bercerita tentang seorang ceo kaya raya dan sukses bernama Sagara, dia mencintai seorang gadis bernama Nayla, yang ternyata gadis itu adalah anak dari pria yang membu*nuh ibu kandung Saga.
Bagaimana kisah selanjutnya apakah dia akan terus mempertahankan cinta atau membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jebakan primadona
" bangun.. hei gadis pemalas bangun.. " pekik Nadira yang membangunkan Nayla yang masih tertidur pulas padahal waktu sudah menunjukan hampir pukul tujuh. Sementara Nayla hari ini ada jadwal kuliah pukul delapan.
" emm.. iya bentar lima menit lagi " ucap Nayla dengan suara khas bangun tidur, Nayla menggeliatkan tubuhnya meregangkan otot otot nya yang kaku, dan perlahan dia pun membuka matanya secara perlahan.
" jam berapa ini ?? " tanya Nayla pada adiknya yang tengah bersiap siap untuk pergi ke sekolah.
" udah mau jam tujuh, cepetan bangun bukannya kakak ada kuliah jam delapan ya?? "
" eh.. iya aku harus segera bersiap siap.. bisa telat nih aku " Nayla segera bergegas bangun dan masuk kamar mandi, sementara Nadira dia keluar rumah dan pergi kesekolah.
.
.
.
" Nay.. " seseorang memanggil Nayla dengan nada lembut, dan secara spontan Nayla pun menoleh kearah sumber suara, dan dia agak terkejut pasalnya orang yang menyapa adalah orang yang selama ini dia suka.
" eh.. kak Raka.. " ucap Nayla dengan sedikit gugup.
" Nay .. gimana kabarnya?? Aku denger katanya waktu di pulau kamu sempat mengalami kecelakaan ya?? Sorry ya aku nggak bisa kesana, aku sempat bertanya keberadaan acara kalian tapi tidak ada yang mau memberitahu ku" ucap Raka dengan rasa cemas.
" tak apa kak.. lagipula aku baik baik saja kok " jawab Nayla
" bener nggak papa, ntar siang gimana kalau kita makan bareng, ajak Rina juga biar rame " ajak Raka, sejenak Nayla termenung memikirkan dan menimbang apakah akan pergi atau nggak, namu dia juga berfikir kesempatan tidak akan datang dua kali.
" emm... boleh nanti aku ajak Rina " jawab Nayla dengan tersenyum manis yang membuat Raka salah tingkah.
" ya udah nanti siang aku jemput kamu disini " ucap Raka yang mencoba untuk menetralisir hatinya
" hmm.. oke " jawab Nayla singkat, mereka berjalan bersama menuju kelas, karena kelas Raka melewati ruang kelas Nayla, maka sebelum mereka berpisah mereka sempat mengobrol ringan dulu didepan kelas, bernostalgia saat saat mereka masih satu sekolah dulu, tanpa mereka sadari tak jauh dari mereka ada seseorang tengah memperhatikan kedekatan mereka berdua.
Terlihat jelas kecemburuan di wajah pria tersebut, walaupun disebelahnya ada direktur pimpinan kampus yang sedang berbicara tapi pria tersebut tidak mengidahkan pak direktur tersebut, pria itu hanya terfokus pada Nayla dan Raka.
Pria itu mengeratkan kepalan tangannya, seolah berusaha sedang meredam rasa cemburu nya, pandangan mata nya tak lepas dari Nayla dan juga Raka.
" dia terlihat sangat bahagia dengan pria itu, sachi aku mohon cepat kembalilah padaku, aku sangat merindukanmu sayang, aku benar benar tidak tahan melihatmu tertawa dengan pria lain "
" tawa itu.. seharusnya tawa itu hanya milikku, seharusnya kamu jangan membagi tawa itu bersama orang lain apalagi dengan seorang pria, dan pria itu ternyata adalah pria masa lalumu sachi "
" berhenti Sachi... berhentilah tertawa dengan pria brengsek itu " dalam hati Saga terus saja mengoceh, dia benar benar merasa cemburu pada Raka, bagaimana pun juga Saga masih tetap menganggap Nayla miliknya hanya miliknya, dan dia juga selalu berfikir hanya dia yang bisa menyenangkan gadis itu bukan pria lain.
" tuan.. tuan muda.. apakah anda baik baik saja tuan " ucap pak direktur yang membuyarkan lamunan Saga akan Nayla.
" ahh.. tidak apa sebaiknya kita melihat fasilitas lain yang dipunyai gedung ini " ucap Saga sambil mengalihkan wajahnya dari Nayla, disaat yang bersamaan Nayla merasa ada orang yang tengah memperhatikan nya, dan secara kebetulan pada saat dia menoleh dia melihat Saga yang tengah melihat kearahnya, pandangan mereka bertemu selama beberapa detik, namun dengan cepat Saga memutuskan kontak mata tersebut, dan memilih pergi tanpa menyapa Nayla.
