Kata orang cinta itu indah,bisa membuat orang tertawa,dan berbunga-bunga,namun juga bisa buat orang menangis,tangis bahagia kah itu? atau tangis karena sakit?
Tapi bagiku cinta itu ibarat luka tak berdarah,sakit tak tau dimana sakitnya,itulah cinta yang aku rasakan,benarkah itu cinta? ataukah sesungguhnya itu luka yang ku kira cinta?
Tuhan....aku mengimpikan cinta yang seperti orang katakan,cinta yang seperti kisah cinta Rasulullah dengan bunda Aisyah,atau seperti cintanya Rasulullah pada bunda Khadijah_..
@..Adiba Khanza.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Andra dan Alex menatap Abizar serius, sahabat mereka itu tak memberikan jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan,justru terlihat mulai membuka satu persatu kancing kemeja nya.
" Gue mau satu,tapi yang bersih" ucap Abizar serius pada kedua sahabat nya.
Alex dan Andra saling menatap, mereka tau apa maksud Abizar,wanita, sahabat mereka itu meminta seorang wanita bayaran,memang ini bukan pertama kalinya Abi meminta di temani wanita,tapi biasanya ia tidak dalam keadaan mabuk dan ia tidak pernah menyentuh mereka,hanya meminta mereka menemaninya mengobrol hal-hal ringan.
Alex menghubungi seseorang hingga beberapa saat kemudian masuklah seorang wanita cantik dan seksi, dengan bentuk tubuh yang proporsional,gaun malam berwarna hitam terlihat begitu kontras dengan kulitnya yang putih,berjalan anggun menghampiri ketiga pria tampan yang berada di ruangan itu.
Wanita itu berdiri,matanya menatap kagum wajah tampan Abizar yang terlihat memerah efek alkohol,ia mendekati Abi,duduk di atas pangkuan nya dan mulai menyusuri tubuh kekar Abi dengan jemari lentiknya.
Abi diam,matanya menatap wajah wanita cantik nan seksi di atas pangkuan nya, sedangkan sang wanita, melihat Abi yang seakan pasrah membuat nya semakin berani menyentuh lebih, bahkan sudah mulai membuka satu persatu kancing kemeja Abi hingga menyisakan beberapa kancing saja.
Andra dan Alex memilih menepi,duduk di sofa yang terdapat di pojok ruangan, mereka merasa heran dengan sikap Abi yang tak menolak di sentuh wanita hingga sejauh itu, mereka merasa harus mengawasi Abi, tak mungkin meninggalkan nya,karena mereka tidak akan membiarkan sesuatu yang mengancam Abi terjadi, walaupun mereka tau Abi tidak mudah untuk di taklukkan, kekejaman Abi di akui di dunia bisnis terlebih di Eropa,Abi bahkan bisa lebih kejam dari leader mafia.
Wanita itu mendorong pelan tubuh kekar Abi, hingga jatuh terlentang di atas sofa, lagi-lagi Abi terlihat tak menolak,Abi terlihat terus memperhatikan wanita itu, sedangkan wanita itu semakin bersemangat dan dengan penuh percaya diri akan memberikan kepuasan pada salah satu pelanggan club itu yang terkenal anti wanita.
Wanita itu terus menggerayangi tubuh atletis Abi hingga turun mulai membuka pengait celana Abi, menurunkan resleting celana nya,ia menatap tak percaya pada wajah tampan Abizar yang ternyata juniornya tak sedikitpun menunjukkan reaksi setelah ia menggerayangi tubuhnya.
' Apakah tuan muda Foster ini memiliki kelainan?' batin nya, karena sangat tidak mungkin sesuatu itu masih tertidur setelah mendapatkan sentuhan yang sudah di pastikan membangkitkan gairah laki-laki.
Sedangkan Abi terlihat menatap wanita itu dengan sebelah alisnya yang terangkat, wajahnya terlihat begitu tenang,tak sedikitpun menunjukkan reaksi gelisah karena sentuhan nya.
