keinginan yang saat ini sedang dirasakan oleh hatinya untuk disentuh oleh Arkan.
Arkan pun segera menanggalkan semua pakaiannya dan mendekati Agnia, menindih tubuhnya dan menciumi seluruh tubuhnya dengan ciumannya yang lapar.
Agnia menekan bibirnya rapat rapat dan berusaha menahan suaranya agar tidak sampai terdengar oleh tetangganya bahwa saat ini ia sedang berhubungan badan dengan pria asing.
Arkan memeluknya dengan erat,gerakannya semakin makin intens. Agnia merasa terbawa dalam badai gairah, tubuhnya bergetar tak terkendali dalam kendali bibir dan tangan arkan.
"Pak Arkan...," bisik Agnia dengan napasnya yang terengah-engah.
Arkan memandang Agnia dengan matanya yang berkilau,gerakannya makin cepat saat ia mulai memasuki kehormatan Agnia dengan kepemilikannya yang kuat. Agnia merasa lemah dan tidak bisa menolak keinginan tubuhnya.
Agnia khawatir suaranya akan terdengar oleh tetangga, namun keinginan tubuhnya mengalahkan rasa takut. Ia merasa terjebak dalam keintiman yang mendalam, dan tidak bisa berpikir dengan jernih.
"Pak Arkan, pelan...,pelan..." bisik Agnia yang saat ini berusaha untuk mengendalikan suaranya.
Arkan memeluk Agnia lebih erat,gerakannya makin lembut.Agnia merasa terbawa dalam kebahagiaan yang tak terhingga, tubuhnya bergetar tak terkendali.
Agnia merasakan tubuhnya terbakar oleh keinginan. Ia tidak bisa menahan suaranya lagi,namun berusaha untuk tidak terlalu keras. Arkan memandangnya dengan mata yang berkilau, gerakannya makin cepat dan intens.
"Aku mencintaimu, Agnia," bisik Arkan di telinga Agnia.
Agnia merasa hatinya meleleh. Ia tidak pernah merasakan keintiman seperti ini sebelumnya.Tubuhnya bergetar tak terkendali, dan ia merasa telah mencapai puncak kegairahan.
Setelah mereka berdua mencapai puncak kegairahan, Agnia merasa campur aduk. Ia khawatir akan konsekuensi hubungan mereka,namun merasa bahagia karena telah menemukan keintiman yang mendalam bersama Arkan.
"Pak Arkan, apa yang akan kita lakukan sekarang?Kita telah melakukan hubungan badan ini sudah berulang kali.Bagaimana kalau aku sampai hamil setelah kita melakukan hubungan badan ini?" tanya Agnia dengan suara lembut.
"Aku akan selalu bersamamu,Agnia,aku akan bertanggung jawab atas kehamilanmu." jawab Arkan dengan senyum.
Setelah menghabiskan malam penuh gairah, Arkan dan Agnia berbaring bersama, saling memandang dengan mata mereka yang berkilau. Arkan mengambil napas dalam-dalam, kemudian berbicara dengan suara lembut kepada Agnia.
"Agnia, aku ingin berbicara padamu tentang perasaanku. Aku mencintaimu, Agnia.Aku mencintaimu bukan hanya karena tubuhmu saja, tapi juga hati dan jiwa mu. Aku ingin kita hidup bersama sebagai suami istri yang sesungguhnya.Kamu mau kan untuk menikah denganku, Agnia?" Ucap Arkan dengan sungguh sungguh.
