NovelToon NovelToon
Hancurnya Anak Pertama

Hancurnya Anak Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Little Fox_wdyrskwt

Riri, gadis polos nan baik hati, selalu mendapatkan penderitaan dari orang-orang di sekitarnya. Kehangatan keluarganya sirna, orang tua yang tak peduli, dan perlakuan buruk dari lingkungan membuat kepercayaan dirinya runtuh. Di tengah kebaikannya yang tak pernah lekang, Riri harus berjuang melawan luka batin yang mendalam, merangkak dari kehancuran yang disebabkan oleh mereka yang seharusnya melindunginya. Akankah Riri mampu bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harapannya? Atau akankah ia selamanya terjebak dalam kegelapan yang menyelimuti hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༺ ༻ BAB 11 ༺ ༻

...✧༺♥༻✧...

RiRi memasuki kelas, detak jantungnya sedikit lebih cepat dari biasanya. Ia mencari tempat duduknya di bangku paling belakang, dekat jendela. Ia mengamati teman-temannya satu per satu.

Ada beberapa yang tersenyum ramah padanya, namun ada juga beberapa yang tampak menjauh atau berbisik-bisik. RiRi mencoba untuk tidak menghiraukannya. Ia fokus pada pelajaran, mencoba untuk tidak memikirkan apa yang akan terjadi.

Namun, takdir tampaknya memiliki rencana lain. Saat guru sedang menjelaskan pelajaran, sebuah bola kertas terlempar dan mengenai kepala RiRi. Ia menoleh, melihat sekelompok siswa yang tertawa terbahak-bahak.

RiRi mengetahui siapa mereka. Mereka adalah kelompok siswa yang pernah membulinya dulu. Kali ini, RiRi tidak menangis. Ia hanya tersenyum kecil, lalu kembali fokus pada pelajaran.

Setelah pelajaran berakhir, RiRi bersiap-siap untuk pulang. Namun, kelompok siswa itu kembali menghalanginya. Mereka mengatakan kata-kata kasar dan menghina. RiRi menahan amarahnya. Ia tidak akan menunjukkan kelemahannya.

Ia hanya tersenyum dan berkata, "Aku tidak peduli dengan kata-katamu." Lalu, ia berlalu meninggalkan mereka dengan langkah yang teguh.

Di jalan pulang, RiRi bertemu dengan salah satu teman kelasnya, seorang gadis yang bernama Ayu. Ayu mendekati RiRi dan menawarkan bantuan. Ayu mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan perilaku kelompok siswa itu. Ia mengatakan bahwa ia akan membantu RiRi untuk menghadapi mereka.

RiRi berjalan pulang sendirian, masih memikirkan perlakuan Iyan, Rizki, dan Egi. Ia mencoba untuk tidak menghiraukannya, namun kata-kata mereka masih bergema di telinganya.

"Eh, jelek! Mau ke mana? Sok cantik banget kaya Inces!" ejek Iyan, suaranya tinggi dan menusuk.

Rizki dan Egi ikut tertawa, "Inces! Ahahahaha… Nama olokan terlalu bagus," kata Rizki.

"Lebih baik panggil dia cacing pita!" timpal Egi.

RiRi mengepalkan tangannya, menahan amarah yang kian membuncah. Ia mencoba untuk tetap tenang, mengingat janjinya pada diri sendiri untuk tidak menunjukkan kelemahannya. Ia tidak akan menunjukkan bahwa ia terluka. Ia akan membuktikan bahwa mereka salah.

Tiba-tiba, suara yang tenang tapi tegas memecah keheningan. "Hei!" RiRi menoleh, melihat Ayu berdiri di hadapannya.

Ayu memandang Iyan, Rizki, dan Egi dengan tatapan yang tajam. "Apa yang kalian lakukan?" tanya Ayu dengan suara yang kuat.

Iyan, Rizki, dan Egi terkejut dengan kemunculan Ayu. Mereka tidak mengharapkan ada yang akan membela RiRi. Ayu terus menatap mereka dengan tatapan yang tidak menyeramkan, namun tegas. Ia tidak takut kepada mereka. Ia berdiri di sisi RiRi, memberikan dukungan dan perlindungan.

"Hei! Apa yang kalian lakukan?!" Ayu berdiri di hadapan Iyan, Rizki, dan Egi, suaranya tegas dan lantang.

Ketiga pemuda itu terkejut. Mereka tidak menyangka ada yang berani melawan mereka. Ayu menatap mereka dengan tajam, tidak menunjukkan rasa takut sedikitpun. "Jangan ganggu RiRi lagi!"

