Kata orang cinta itu indah,bisa membuat orang tertawa,dan berbunga-bunga,namun juga bisa buat orang menangis,tangis bahagia kah itu? atau tangis karena sakit?
Tapi bagiku cinta itu ibarat luka tak berdarah,sakit tak tau dimana sakitnya,itulah cinta yang aku rasakan,benarkah itu cinta? ataukah sesungguhnya itu luka yang ku kira cinta?
Tuhan....aku mengimpikan cinta yang seperti orang katakan,cinta yang seperti kisah cinta Rasulullah dengan bunda Aisyah,atau seperti cintanya Rasulullah pada bunda Khadijah_..
@..Adiba Khanza.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
" Bay... hati-hati ya.. terimakasih banget ya" Mira melambaikan tangannya pada Adiba, yang di balas lambaian tangan juga,Adiba meninggalkan kos baru Mira,setelah waktu menunjukkan pukul delapan malam.
Seharusnya ia sudah pulang sejak sore,tapi karena Mira meminta nya untuk menemani minat kos yang akan ia sewa,membuat Adiba pulang telat,tapi Adiba tidak merasa keberatan, bahkan ia dengan semangat membantu Mira bersih-bersih kamar kos dan menata barang Mira yang di antarkan oleh kurir,rumah kedua orang tua Mira juga berada di pinggiran kota,sama seperti rumah kedua orang tua Adiba,namun mereka berbeda arah.
Adiba merasa sangat bersyukur karena tak ada panggil atau pesan dari asisten Abi untuk datang ke villa,itu artinya ia akan tidur nyenyak malam ini.
Sampai di rumah Adiba langsung membersihkan dirinya dan melaksanakan shalat isya,ia memutuskan untuk menyiapkan bahan-bahan yang akan ia masak untuk sarapan dan bekal nya besok pagi,ia sudah makan malam,Mira mentraktir nya karena sudah bantu beberes.
" Alhamdulillah.. akhirnya selesai juga, tinggal vc ibu sebentar deh" monolog nya seorang diri.
Memasuki kamar,Adiba langsung meraih ponselnya dan menghubungi sus yang merawat ibunya, melakukan vidio call,berharap bisa mengurangi rasa rindunya.
📱-" Assalamualaikum..sus, apa kabar? Ibu sudah tidur?" Adiba lebih dulu menyapa saat panggilan nya di jawab.
📱-" Waalaikumsalam mbak, Alhamdulillah semuanya baik,ibu baru saja tidur setelah minum obat tadi,mau saya bangunkan?" sus bernama Susi itu berbicara dengan nada sopan.
📱-" Alhamdulillah kalau baik,ga usah di bangunin sus, kasihan ibu, bagaimana perkembangan ibu hari ini sus? Apa yang dokter katakan?" Adiba bertanya maksudnya menelfon.
📱-" Dokter Charles mengatakan keadaan ibu sudah lebih stabil mbak,sekitar satu atau dua bulan lagi sudah bisa di pulangkan ke Indonesia lagi dan melakukan rawat jalan saja" jawab sus susi menjelaskan.
📱-" Alhamdulillah...semoga secepatnya ya sus, terimakasih sudah sabar mengurus ibu saya sus " ucap Adiba tulus.
📱-" Saya yang harus berterimakasih karena mbak Diba mempekerjakan saya,sama saja dengan menolong perekonomian keluarga saya yang benar-benar tengah terpuruk mbak,berkat mbak mempekerjakan saya, Alhamdulillah adik saya masih bisa melanjutkan pendidikan nya" ungkap susi haru.
📱-" Rizky itu dari Allah sus,hanya saja Rezky mbak susi Allah kirimkan melalui saya, insyaallah semua akan mudah mbak,jika kita ikhlas berserah pada apa yang Allah takdirkan, asalkan kita terus berusaha,doa pada Allah adalah ikhtiar,namun usaha harus tetap di lakukan "
📱-" Insyaallah mbak, terimakasih nasehat nya"
📱-" Kita sama-sama saling membutuhkan nasehat dan support Sus,Bahkan batu karang pun akan terkikis jika terus di terpa air" jawab Adiba santai.
📱-"Sudah dulu ya sus ya,saya mau istirahat,sus juga kan? Besok saya dinas pagi" pamit Adiba pada sus susi.
Di sebrang sana sus Susi mengaguk walaupun Adiba tak bisa melihat" mbak Diba hati-hati ya di rumah sendirian, kesehatan jangan di lupakan, karena sehat itu mahal kan"
📱-" Terimakasih.. insyaallah, assalamualaikum " Adiba pamit pada sus Susi dan memutuskan panggilan mereka,sesaat ia teralihkan pada beberapa pesan masuk dari rekan-rekan nya,ada nomor asing yang menelfon tapi Adiba tak mengangkatnya.
Setelah merasa semuanya sudah beres,Adiba segera membenarkan posisinya dan siap untuk tidur,ia butuh istirahat cukup agar konsentrasi nya tidak terganggu esok saat bertugas.
**** Di lain tempat.
" Kamu sudah makan malam sayang" Dea bertanya lembut pada Abi yang tengah fokus pada layar macbook nya.
" Sudah tadi,kebetulan meeting di jam sore dengan klien dari Singapore,membahas tentang beberapa alat medis yang mereka tawarkan,alat baru yang cukup canggih" jawab Al santai.
Dea mengangguk seraya tersenyum manis" Aku mandi dulu ya, kamu kalau mau mandi bisa pakai kamar sebelah,atau mau di kamar aku juga boleh, masih ada baju kamu di aku" ucap Dea .
Abizar mengangguk, pandangan nya masih tetap fokus ke layar macbook nya" ya nanti" hanya jawaban singkat itu yang keluar dari mulutnya.
