NovelToon NovelToon
Menantu Bar-bar Itu Aku

Menantu Bar-bar Itu Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Selingkuh / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Chicklit
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Ainun

menikah dengan laki-laki yang masih mengutamakan keluarganya dibandingkan istri membuat Karina menjadi menantu yang sering tertindas.
Namun Karina tak mau hanya diam saja ketika dirinya ditindas oleh keluarga dari suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12. kamu hamil?

Mendengar perkataan Aldo, Karina tidak tahu harus merespon seperti apa. Ia terlihat bingung dan khawatir, namun akhirnya ia hanya bisa memeluk Aldo erat-erat untuk meredakan tangisannya.

"Aldo, sudah, ya! Jangan menangis lagi!" kata Karina dengan suara lembut dan penuh kasih sayang, berusaha menenangkan Aldo yang masih terisak.

Andrew yang berdiri di samping mereka, merasa khawatir dengan keadaan Aldo. Ia mengusap kepala Aldo dengan lembut, berusaha menenangkan anaknya. "Aldo, kamu tidak kenapa-kenapa kan, nak?" tanyanya dengan nada yang lembut dan penuh kepedulian.

Namun, diluar dugaan, Aldo menepis tangan papanya dengan keras. "Aku nggak mau sama Papa! Papa pergi saja sana, sama Tante Vania! Biar aku sama mama saja," ucap Aldo dengan suara yang masih tersedu-sedu, sambil menatap papanya dengan mata yang merah dan penuh air mata.

Ekspresi Aldo terlihat sedih dan marah, membuat Andrew merasa terpukul dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia memandang Karina dengan mata yang meminta bantuan, namun Karina hanya bisa memandangnya dengan mata yang khawatir dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Karina, ada apa ini?" tanya Rima yang baru saja datang, merasa kebingungan dan penasaran, sambil melihat ke arah Aldo yang menangis dengan mata yang merah dan penuh air mata.

Rima melihat ke sekeliling, mencoba memahami situasi yang terjadi. Ia melihat Andrew yang berdiri di samping Karina, dengan ekspresi yang khawatir dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Loh, Pak Andrew... Bapak ada di sini juga? Maaf, sebenarnya ada apa ini?" Rima bertanya lagi, dengan nada suara yang lebih pelan dan khawatir, berusaha memahami situasi yang terjadi.

Karina memandang Rima dengan mata yang penasaran, sebelum balik bertanya. "Kamu, kenal dengan papanya Aldo?" tanyanya dengan nada yang lembut dan penasaran.

Rima mengangguk dengan lembut, sebelum menjawab dengan suara lirih. "Iya, Pak Andrew ini adalah bos tempat suamiku bekerja, Rin."

Andrew memandang Rima dengan mata yang mengingat. "Kamu, istrinya Irwan, kan?"

Rima mengangguk lagi, dengan nada suara yang masih lirih. "I-iya, pak. Saya istrinya Irwan, salah satu karyawan di perusahaan pak Andrew."

"Ah, ya... Irwan," kata Andrew dengan nada yang mengingat, kemudian bertanya lagi. "Oh ya, kamu kenal juga dengan Karina?"

Rima tersenyum dengan lembut, sebelum menjawab dengan nada yang ramah. "Karina, dia teman saya, Pak."

Andrew mendengar penjelasan Rima dengan mata yang masih menatap curiga.

Andrew mendengar penjelasan Rima dengan mata yang masih menatap curiga, seolah-olah mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Ia masih memiliki keraguan tentang niat Karina, dan khawatir bahwa Karina mungkin memiliki tujuan tersembunyi.

"Ada urusan apa kalian berada di sini?" tanya Andrew lagi dengan nada yang masih curiga, berusaha memperoleh informasi yang lebih jelas.

Rima menoleh ke arah Karina terlebih dahulu, seolah-olah meminta konfirmasi sebelum menjawab pertanyaan Andrew. Ia kemudian menghadap kembali ke Andrew dan menjelaskan dengan nada suara yang sopan.

