NovelToon NovelToon
Jalanan Sang Ratu

Jalanan Sang Ratu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Gangster
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dia seorang wanita yang begitu dihormati dalam jalanan bebas harga diri. Dia bisa menjadi wanita yang begitu unik dengan tertawa gila nya. Ia juga Menjalankan tugas dengan berat.

Ini kisah dari Chandrea. Wanita licik dari tempat yang jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Sementara itu, Max sedang makan di kantin, dia mengunyah sambil membaca buku yang terletakan di meja, tapi mendadak ada yang mendobrak mejanya di antara dia yang sendirian di sana, ketika menoleh dengan menengadah, rupanya 3 lelaki tadi dengan gadis sombong itu menyilang tangan menatapnya.

"Hei, kau yang bernama Max?" lelaki itu menatap tapi Max dengan bingung menjawab, "ya?"

"Kau akan di habisi Kakak ku, Max…" gadis itu menatap sombong.

Mendadak saja, lelaki itu menarik kerah baju Max membuat Max terkejut dan langsung terangkat.

"Kudengar kau di bela oleh seorang wanita cantik!! Memang nya kau juga wanita, mana ada lelaki di bela wanita… dasar…!!" dia menatap sok keras, tapi itu tetap membuat Max ketakutan.

Gadis itu benar-benar menjadi pengadu pada kakak kelas dan itu yang terjadi sekarang.

"Bagaimana jika dia bukan laki laki?" kata satu lelaki.

"Oh, itu benar, kita cek saja!!" mereka malah membawa Max pergi dari sana, Max benar-benar telah bersusah payah memberontak, tapi ia tak bisa.

--

Hingga esok harinya, di sekolah, Max tampak seperti kemarin ketika di kantin yakni memakan makanan nya sambil membaca buku, tapi di belakang mejanya, ada satu meja yang berisi oleh 3 lelaki pengganggu tadi, mereka tertawa membicarakan nya di belakang kemudian ada yang iseng, mengambil makanan dan melemparkan nya ke Max, itu mengenai buku membuat nya kotor dan Max menjadi terdiam berhenti mengunyah, dia hanya menghela napas panjang.

Tapi yang tidak dia ketahui, Chandrea kembali datang ke sekolah itu dengan langsung masuk ke kantin, bahkan tanpa kesadaran 3 orang tadi, dia langsung duduk di hadapan mereka. "Hei, boys…" tatapnya dengan tenang membuat mereka bertiga terdiam apalagi melihat senyum kecil Chandrea.

"Kudengar, beberapa orang suka menarik celana untuk memastikan apakah mereka memiliki kelamin yang tetap, benar bukan, sekarang aku tanya, siapa di antara kalian yang suka melakukan nya?" tatap Chandrea dengan dekat, tapi mereka masih terdiam membisu tidak tahu apa yang terjadi hingga Chandrea berteriak. "Aku bertanya pada kalian!!"

Seketika dua orang lelaki langsung meunjuk teman nya itu yang terkejut. "Ap!" dia bahkan menampar tangan mereka yang menunjuk, tapi Chandrea mendadak mengatakan sesuatu. "Berikan tangan mu," Chandrea mengulurkan tangan, dengan ragu dan takut, lelaki cecenguk itu memberikan tangan nya seketika Chandrea menariknya dan mulai mengatakan kalimat terakhir. "Berteman dengan Max, jika tidak, jari jarimu akan patah, jangan pikir aku tak bisa mendatangi kalian bahkan di alam mimpi kalian…" kata Chandrea membuat mereka bertiga menelan ludah secara bersamaan, kemudian Chandrea berdiri dan berjalan pergi dari sana membuat semua anak-anak menatap ke arahnya apalagi Max yang tersenyum sangat senang melihatnya.

Tapi tiba-tiba, dia melihat 3 orang lelaki itu berdiri dari tempat mereka, langsung menuju ke Max yang menjadi kembali ketakutan.

Namun rupanya salah satu di antara mereka mengulurkan jabatan tangan membuat Max terdiam.

"Maafkan kami Max, kami tak akan melakukan nya lagi, mulai sekarang kita teman…" tatapnya, seketika Max kembali senang dan menerima uluran tangan nya, akhirnya mereka bisa beradaptasi dengan Max, Max pun juga, dia bisa sangat senang karena bantuan Chandrea.