Kecewa.. itulah yang dirasakan Nayla saat ini terhadap Saga, dia pergi begitu saja, padahal Nayla berharap kalau Saga akan menghampirinya dan bertanya dengan nada mengejek dan ketus seperti biasa dia lakukan semenjak dia kerja di kantornya. Walaupun terkadang omongan Saga menyakitkan tapi entah kenapa dia sangat menyukai nya dan juga dia selalu merindukan momen momen saat bersama Saga.
.
.
.
Hari sudah siang sudah tiba saat untuk makan siang seperti yang dijanjikan Raka pagi tadi, dan sekarang Nayla, Rina, Raka dan beberapa teman Raka ikut bergabung makan siang bersama di kantin.
Mereka tertawa bersama dan terlihat akrab, Rina melihat Raka seperti sedang berusaha untuk mendekati Nayla, hanya saja Nayla yang seperti berusaha menjauhkan diri, padahal dari dulu yang Rina tahu Nayla begitu memuja Raka tapi kenapa sekarang seperti terlihat menjaga jarak.
" ehh.. Nay lu nggak ngerasa ya kalau kak Raka akhir akhir ini seperti ngedeketin lu.. " ucap Rina di suatu sore saat Nayla akan berangkat kerja ke Club, dan Rina mengantar nya.. ya Nayla masih kerja di club sampai sekarang, dan hampir setiap hari pula Saga selalu datang ke Club, tapi bukan untuk menemuinya tapi untuk menemui wanita lain seorang primadona di club nya Heri. Nayla sadar dia tidak ada hubungan apapun dengan Saga, yang dia tahu Saga hanya pernah menawari dia sebagai mainan nya, dan Nayla menolak hal itu, dan Nayla pun berfikir karena dia menolak nya maka Saga mencari wanita lain yang mau jadi mainan nya.
" ahh.. masa sih perasaan lu aja kali... nggak mungkin kak Raka bisa suka sama gue " ucap Nayla tak percaya, pasalnya dulu dia pernah melihat Raka dengan perempuan cantik yang secara kebetulan perempuan itu juga kakak kelas Nayla dulu.
" kenapa nggak mungkin?? Lu kan cewek.. lu juga cantik " ucap Rina membesarkan hati Nayla.
" cantik dari mana?? Kalau gue cantik nggak mungkin orang cuma menganggap gue mainan " Rina terdiam mendengar ucapan Nayla, dia tahu siapa orang yang dimaksud oleh Nayla, siapa lagi kalau bukan Saga, Rina sendiri tak bisa membantah perkataan Nayla, walaupun Rina sudah mengetahui kebenaran tentang tunangan palsu itu, mengingat Nayla yang kehilangan ingatannya sebagian tentang Saga.
Akhir akhir ini Nayla sudah tidak pernah berbicara dengan Saga, sekalipun terkadang mereka bertemu di club tapi Saga seolah tak peduli pada Nayla, dia terus bersikap cuek. Sementara Nayla sendiri merasa segan untuk menyapa duluan.
Malam ini Saga datang kembali ke Club dan seperti biasa sang primadona menemaninya, terlihat Saga minum dengan rekan rekan bisnis nya, saat mereka selesai membicarakan bisnis nya Saga pamit untuk ke toilet, dalam perjalanan ke toilet dia melihat Nayla sedang mengantarkan minuman ke beberapa pelanggan, Saga menatap Nayla dari kejauhan betapa dia sangat merindukan gadis itu, berpura pura cuek dan tak menyapanya membuat hati Saga sangat tersiksa sekali.
Sementara diruangan 507 sang primadona mempunyai rencana licik, dia memasukan sesuatu kedalam minuman Saga.
Setelah dari toilet Saga pun kembali keruangan 507 tersebut, tanpa rasa curiga Saga meminum minumannya, namun dalam beberapa menit kemudian Saga merasakan pusing di kepalanya, matanya mulai berkunang kunang, sang primadona menyadari perubahan dari diri Saga, dia tahu obat yang dia masukan sudah mulai bereaksi.
Sang primadona mendekat kearah Saga dan memperlihatkan wajah khawatir nya, padahal dalam hatinya dia senang bukan main, karena rencana nya untuk memiliki Saga akan berjalan mulus setelah ini, sang primadona rupanya belum tahu siapa orang yang dia hadapi sekarang.
" tuan muda anda kenapa " ucap primadona tersebut sambil mendekati Saga.