"Saya dan Karina, memang sengaja janjian untuk bertemu di kafe yang ada di samping mall ini, Pak," jelas Rima dengan nada suara yang jelas dan terang.

Andrew masih terlihat curiga, namun Rima segera melanjutkan penjelasannya. "Benarkah, seperti itu?" tanya Andrew lagi, berusaha memastikan kebenaran informasi yang diberikan.

Rima mengangguk cepat, seolah-olah membenarkan pernyataannya sebelumnya. "Benar, pak. Sebelumnya Karina meminta tolong sama saya, untuk mencarikan pekerjaan. Dan hari ini, rencananya saya ingin memberi tahu kalau tidak ada lowongan pekerjaan di tempat suami saya bekerja," jelas Rima dengan nada suara yang sopan dan menghargai.

"Yasudah, kalian urusi saja urusan kalian sendiri. Jangan ikut campur dengan urusan ku dan Aldo," kata Andrew dengan nada suara yang tegas dan berwibawa, seolah-olah ingin membatasi campur tangan orang lain dalam urusannya.

"Aldo, sini sama Papa ya," imbuh Andrew, sambil mengulurkan tangannya untuk memanggil Aldo supaya mendekat. Namun, Aldo langsung menggelengkan kepalanya dan lebih mengeratkan pelukannya dengan Karina, Aldo tidak ingin melepaskan Karina dan merasa lebih aman di dekatnya.

"Andrew... Ada apa ini, siapa yang bersama Aldo itu?" tanya Vania yang baru saja tiba, dengan nada suara penasaran dan sedikit khawatir. Matanya langsung tertuju pada Aldo yang masih memeluk erat Karina, dan ia terlihat sedikit terkejut dan tidak mengerti apa yang terjadi.

Andrew menghela napas panjang untuk mengendalikan emosinya, sebelum menjelaskan situasi yang terjadi. "Dia itu yang namanya Karina. Tadi, Aldo tidak sengaja menabrak Karina saat lari. Dan sekarang Aldo tidak mau sama aku, maunya sama Karina," jelas Andrew dengan nada suara yang sedikit kesal dan kecewa.

Vania mendengarkan penjelasan Andrew dengan mata yang terfokus, sebelum berpikir dalam hati. 'Oh, jadi ini wanita yang namanya Karina,' batin Vania.

Vania jongkok di depan Aldo, mencoba untuk berbicara dengan nada suara yang lembut dan penuh kasih sayang. "Aldo, ayo pulang sama Papa dan Tante!" bujuk Vania dengan nada yang persuasif, berusaha membuat Aldo mau meninggalkan Karina dan kembali kepadanya.

Namun, Aldo tidak mau mendengarkan. Ia memandang Vania dengan mata yang sinis dan berbicara dengan suara yang keras. "Tidak mau! Tante pergi saja sana sama Papaku. Biar aku sama mama Karina saja," ucap Aldo dengan nada yang tidak mau kompromi.

Andrew tidak bisa untuk lebih sabar lagi menghadapi anaknya yang sedang menangis dan berontak. Dengan segera, Andrew langsung menggendong Aldo dan membawanya pergi menjauh dari Karina, sambil berusaha untuk menangkan Aldo yang sedang menangis dengan keras.

Aldo berusaha untuk melepaskan diri dari gendongan papanya, sambil menangis dan merengek. "Papa, lepaskan aku! Aku tidak ingin pergi! Mama, tolong aku ma... Huhuhu," rengek Aldo dengan suara yang memilukan, membuat Andrew merasa sedih dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Vania, ayo kita pergi dari sini," ajak Andrew, berusaha membuat Vania mau meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumah.

Andrew dan Vania berlalu pergi, meninggalkan Karina yang masih berdiri di tempat yang sama, dengan ekspresi yang sedih dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ia memandang ke arah Andrew dan Vania yang semakin jauh, dengan mata yang penuh kekhawatiran dan kesedihan.