--

Hari ini, Chandrea sedang menatap sesuatu dengan sangat kagum dan serius, yakni motor besar milik Jangmi di halaman belakang apartemen nya

Jangmi berjalan mendekat. "Kenapa siang-siang begini melihat motorku?" tatapnya dengan bingung.

"Ehehehemmm.... Motormu sangat bagus, lain kali kau juga harus bergaya dengan mobil,"

"Oh, tentu saja, aku bisa menggunakan mobil dengan sangat baik di sini..."

"Kalau begitu, bantulah aku," Chandrea menatap membuat Jangmi terdiam bingung.

"Apa kau pernah bertemu dengan dua orang, satu orang kulit putih dan satu orang kulit hitam?"

"Ah, em.... Mereka pernah datang ke sini, aku tidak tahu pasti mereka juga tidak menyebutkan tujuan mereka jadi aku membiarkan mereka pergi saja."

"Eheheemmm tak apa, mereka adalah rekan-rekan ku dulu yang sangat sekali haus akan uang, kini mereka meminta ku lagi untuk berkompromi membuat rencana, tapi mereka membutuhkan driver mobil yang sangat profesional, aku yakin kau bisa melakukan nya," tatap Chandrea.

Lalu Jangmi tersenyum kecil. "Apakah ini kesempatan ku untuk menjadi sama seperti Chandrea... Jangankan motor, mobil pun aku bisa menaikan ban depan nya!!" Jangmi menerima dengan semangat.

"Temui seseorang di jalan gang, dia akan menawarkan banyak uang padamu untuk membantu Black dan White," kata Chandrea sambil berjalan pergi.

Jangmi terdiam mendengar itu tadi. "Jadi, nama kedua pria itu, Black dan White?" ia tampak bingung.

Terlihat Jangmi berjalan menuju tempat yang sudah di sebutkan Chandrea duluan. Dia bahkan sudah sampai di sebuah gang gelap yang langsung menunjukan sebuah pintu di belakang sebuah gedung apartemen, pintu yang tua dan berkarat.

"Hm… Sepertinya ini tempatnya…" gumamnya yang langsung berjalan mendekat dan mengetuk pintu itu, tak lama kemudian pintu terbuka sedikit memperlihatkan sepasang mata di antara kegelapan ruangan itu.

"Sebutkan kata sandi," tatap sepasang mata itu membuat Jangmi terdiam bingung, kemudian mencoba berpikir hingga ia selalu menyebutkan kalimat yang dia ucapkan ketika menghadapi hal yang seperti itu.

"Sandi? Kupikir Chandrea memberitahu kalian," kata Jangmi membuat sepasang mata itu terdiam, tapi ia menjadi tak percaya. "Buktikan, kalau kau utusan dari Chandrea…"

"Hm… oh, ini…" Jangmi teringat sesuatu yang membuatnya menunjukan sebuah foto yang ada di ponselnya, itu adalah foto miliknya dengan Chandrea yang sedang selfie bersama.

"Aku adalah teman dekat Chandrea, dia bilang, orang yang bernama Black dan White sedang membutuhkan driver mobil yang sangat professional untuk membantu, dan aku bisa melakukan itu, aku sangat ahli mengendalikan mobil, karena itulah Chandrea meminta ku," tatap Jangmi dengan semangat.

Sepasang mata itu tampak harus berpikir hingga kemudian dia membuka pintu, yang rupanya itu adalah seorang pria kulit hitam. "Mungkin, perkataan mu masuk akal, aku salah satu orang yang di sebutkan oleh Chandrea, aku Black," tatapnya yang rupanya pria itu adalah Black.

"Uu… keren, apakah itu semacam nama samaran?" Jangmi menatap terkesan.

"Ck, tak ada waktu lagi, cepatlah masuk," kata si Black yang meminta Jangmi masuk, hingga saat sampai di dalam, dia melihat pria kulit putih.

"Dia adalah White," kata si Black memperkenalkan rekan nya.

Pria yang bernama White itu menatap pada Jangmi. "Langsung saja sebelum malam hari, kau benar-benar diminta Chandrea kan?"