" Keluar" perintah Abizar tiba-tiba, membuat wanita itu menghentikan gerakan tangan nya yang akan menyentuh benda pusaka milik Abi.
" Hah?" heran wanita itu seakan tak paham apa yang baru saja Abi katakan.
" Keluar" perintah Abi sekali lagi dengan nada yang lebih tegas dan dengan suara yang naik satu oktaf.
Mendengar nada suara Abi yang mulai tak bersahabat,kedua sahabatnya langsung mendekat dan memerintahkan wanita itu untuk segera meninggalkan ruangan itu.
" Keluarlah" perintah Alex tegas,ia menyerahkan sebuah cek pada wanita itu.
Namun wanita itu masih merasa berat" saya akan memberikan apa yang anda inginkan tuan muda,bahkan lebih dari yang anda harapkan" ucap nya seraya menatap Abi, berharap bisa meyakinkan sang tuan muda Foster,siapa yang tidak ingin menjadi teman ranjang seorang Abizar Albern Foster,bahkan mereka rela tanpa di bayar.
" Keluar jalang" bentak Abizar tiba-tiba dengan suara menggelegar,membuat wanita cantik itu segera bangkit dari duduknya,ia menatap takut pada kedua sahabat Abizar, wajahnya terlihat begitu pucat.
" Te-terimakasih tuan,saya permisi" ucap nya dengan nada yang sangat gugup.
Alex dan Andra mengaguk, keduanya mengibas-ngibaskan tangan tanda meminta wanita itu segera meninggalkan ruangan tersebut.
Dengan tergopoh-gopoh wanita cantik itu keluar dari ruangan VVIP itu,ia menarik nafas panjang saat setelah berada diluar ruangan, mengusap dada nya lembut dan segera meninggalkan ruangan itu.
Sedangkan di dalam ruangan,Abi tampak mulai bangkit dari tidurnya,ia merapikan kembali penampilan nya meraih ponselnya yang berada di atas meja dan menghubungi seseorang.
" Segera bawa dia pada saya" ucap Abi dengan nada perintah yang tegas pada seseorang.
Abizar mengusap wajahnya kasar,ia merasa frustasi dengan pikirannya, bayangan Adiba yang berada di bawah kukungan nya terus menari-nari di pikiran nya,padahal ia tau bahwa Adiba tak pernah menikmati penyatuan mereka, justru ia sering melihat air mata di mata indah Adiba setiap kali mereka menyatu.
" Sebenarnya Lo kenapa bro? Ada yang Lo sembunyikan dari kami? " tanya Andra serius.
Bukan nya menjawab,Abi justru bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan kedua sahabatnya yang menatapnya penuh tanda tanya.
Abizar menyusuri lorong club menuju pintu keluar,jalan nya sedikit sempoyongan,namun ia masih tersadar,ia bahkan masih mampu menghalau para wanita penghibur yang ingin menyentuhnya, sedangkan kedua sahabatnya diam-diam terus mengikutinya dari belakang, mereka yakin Abizar menyembunyikan sesuatu dari mereka.
Abizar berjalan menuju parkiran,tiba di parkiran ia menghampiri sebuah mobil yang kedua sahabatnya tau bahwa itu adalah mobil Jhon, asisten pribadi Abi.
Keduanya melihat Abi membuka pintu mobil bagian belakang dan menarik seorang wanita berhijab ,Abi membawa wanita yang terlihat sedikit memberontak menuju mobilnya.
Alex dan Andra saling menatap satu sama lain,dan keduanya semakin terkejut saat melihat Abizar, sahabat mereka mengecup bibir wanita itu begitu lama, mereka begitu shock, bahkan mereka melihat Abi seakan tak perduli dengan wanita itu yang terlihat sedikit memberontak dengan mendorong dada bidang Abi.