Sementara itu, Karina dan Rima sudah berada di dalam kafe, duduk di meja yang nyaman dan memesan menu makanan yang lezat. Mereka berbicara dengan nada yang lembut dan santai, berusaha melupakan kejadian yang baru saja terjadi.

Tak lama kemudian, pesanan mereka pun sudah datang, disajikan dengan cantik dan menggugah selera. Karina dan Rima memandang makanan yang lezat di depan mereka, dengan mata yang lapar dan siap untuk menikmati hidangan yang telah mereka pesan.

"Jadi, Pak Andrew itu papanya Aldo?" tanya Rima yang masih penasaran, sambil mengambil sendok dan garpu untuk memulai makan, dengan mata yang tetap fokus pada Karina, menunggu jawabannya.

Karina mengangguk dengan lembut, kemudian menjelaskan dengan nada yang santai. "Iya, dia papanya Aldo. Sepertinya, papanya Aldo salah paham sama aku, Rim," katanya dengan nada yang kecewa, merasa tidak adil dengan kesalahpahaman yang terjadi.

Rima mengernyitkan keningnya, penasaran dengan apa yang terjadi, dan bertanya lagi dengan nada yang lebih pelan. "Salah paham bagaimana maksudmu?" tanyanya dengan mata yang penasaran, ingin memahami situasi yang terjadi.

Karina menghela napas panjang, lalu menjelaskan dengan nada yang lebih serius. "Entahlah, sepertinya dia menganggap, kalau aku sengaja mendekati Aldo karena tujuan tertentu," katanya dengan nada yang kesal.

Rima mengangguk dengan lembut, mulai memahami situasi yang terjadi. "Tapi kan kamu dan Aldo tidak sengaja ketemu dan akhirnya, anak itu memanggilmu 'mama'," katanya dengan nada yang santai, berusaha menenangkan Karina.

Karina menghela napas panjang lagi. "Itu yang kita tau. Tapi sepertinya papanya Aldo, mempunyai pemikiran yang berbeda," jelas Karina.

****

Setelah bertemu dengan Rima, Karina pun langsung pulang ke rumah menggunakan ojek. Saat ia tiba di depan warung, Bu Marni sudah menunggu dengan mata yang tajam dan tangan yang bertolak pinggang, seolah-olah siap untuk menyerang.

"Darimana saja, kamu?" tanya Bu Marni dengan nada yang keras dan penasaran, begitu Karina turun dari ojek. Ia memandang Karina dengan mata yang menyelidik.

"Ketemu teman, Bu," jawab Karina dengan nada yang santai dan tidak terlalu mempermasalahkan.

Namun, Bu Marni tidak puas dengan jawaban Karina. Ia mengambil napas panjang, kemudian berbicara dengan nada yang keras dan menghakimi. "Kamu itu seorang istri, tidak seharusnya kelayapan terus disaat suamimu sedang bekerja," katanya dengan nada yang tegas dan tidak memperhatikan perasaan Karina.

"Apa sih, Bu. Orang cuma ketemu teman sebentar. Lagian nih ya Bu, aku nggak tiap hari juga kok pergi dari rumah," jawab Karina dengan nada yang santai dan berusaha menenangkan Bu Marni.

"Kamu itu ya, bukannya sadar malah semakin tidak tahu diri, Karina," katanya dengan nada yang tegas.

Karina kaget dengan ucapan Bu Marni, tapi ia mencoba untuk tetap tenang dan tidak membiarkan emosinya menguasai dirinya. "Memangnya, aku tidak tau diri bagaimana maksud ibu?" tanya Karina dengan nada yang santai, namun dengan mata yang mulai memerah karena kesal.

Bu Marni tidak menghiraukan nada santai Karina, dan malah melanjutkan ucapan yang penuh emosi dan menghakimi. "Kamu itu, cuma numpang di sini. Seharusnya kamu jaga sikap! Bukan malah seenaknya sendiri. Sudah tidak bekerja, tidak bisa memberikan cucu, eh masih saja belagu," kata Bu Marni dengan suara keras dan penuh emosi.

