Sekuel off 'Pesona Mama Mertua Muda'
Wajib baca season satu duluan ya ≧∇
"Duniaku ikut mati tanpamu."
Kehidupan Javas hancur saat wanita yang paling dicintainya meninggal. Ia mencoba melarikan diri, menyingkir dari tempat yang menenggelamkan banyak jejak kenangan tentang wanita itu.
Namun, ia tak bertahan lama, Isvara selalu tinggal di kepalanya, sehingga pria itu memutuskan kembali.
Hanya saja, apa jadinya jika Isvara yang mereka pikir telah meninggal—justru masih hidup? Bisakah Javas menggapai dan melanjutkan hidupnya bersama wanita itu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 | Mahasiswa KKN
"Nggak papa sih, gue sebenarnya udah lama melakukannya kalian bertiga aja nggak tau. Gue buat rekaman itu sebagai kenang-kenangan aja, jadi suatu saat kita ada masalah dan berujung kita sampai bertengkar. Gue bakal ajak kalian dengerin semua rekamannya, biar kalian nggak melupakan persahabatan kita begitu saja. Padahal kita sudah bersahabat sangat lama, masa karena masalah kecil kita sampai bertengkar hemat. Gue nggak mau hal itu terjadi," jelas Dion panjang lebar.
Setelah mendengar ucapan Dion, Friska dan Amara langsung tersadar. Apa yang mereka tuduhkan tadi pada Isvara, itu sebenarnya juga bisa memicu pertengkaran hebat jika Isvara ikut tersulut dan Dion tidak segera melerai mereka.
"Karena gue sama Amara penasaran gimana ceritanya Chilla sampai tahu tentang lo dan Sheva, mending sekarang lo ceritain ulang ke kita deh," pinta Friska. Isvara tidak masalah bercerita ulang pada kedua sahabat terbaiknya, gadis itu langsung mengajak kedua sahabatnya ke kamar agar bisa lebih leluasa bercerita.
Kalau masih di ruang tamu apartemen yang tidak terlalu besar itu, Chilla ada di sana. Rasanya tidak enak jika bercerita tentang Chilla dan ia malah mendengarnya, sedangkan cerita ini adalah sudut pandang Isvara.
Isvara bersama kedua sahabatnya pergi ke kamar, sedangkan Dion menemani Chilla dan Sheva yang sedang asyik bermain.
Isvara tersenyum sebelum akhirnya menceritakan bagaimana Chilla bisa tahu, dan sejak kapan Chilla mengetahui soal dirinya dan Sheva.
Flash back on
Isvara sudah beberapa bulan tinggal di desa itu, ia merasa sangat kerasan karena desanya memang sangat asri. Tetangganya juga baik-baik, hingga Isvara semakin betah.
Karena Isvara tidak mau Sheva dianggap anak haram, walau memang kenyataannya seperti. Pada saat itu Dita memang tidak bercerita banyak, setelah Dion mencari tahu soal Dita dan Sheva jelas Isvara sudah tahu fakta itu.
Ayah Sheva tidak mau bertanggung jawab saat tahu Dita hamil, jadi Dita hamil dan melahirkan sendirian saja setelah dibuang oleh keluarga angkatnya. Sekarang Ayah kandung Sheva juga sudah meninggal dunia karena sakit, Dion juga yang sudah memberitahukan kabar itu pada Isvara. Setelah kematian Ayah Sheva, Sheva berarti sudah benar-benar tidak punya keluarga. Isvara juga tidak perlu takut lagi jika sampai ada orang yang mau mengambil Sheva darinya, karena ia sangat menyayangi Sheva seperti anak kandungnya sendiri.
Jadi, Isvara memutuskan mengatakan pada para warga bahwa Sheva adalah anaknya dan suaminya. Isvara mengatakan dirinya adalah perempuan yang sudah menikah dan punya anak, ia tentu juga tidak mau dianggap perempuan tidak benar karena punya anak padahal belum menikah.
Untungnya Isvara punya video pernikahan pura-puranya dengan Javas, itu digunakan oleh gadis itu sebagai bukti agar para warga percaya dengannya. Isvara juga mengatakan bahwa suaminya bekerja di luar kota, jadi akan jarang pulang.
Warga sendiri sempat mengira Dion adalah suami Isvara, karena Dion memang sering datang untuk mengunjungi Isvara dan Sheva entah sendiri atau bersama kedua sahabatnya. Sedangkan Dion maupun Isvara tidak ada yang ingin mengklarifikasinya, karena bagi mereka selama tidak menganggu keduanya ga tidak masalah. Bukan berarti Dion senang dianggap sebagai suami Isvara, jelas tidak seperti itu.