" entahlah kepala ku pusing " ucap Saga lirih
" apa anda ingin pulang sekarang, biar saya mengantarkan anda tuan " ucap primadona tersebut, namun Saga tidak mengatakan apapun dia hanya meringis dan meremas rambutnya, dan terlihat wajahnya sedikit kacau. Tanpa banyak bertanya lagi sang primadona mengalungkan tangan Saga ke lehernya kemudian dia memapah Saga secara perlahan keluar dari ruangan tersebut. Saat dilorong mereka berpapasan dengan Nayla, seperti biasa Saga akan cuek terhadap Nayla, namun kali ini Nayla merasa ada yang tidak beres dengan Saga.
Sang primadona memapah Saga hingga keluar club, dia memanggil taxi online dan mengantarakannya ke suatu tempat, namun sebelum mereka masuk kedalam taxi dengan perasaan yang penasaran Nayla memberanikan diri untuk bertanya.
" tuan anda mau kemana?? " ucap Nayla sambil memegang bahu Saga.
" apa urusan mu hah.. " bukan Saga yang berbicara melainkan sang primadona dengan nada yang tidak suka.
" saya tidak bertanya padamu, lagipula ini bukan urusan mu " jawab Nayla dengan ketus.
" tentu saja ini urusanku, dan aku merasa terganggu karena hal ini, sana minggir.. " ucap primadona tersebut dengan kasar dan dia juga sedikit mendorong Nayla, hingga Nayla mundur beberap langkah, Nayla maju kembali.
" tunggu.. tuan anda mau kemana tuan, kenapa anda tidak pergi dengan kak Juna, kemana dia ?? " ucap Nayla yang merasa cemas, dia tidak memperdulikan sikap primadona yang tak menyukai kehadirannya. Nayla menarik lengan Saga agar tidak ikut dengan sang primadona, entah kenapa ada rasa tak rela dalam dirinya ketika melihat Saga pergi dengan wanita lain.
" heh.. apa apaan sih lu !!! Lepasin nggak lu itu ganggu kesenangan orang aja " ucap primadona sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Nayla dari lengan Saga, namun Nayla masih tidak memperdulikan ucapan Primadona, dan tetap menarik lengan Saga agar ikut dengannya.
" lepas.. !!! " pekik Saga dengan keras dan menghempaskan tangan Nayla dari tangannya, hingga dalam sekejap tangan Nayla pun terlepas dari lengan Saga.
" kamu itu bukan siapa siapa aku, nggak usah ngurusin urusan aku, terserah aku mau kemana dan dengan siapa, itu tidak ada hubungannya denganmu " ucap Saga yang begitu menyakitkan hati Nayla. Mata Nayla berembun dan ingin menangis mendapat perlakuan seperti itu dari Saga.
" ayo cepat kita pergi, aku tidak mau berlama lama disini aku sudah tidak tahan " ucap Saga lalu masuk kedalam taxi yang sudah standby sejak dari tadi. Iya.. Saga tidak tahan melihat air mata Nayla yang sebentar lagi akan turun, oleh karena itu dia lebih memilih untuk cepat meninggalkan tempat itu.
Saga dan sang primadona masuk kedalam taxi, Nayla yang masih tidak rela jika terjadi sesuatu pada Saga dan sang primadona, Nayla mengetuk pintu taxi tersebut tepat di sebelah Saga dan mengatakan untuk jangan pergi dengan gadis itu.
" tuan.. tolong jangan pergi tuan.. saya yang akan mengantarakan anda tuan tolong turunlah " Saga tidak memperdulikan ucapan Nayla bahkan dia menyuruh supir taxi itu agar cepat jalan. Perlahan tapi pasti taxi itu berjalan meninggalkan Nayla yang masih mengetuk ngetuk pintu dimana Saga berada. Nayla pun berlari menyamakan dengan kecepatan mobil yang berjalan sambil mengetuk ngetuk pintu tanpa menyerah.
" tuan.. tuan tolonglah aku mohon jangan pergi dengannya.. tuan.. tuan.. jangan pergi aku mohon " Nayla berlari saat taxi itu menaikan kecepatan nya, entah kenapa hati Nayla merasa tidak rela dan juga hancur melihat Saga pergi dengan wanita itu. Nayla pun berhenti berlari saat taxi tersebut sudah tidak dapat dia kejar, tubuh Nayla luruh ketanah dia menangis sejadinya, hatinya merasa hancur entah apa sebabnya, dia merasa seperti akan kehilangan Saga untuk selamanya dan dia merasa tidak rela.
Saat Nayla tertunduk dan menangis tiba tiba dari arah belakang sebuah mobil berhenti dan seorang pria keluar dari mobil tersebut dan menghampiri Nayla.
" ayo kita pergi "
aminn