"I, iya… Ternyata benar mereka adalah dua orang aneh kemarin yang datang ke apartemen Chandrea, apakah mereka termasuk orang aneh sekarang? Bahkan, nama mereka itu, benar-benar mewakili apa yang mereka punya sekarang, sungguh sangat aneh, Chandrea saja aneh apalagi mereka, aku benar-benar bertanya-tanya?" pikir Jangmi dengan bingung.

"Kenapa kau bisa mengenal Chandrea?" tatap si Black membuat Jangmi langsung membalas dengan semangat.

"Dia itu, dulunya gadis yang sangat cantik, aku menyukainya dan dia sudah menganggap ku adiknya… Dia pasti memiliki sikap yang tenang," dia mengatakan nya dengan menyombongkan diri tapi si Black dan si White tampak tidak nyaman. "Memang nya dia dulu bisa di katakan tenang, justru dulu dia belum bisa di katakan tenang bahkan setelah di anggap sebagai Ratu Jalanan," kata si White membuat Jangmi menatap bingung.

***

Dulu ketika menaiki kereta yang sangat ramai Chandrea terlihat duduk di pojokan tapi ada lelaki yang langsung duduk di sampingnya dengan melahap beberapa kali makanan yang dia bawa, seharusnya itu tidak akan mengganggu karena dia hanya makan saja, tapi entah kenapa Chandrea menjadi kesal ketika dia merasakan lutut kaki dari lelaki tadi yang tak bisa diam bahkan itu menjadi mengganggunya, bukankah dia hanya harus mengunyah makanan, kenapa lututnya bisa sampai bergerak-gerak mengganggu Candrea seperti itu.

Saat itu tentu saja Chandrea masih belum mengontrol emosinya, dia langsung menatap lelaki itu membuat lelaki itu menoleh padanya karena dia merasa bahawa Chandrea menatapnya, dia langsung tersenyum kecil ketika wanita cantik menatapnya. "Ada apa Nona?"

". . . Kau, mengganggu!!" teriak tegas Chandrea yang langsung mengambil makanan lelaki itu bahkan langsung memukul makanan itu dengan memaksa masuk ke dalam bibir lelaki itu membuat semuanya terdiam menatapnya, apalagi lelaki itu yang bahkan memasang wajah polos tak tahu apa yang terjadi.

Kebetulan kereta berhenti dan suasana masih diam tapi yang paling anehnya adalah lelaki itu masih terdiam pada Chandrea, layaknya dia menikmati pukulan milik Chandrea yang tadi dan dia semakin tertarik pada Candrea.

Kemudian Chandrea berdiri tanpa mengatakan apapun dan hanya melirik tajam, tapi tak di sangka lelaki itu malah mengikutinya bahkan sampai keluar dari stasiun.

"Hai Nona, kamu harus bertanggung jawab atas kekerasanmu ini, kemana kamu mau pergi, kamu tidak bisa melarikan diri, atau aku akan melaporkan ke kantor polisi!!" Lelaki itu mengancam membuat Chandrea berhenti berjalan dan langsung menoleh padanya.

Bukannya mendengarkan omongan lelaki tadi dia malah langsung memukul kening lelaki itu membuat lelaki itu langsung terkejut jatuh tumbang, dia seperti heran kenapa wanita seperti Chandrea memiliki kekuatan yang sangat tinggi bahkan bisa membuatnya terjatuh hanya dengan memukul keningnya saja. Bahkan tak sampai sana, Chandrea menduduki lelaki itu dan langsung memukulinya berapa kali, karena dia begitu kesal dan kejadian itu dilihat semua orang yang secara kebetulan dilihat oleh Polisi.

"Hey kamu!!" dia langsung menangkap Chandrea di tempat itu, bahkan dia tidak menangkap lelaki tadi yang masih babak belur di bawah.

Memang dari dulu sekali, bahkan lebih dari apapun, sebelum Chandrea benar-benar bisa mengendalikan ekspresi maupun emosinya. Terakhir kali dia hanya terlihat duduk di hadapan Polisi yang mengobrol dengannya di kantor dengan adanya dinding kaca yang tembus pandang, belum diketahui pasti kenapa mereka ada di sana dan kenapa Chandrea bisa ditangkap oleh polisi yang sedang menatapnya sekarang.

1
Tara
smoga sampai tamat ya kak🤔👍
Khara-Chikara: makasih ya kak 😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!