Suatu hari Pak RT datang ke rumah Isvara, Pak RT datang bersama beberapa anak KKN yang ternyata akan melakukan KKN di desa mereka. Karena kekurangan tempat untuk tempat tinggal mahasiswa dan mahasiswi yang melakukan KKN, Pak RT meminta izin pada Isvara agar membiarkan beberapa mahasiswi untuk tinggal di rumah Isvara.
Dengan senang hati Isvara mengizinkan, ia bisa menggunakan kamar Indah sebagai kamar para mahasiswi itu. Nanti Indah bisa tidur di kamarnya bersama dengan dirinya dan Sheva.
Diluar dugaan, salah satu mahasiswi yang akan tinggal di rumahnya itu adalah seorang gadis yang ia kenal. Gadis itu langsung memeluk erat Isvara dengan penuh kerinduan, Isvara jelas saja sangat terkejut dengan apa yang gadis itu lakukan.
"Kalian saling mengenal?" tanya Pak RT bingung.
"Kami saling mengenal, Pak," jawab gadis itu dengan tersenyum. Yang akan tinggal di rumah Isvara yaitu gadis itu dengan kedua temannya yang bernama Lisa dan Kikan, saat Lisa dan Kikan diajak Indah untuk melihat kamarnya. Isvara memutuskan untuk berbicara pada gadis itu di belakang rumah, karena di sana adalah tempat yang sangat aman.
"Kamu sebenarnya siapa? Kenapa kamu pakai bilang kita ini saling mengenal, padahal saya sama sekali nggak mengenal kamu. Kamu juga tadi pakai peluk-peluk saja, kalau saja tadi tidak banyak orang saya pasti sudah mendorong tubuh kamu karena sudah asal memeluk saya," ujar Isvara dengan kejam, Isvara sengaja melakukannya karena ia ingin gadis itu merasa ia dan orang yng dikenalnya adalah dua orang yang berbeda.
"Nggak usah pura-pura nggak kenal, Kak. Aku tau kamu Kak Isvara, aku bersyukur banget ternyata kamu masih hidup," ujar gadis itu dengan sangat yakin.
"Saya ini Kinan bukan Isvara, siapa itu Isvara. Saya nggak kenal," elaknya.
Gadis itu malah tersenyum. "Kak, memang aku nggak terlalu dekat sama kamu sebelumnya. Tapi aku jelas bisa membedakan, kamu ini adalah Kak Isvara. Tolong akui saja."
"Sudah saya bilang saya ini Kinan, kenapa kamu memaksa saya mengakui saya Isvara. Aneh kamu," ujar Isvara dengan kesal.
"Sekarang Kakak pilih aja sendiri, Kakak pilih ngaku sama aku kalau Kakak ini adalah Kak Isvara. Atau aku bakal laporin ke Papa tentang keberadaan Kakak di sini, Papa pasti akan langsung datang ke sini setelah aku kasih tau. Aku yakin itu, Kak."
Karena mendengarkan ancaman gadis itu yang terlihat tidak main-main, Isvara menghela napas. Ia tahu jika gadis itu benar-benar melakukan ancamannya. Javas pasti langsung benar-benar datang ke tempat ini sekarang juga, karena Isvara tahu seperti apa Papa gadis itu.
"Iya, aku Isvara. Aku minta tolong banget sama kamu, Chilla. Jangan kasih tau Papa kamu atau siapapun kalau aku masih hidup, aku nggak mau siapapun tahu aku masih hidup. Aku mau hidup di sini sebagai Kinan," ujar Isvara yang tidak punya pilihan lain selain berkata jujur.
Tanpa Isvara tahu, di dalam hati gadis itu tertawa karena ancamannya berhasil. Padahal sekarang Papanya sedang berada di luar negri, mungkin bisa saja langsung datang tetapi tetap memerlukan waktu lebih. Tidak seperti saat Papanya berada si Jakarta.
Gadis itu memang adalah Chilla—putri Javas, entah bagaimana bisa semesta seperti mempertemukan mereka berdua dengan cara seperti ini. Isvara jelas tidak pernah membayangkannya sebelumnya. Chilla langsung memeluk Isvara sekali lagi. "Kak Isvara aku senang banget karena Kakak masih hidup, saat dengar kabar Kakak udah nggak ada. Aku sedih dan nggak percaya, tetapi setelah aku liat makam yang ada nama Kakak. Aku udah nggak bisa mengelak lagi. Sekarang aku sangat bersyukur sekali bisa ketemu sama Kakak dan tahu ternyata Kakak masih hidup."