Karina mengepalkan kedua tangannya, merasa tidak terima dengan perkataan mertuanya yang terasa menyakitkan dan tidak adil. Kedua mata Karina menatap nyalang ke arah Bu Marni, dengan ekspresi yang marah dan kesal.

"Oh, memang aku disini cuma numpang dan tidak bekerja. Tapi, aku hidup di rumah ini juga tidak serta-merta gratis, Bu," kata Karina dengan suara yang penuh penekanan dan emosi, ingin menegaskan bahwa ia juga memiliki kontribusi pada keluarga.

"Aku tidak mengeluarkan uang, tapi aku mengeluarkan tenagaku untuk melayani keluarga ini. Kewajiban mencari nafkah adalah seorang suami," lanjut Karina dengan nada yang tegas.

"Dan jika ibu bertanya, kenapa aku tidak kunjung hamil juga, tanyakan saja sama anak ibu sendiri," kata Karina dengan suara yang penuh penekanan dan emosi, Karina ingin menegaskan bahwa masalah kesuburan bukan hanya tanggung jawabnya sendiri, tapi juga tanggung jawab suaminya.

Karina berjalan menuju kamarnya dengan langkah yang lelah dan tergesa-gesa, meninggalkan Bu Marni yang masih terus mengoceh seperti burung, tanpa mempedulikan kata-kata mertuanya yang terus mengalir seperti air.

Pusing rasanya, jika setiap hari selalu bertengkar. Karina merasa lelah dan frustasi dengan situasi tersebut, ingin rasanya ia menyerah dan melepaskan segalanya.

Saat Karina masuk ke kamarnya, ia langsung melemparkan dirinya ke atas tempat tidur, merasa lelah dan kehabisan energi. Ia tidak tahu bagaimana caranya untuk mengatasi situasi tersebut, tapi ia tahu bahwa ia tidak bisa terus-menerus hidup dalam konflik dengan mertuanya.

Saking capeknya badan dan pikiran Karina, tak terasa ia pun tiba-tiba tertidur, dengan wajah yang masih terlihat lelah dan kehabisan energi. Suara napasnya yang teratur dan dalam menandakan bahwa ia telah masuk ke dalam dunia mimpi, meninggalkan masalah dan kelelahan di baliknya.

Dalam tidurnya, Karina terlihat tenang dan damai, seolah-olah telah melepaskan segala beban dan kekhawatiran yang telah membebani pikirannya selama ini. Namun, di balik ketenangan itu, masih tersembunyi konflik dan kekhawatiran yang belum terpecahkan, menunggu untuk dihadapi kembali saat Karina bangun dari tidurnya.

****

Lisa berjalan menuju ruangan Rudi dengan langkah cepat dan tergesa-gesa, seolah-olah tidak sabar untuk berbagi kabar yang telah membuatnya terkejut. Sesampainya di depan Rudi, Lisa langsung melemparkan sesuatu ke meja Rudi dengan kasar, seolah-olah tidak peduli dengan reaksi Rudi.

"Lisa, kamu itu apa-apaan sih. Apa yang kamu lempar?" tanya Rudi, sambil menatap Lisa dengan mata yang penasaran dan sedikit khawatir. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dan mengapa Lisa berperilaku seperti itu.

Lisa tidak menjawab pertanyaan Rudi, tapi hanya menatapnya dengan mata yang terlalu basah, karena menahan air mata. Rudi mengambil barang yang tadi dilempar oleh Lisa dan menemukan bahwa itu adalah tiga buah tespek dengan hasil yang sama, yaitu dua garis merah.

Rudi menatap Lisa dengan mata yang penuh pertanyaan dan juga kekhawatiran, seolah-olah tidak yakin apa yang terjadi. "Tespek siapa ini, Lis?" tanya Rudi.

Lisa masih tidak menjawab, tapi hanya menatap Rudi dengan mata yang terlalu basah.