Tak sampai di situ,Alex dan Andra melihat Abizar mendorong wanita itu masuk ke dalam mobilnya, menutup pintunya dan setelah nya ia memutar dan masuk ke kursi kemudi,Abizar menyalakan mobilnya dan meninggalkan club.
Alex dan Andra tak tinggal diam, mereka dengan gerakan cepat berlari menuju mobil Andra dan segera mengikuti mobil Abi yang terlihat melaju kencang,menuju pinggiran kota.
" Lex lo tau siapa tu perempuan? Dea belum berhijab kan Lex?" tanya Andra seraya tatapan nya terus fokus pada jalanan.
Alex menggeleng " gue ga tau Ndra siapa tu perempuan,Lo lihat sendiri kan,Abi ganas banget bro,gila baru ini gue liat tu bocah seganas itu nyerang lawan jenis" ucap Alex heboh.
" Apa mungkin dia selingkuhi Dea Lex? tapi Lala pernah bilang bahkan Abi ga pernah nyentuh Dea,dia selalu nolak setiap kali Dea ngajakin dia making love " ucap Andre yakin.
Alex mengangguk,ia percaya, karena Agnes yang juga sahabat Dea pernah bercerita padanya saat mereka menghabiskan malam bersama,Abizar memang terbiasa dengan kehidupan bebas negara Eropa,tapi ia tak pernah mengikuti langkah kedua sahabatnya yang memang hobi menjelajah wanita.
Sedangkan di dalam mobil,Adiba menggenggam erat seal belt yang menyilang di tubuhnya,ia memejamkan matanya erat dengan bibir yang terus bergumam melafalkan istighfar dan doa.
" Tu-tuan tolong jangan pelan sedikit" pinta Adiba lirih.
Namun Abizar tak bergeming,ia masih terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tatapan nya fokus pada jalanan.
" Tolong pelan-pelan..." pinta Adiba, refleks sebelah tangan nya meremas kuat lengan Abizar,hal itu membuat Abizar tersadar,sesaat ia menatap wajah Adiba yang ketakutan dengan mata terpejam.
Perlahan Abizar mulai mengurangi kecepatan laju mobilnya,ia mengusap kasar wajahnya,menyugar rambutnya kebelakang dan menghembuskan nafasnya dalam-dalam.
"Shit.." umpatnya dalam hati, mengapa sekarang ia merasa seakan lemah menghadapi wanita tawanan nya itu,ia seakan selalu ingin menuruti apa yang Adiba inginkan, walaupun tidak secara terang-terangan.
Mobil memasuki gerbang megah villa nya,Abizar menghentikan mobilnya di depan pintu utama,ia membuka seal belt nya dan menatap wajah cantik Adiba yang terlihat sedikit lebih tenang.
" Turun" perintahnya pada Adiba saat ia akan turun,Adiba mengangguk patuh,ia melepas seal belt nya dan ikut keluar dari mobil,berjalan pelan di belakang Abizar, wajahnya menunduk,ia masih sangat lelah setelah bekerja,baru saja ia tiba di rumahnya, tiba-tiba asisten pribadi Abi menjemputnya dan membawanya bertemu Abi.
Keduanya memasuki villa,Adiba berjalan menuju kamar yang biasa ia tempati,tapi sebelum ia benar-benar masuk,Abi sudah lebih dulu menariknya menuju kamar sebelah,kamar Abizar lebih tepatnya,Adiba menurut.
Bik Nur yang kebetulan belum tidur menggeleng melihat tingkah laku majikan nya, yang perempuan mengaku sebagai istri simpanan, sedangkan yang laki-laki terlihat begitu memperhatikan segala kebutuhan istrinya saat berada di villa,entah seperti apa akhir dari hubungan mereka,entah kisah seperti apa yang akan terjadi dalam pernikahan mereka.
Hidup yg sdh jelas tp dibuat samar. .
Atas bawah mumet...
wkwkwk