Dea mengangguk dan meninggalkan ruang tamu apartemen nya,ia ingin mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang terasa lelah hari ini, karena setiap Selasa ia harus melakukan praktek lagi di poli FG hospital,untuk melayani para pasiennya yang rawat jalan.
Sekitar 15 menit kemudian, Abizar mematikan macbook nya,ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling apartemen Dea,merasa sedikit kurang nyaman,tapi dengan cepat ia tepis,sudah biasa ia berkunjung ke apartemen Dea,sejak mereka sama-sama tinggal di inggris,ia melangkah menuju kamar yang berada tepat di sebelah kamar Dea,ia ingin mandi untuk membersihkan dirinya.
Baru selesai ia membuka bajunya suara ketukan pintu kamar itu terdengar,Abi menghentikan kegiatan nya, meletakkan kemejanya di atas ranjang dan melangkah menuju pintu.
Ceklek.
" Ada apa De?" tanya Abi yang berdiri di balik pintu,dan melihat Dea yang berdiri di depan pintu.
Dea menatap Abizar intens,saat ini Abi hanya memakai baju kaos putih pas bodi dan celana bahan, pikiran Adiba traveling kemana-mana, melihat tubuh sispax Abi.
" I-ini baju dan celana kamu" Adiba menyerahkan paperbag berisi baju dan celana Abi.
" Oh.. terimakasih,tapi kenapa ada baju aku di kamu?" ucap Abi heran,ia tak ingat memiliki baju pada Dea.
" Waktu kita liburan bareng Alex dan yang lainnya,kan baju kamu yang basah setelah mandi di pantai ke bawa di aku,pas balik indo kemarin sekalian aku bawa" jelas Dea santai.
" Oh.." angguk Abi" ya sudah aku mandi dulu ya" pamit nya ingin menutup kembali pintu kamar itu,namun Dea menahannya.
" Bi..boleh aku minta sesuatu?" tanya Dea pelan.
Abizar mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Dea" Katakan? Kamu mau minta apa? Biasanya juga ga izin dulu" tanya Abizar heran.
" Boleh aku peluk kamu" tanya Dea lirih,Abi mengerutkan keningnya,ia menatap dirinya dan berganti menatap Dea yang tengah menatapnya,merasa aneh, karena biasanya Dea akan langsung memeluknya saat wanita itu ingin.
Namun Abizar mengangguk,ia berfikir mungkin Dea tengah banyak pikiran di pekerjaan nya, melihat anggukan kepala Abizar membuat senyum Dea muncul,ia segera menghambur memeluk tubuh sispax Abi dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Abi, bibirnya tersenyum sumringah, menghirup dalam-dalam aroma maskulin khas parfum mahal milik Abizar.
Deg..
Berbeda dengan Abizar,ia justru merasa tegang dan kikuk,dalam benaknya langsung muncul bayangan Adiba dengan wajah sendunya, membuat ia refleks mendorong tubuh Dea secara perlahan.
" Sorry De, aku kurang nyaman jika seperti ini, kita tidak terikat hubungan resmi selain hanya sebatas pacaran" ucap Abizar tanpa ragu.
Adiba mengangguk seraya tersenyum tipis, ia sudah cukup puas, walaupun dalam hatinya merasa kecewa,Abi seakan tak sedikitpun tertarik pada nya, mereka berpacaran layaknya anak remaja, yang hanya berpegangan tangan,cium cuma bisa di pipi,peluk juga tidak pernah lama,tidak seperti para sahabatnya yang terlihat begitu romantis dengan kekasih mereka.
" Aku harus segera mandi,mama sama papa akan tiba malam ini,dua jam lagi mereka akan mendarat di bandara,aku harus menjemput mereka" ucap Abi tegas.
Dea mengangguk seraya tersenyum tipis" apakah keadaan mereka sudah membaik?" tanya Dea.
" Papa sudah sangat baik,sudah mulai bisa beraktivitas sendiri, kalau mama sudah lumayan juga sih,hanya saja mama masih butuh terapi ,hanya itu,untuk kembali melancarkan syaraf motorik nya, karena dalam kecelakaan itu kaki mama terjepit " jawab Abi apa adanya.
Menceritakan tentang kedua orang tuanya, membuat ia kembali teringat dengan kejadian naas itu, membuat nya hampir saja merasakan dunia nya runtuh,Abi sangat menyayangi kedua orang tuanya, walaupun ia terlihat dingin dan jarang berbicara,tapi baginya kedua orang tuanya adalah segalanya untuk nya.
Dan hal itu membuat bayangan Adiba kembali berkelebat di ingatan nya,Abi merasa masih sangat marah, walaupun ia tau ayah Adiba sudah tiada,namun kedua orang tuanya harus menderita,bahkan mama nya masih belum sepenuhnya bisa berjalan sempurna karena tragedi itu,dan diperkirakan masih butuh berapa bulan lagi untuk menjalani terapi.
" Ya sudah kamu langsung mandi saja,kasihan kalau mereka yang harus menunggu" ucap Dea.
Abizar mengangguk seraya tersenyum tipis,ia kembali menutup pintu kamar itu dan melanjutkan niatnya untuk mandi,ia harus segera ke bandara untuk menyambut kedatangan kedua orang tuanya, karena ia benar-benar tidak bisa menjemput mereka ke negara tempat mereka di rawat.
sedih baca kisah hidup adiba.
smpe kapan adiba diperlakukan pemuas hasrat abizar saja..
setelah kontrak dg abizar, adiba bisa bahagia n sukses dg profesi dokternya
tinggal menghilangkan kesombongan Abi🤣🤣🤣
tapi yg jelas yang paling pusing adalah abizar.ini semua tak lain ya karena keputusannya sendiri...