Rudi langsung menyadari apa yang terjadi dan merasa terkejut. "Lis, kamu... kamu hamil?" tanya Rudi, dengan suara yang tergagap dan penuh kekhawatiran, merasa tidak siap untuk menerima kabar tersebut.

Bersambung...

1
FLA
iyess Karina
FLA: suruh pegangan ya kak, ntar jatoh lagi🤭
mama Ainun: 😁😁😁 Karina bingung
total 2 replies
Diyah Pamungkas Sari
trauma pernikahan tuh sakit bgt loh. kk ku dlu jg trauma smpe punya keinginan melajang seumur hdp. krn ngeliat sendiri suami nyiksa istri dan itu adlh kerabat dkt.
mama Ainun: iya bener, apalagi kalau sudah kdrt kak.
total 1 replies
FLA
yeah aku setuju Karina ma Andrew
FLA: Aamiin
mama Ainun: semoga berjodoh ya kak☺️
total 2 replies
aries
Iya ih, jangan sampai Andrew ngasih trauma buat Karina lagi. kasihan kan Karina.
mama Ainun: semoga saja Andrew mendengarkan ibunya 🤲🏻
total 1 replies
Rizka_ris
nah kan, di pecat juga akhirnya.
mama Ainun: biar tau rasa 😳
total 1 replies
FLA
jeng jeng, bikin pingsan gak ya tu surat🤣
FLA: hooh deng mending di siksa pelan pelan dulu ya
mama Ainun: wah terlalu cepat kak😳
total 4 replies
wong jowo
siap-siap menderita Rudi
mama Ainun: lagi siapin mental 😁
total 1 replies
Rizka_ris
Rasain tuh Rudi🥱
mama Ainun: karma menanti 🤧
total 1 replies
aries
makan tu istri baru pembawa rejeki 🤣
aries: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
mama Ainun: Weh 😳😁
total 4 replies
FLA
haa emang enak di kibulin, enak amat naik jabatan di pecat lah iye🤣
FLA: hooh dah, kasih aja yg manis manis dulu yak
mama Ainun: 😅😅😅 biar seneng dulu kak
total 2 replies
wong jowo
itu syarat promosi jabatan apa syarat perceraian Thor?😅
mama Ainun: terimakasih banyak kak🙏🏻
wong jowo: 😅😅😅 semangat author
total 3 replies
aries
Weh, Rudi terlalu bodoh. mana ada promosi jabatan kok pakai kk KTP sama buku nikah. jangan jangan ini ide Andrew dan CEO tempat kerja Rudi itu ya sih Andrew ini.
lanjut Thor, penasaran!
mama Ainun: ditunggu 🤫🤫
total 1 replies
Erni Nofiyanti
sama aja kamu yg cerai in Karina.
wong data semua dari kamu
mama Ainun: 😁😁😁 belum sadar
total 1 replies
FLA
hayo lo anak sape tuh
FLA: wah wah dapet sisa nya tu laki nya, ups🤭
mama Ainun: 🤭🤭🤭🤭 maybe kak.
total 4 replies
aries
jangan-jangan Lisa hamil bukan anaknya Rudi
mama Ainun: hayooo😁
total 1 replies
wong jowo
Thor buat hidup Rudi si manusia mokondo sengsara..
wong jowo: oke di tunggu thor
mama Ainun: siap, ditunggu kelanjutannya kak pasti dapat balasan nanti.
total 2 replies
aries
Karina, kamu harus secepatnya bercerai biar bisa hidup bahagia ❤️‍🔥
mama Ainun: ditunggu sampai resmi bercerai ya kak.
total 1 replies
FLA
terima Rin percaya deh, beres pokoknya mah
FLA: uh tentu benar itu, apa sih yg gak bisa kalo uang sudah berbicara
mama Ainun: asal ada uang semua beres ya kak😁
total 2 replies
aries
nah loh, sukurin deh Lisa.
mama Ainun: biar tau rasa...
total 1 replies
Sutri Empik
gimana Lisa enak jadi mantunya buk Marni,,,,,
mama Ainun: menyesal kayaknya 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!