Iyan, Rizki, dan Egi saling pandang, kebingungan. Mereka tidak menyangka Ayu akan membela RiRi. "Kau siapa, hah?" tanya Iyan dengan nada menantang.

Ayu tersenyum tipis, "Aku Ayu. Teman RiRi. Dan aku tidak suka melihat teman-temanku diperlakukan seperti ini."

Ia menatap RiRi, lalu melanjutkan, "RiRi, kau ingat waktu kita masih kecil? Kita sering bermain bersama di taman dekat sekolah ini. Kau mengajariku cara memanjat pohon yang tinggi itu. Kau juga yang selalu melindungi aku dari anak-anak nakal."

RiRi tertegun. Ia tidak menyangka Ayu mengingat hal itu. Kenangan masa kecil itu kembali bermunculan di benaknya. Ia tersenyum, merasakan sedikit kehangatan di tengah dinginnya situasi. Ia tidak sendirian. Ia memiliki Ayu.

Iyan, Rizki, dan Egi saling berpandangan, kemudian menunduk. Mereka terdiam. Mereka tidak menyangka bahwa Ayu dan RiRi memiliki hubungan persahabatan yang kuat. Mereka juga tidak menyangka bahwa Ayu akan seberani ini.

Ketiga pembully itu terdiam. Mereka tidak menyangka Ayu akan mengingat masa lalu mereka dan membela RiRi. Suasana menjadi tegang. Iyan, yang biasanya paling berani, menunduk, tak berani menatap Ayu. Rizki dan Egi juga tampak ragu-ragu. Mereka tahu Ayu bukanlah lawan yang mudah.

"Maaf," ujar Iyan, suaranya kecil dan gemetar. Rizki dan Egi mengangguk setuju. Mereka menyadari kesalahan mereka. Membully RiRi bukanlah hal yang benar. Apalagi setelah mengetahui persahabatan RiRi dan Ayu.

Ayu menatap mereka tajam, "Maaf saja tidak cukup. Kalian harus berjanji tidak akan mengganggunya lagi."

Ketiga pemuda itu mengangguk mantap. Mereka berjanji tidak akan pernah membully RiRi lagi. Mereka tahu, jika mereka melanggar janji itu, Ayu tidak akan segan-segan untuk menghukum mereka.

RiRi tersenyum lega. Ia merasa beban di pundaknya sedikit berkurang. Ia berterima kasih kepada Ayu. "Terima kasih, Yu," ujarnya, suaranya bergetar karena harunya.

Ayu tersenyum, "Sama-sama, Ri. Kita kan teman." Ia menawarkan tangannya kepada RiRi. RiRi menerima uluran tangan Ayu, merasakan kehangatan persahabatan yang kuat di antara mereka.

Mereka berjalan pulang bersama, meninggalkan Iyan, Rizki, dan Egi yang terdiam di tempat. RiRi merasakan sebuah kekuatan baru di dalam dirinya. Ia tahu bahwa ia tidak sendiri.

Ia memiliki Ayu, keluarganya, dan juga kekuatan di dalam dirinya sendiri. Ia akan menghadapi semua tantangan dengan teguh dan kuat.

Hari-hari berlalu. Meskipun Iyan, Rizki, dan Egi tidak lagi membully RiRi, mereka tetap menjaga jarak. RiRi selalu sendiri di kelas. Bahkan dalam kerja kelompok pun, tidak ada yang ingin bersama dengannya.

Mereka tampak menghindarinya, seperti RiRi adalah penyakit menular. RiRi mencoba untuk tidak peduli, namun kesendirian itu terus menyiksanya. Ia merasa terasing, terbuang.

...✧༺♥༻✧...

Ibu Hani, wali kelas 9 yang juga guru seni dan sejarah, memberikan tugas kelompok pada pelajaran sejarah. Suasana kelas menjadi ribut. Siswa-siswa berkelompok dengan teman dekat mereka, membicarakan pembagian tugas.

Namun, RiRi tetap sendiri. Tidak ada yang mengajaknya. RiRi menunduk, mencoba untuk tidak menunjukkan kesedihannya.

Ibu Hani, yang memperhatikan situasi itu, mengerutkan keningnya. Ia tahu RiRi adalah siswi yang pintar dan rajin. Ia juga tahu RiRi telah mengalami masa sulit. Dengan suara yang tegas, Ibu Hani berkata, "Kalian ini! Kebiasaan… Ajak RiRi juga!"

Suasana kelas menjadi hening. Semua mata tertuju pada RiRi. Beberapa siswa tampak malu, sementara yang lain masih ragu-ragu. Ibu Hani memandang mereka dengan tatapan yang tajam. Ia tidak akan membiarkan RiRi terus sendiri. Ia akan memastikan RiRi mendapatkan kelompok dan perlakuan yang layak.

Ibu Hani menatap tajam ke arah kelas. Perkataan Yola dan Fian, "Ogah ah ama Inces! Najis banget!", disambut dengan gelak tawa dan bisikan-bisikan sinis dari beberapa siswa lainnya.

"Ogah… Najis… Dih, males banget… Gak pernah mikir…" kata-kata itu menusuk hati RiRi. Ia merasa semakin terasing.

Ibu Hani menatap mereka dengan tatapan yang tajam dan keras. "Jika kalian tidak ada yang mau mengajak RiRi untuk kerja kelompok, biarlah RiRi mengerjakannya sendiri. Dan saya jamin, nilai RiRi akan menjadi yang paling bagus dan paling tinggi!" suara Ibu Hani bergema di seluruh kelas.

Lalu, Ibu Hani melanjutkan dengan nada yang lebih lembut, namun tetap tegas. "Kalian mengatakan RiRi jelek, najis, dan sebagainya tadi. Tapi ingatlah, jika RiRi dewasa nanti, ia akan menjadi sangat cantik. Dan saat itu, kalian akan menyesal karena telah memperlakukannya seperti ini."

Perkataan Ibu Hani membuat beberapa siswa terdiam. Namun, Iyan masih berani mengatakan, "Uweek… Najis!" Beberapa siswa lain menunjukkan reaksi jijik yang sama.

Ibu Hani menggeleng kepala, kecewa dengan sikap murid-muridnya. Ia tahu bahwa perubahan sikap tidak akan terjadi dalam waktu sekejap. Ia harus terus membimbing mereka untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Ibu Hani melanjutkan, suaranya keras dan tegas, "Nanti, RiRi akan menjadi cantik. Mungkin beberapa dari kalian akan menyukainya."

Pernyataan Ibu Hani disambut dengan gelak tawa dan cibiran. "Dih… Mustahil, Bu…" "Mustahil banget…" beberapa siswa lainnya menyahut.

Meskipun pembullyan fisik sudah berhenti, perkataan dan hinaan masih terus berlanjut. RiRi merasa hati nyeri. Ia mencoba untuk menahan air matanya.

RiRi kemudian memutuskan untuk tidak peduli lagi pada mereka. Ia fokus pada tugas kelompoknya. Ia membuka buku sejarahnya, mencari informasi yang dibutuhkan. Ia mengerjakan tugas itu dengan tekun dan rapi. Ia ingin membuktikan bahwa ia bisa berhasil tanpa bantuan siapapun.

Ia juga mengingat kata-kata Ibu Hani. Ia tahu bahwa kata-kata itu benar. Ia percaya bahwa ia akan menjadi cantik kelak. Dan ia tidak akan pernah lupa perlakuan teman-temannya ini. Ia akan menggunakan pengalaman ini untuk menjadi manusia yang lebih kuat dan baik.

Sementara itu, Ibu Hani mengamati RiRi dari kejauhan. Ia senang melihat keteguhan hati RiRi. Ia tahu bahwa RiRi akan melewati masa sulit ini. Ia juga yakin bahwa RiRi akan menjadi wanita yang cantik dan sukses kelak. Ia akan terus mendukung RiRi.

...✧༺♥༻✧...

...Bersambung…...

1
Ytta
kejam banget
Little Fox🦊_wdyrskwt: iyaa karna ini bukan hanya sekedar cerita tapi kisah nyata autor sendiri
total 1 replies
putribulan
aku mampir kak
Dhiyaandina
ayoo semangat lanjut update kak✨
Little Fox🦊_wdyrskwt: iyooo tunggu selanjutnya iya😍😍
total 1 replies
⚖️Teͥ🆁eͣsͫa🦐♚⃝҉𓆊
semangat berkarya
Little Fox🦊_wdyrskwt: terima kasih
total 1 replies
Little Fox🦊_wdyrskwt
ku sudah mampir juga
yanah~
Mampir kak 🤗 semangat untuk bab selanjutnya 💪
Little Fox🦊_wdyrskwt: okeey arigatoo/Scream/
total 1 replies
Tuan Ketiga 塔塔
selamat tahun Baru 🎉🥳🎉🥳🎉🥳
Little Fox🦊_wdyrskwt: selamat tahun baru juga🎉🎉🎉🎇
total 1 replies
Luka Menjadi Cerita
Aku komentar pertama ☝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!