Riri, gadis polos nan baik hati, selalu mendapatkan penderitaan dari orang-orang di sekitarnya. Kehangatan keluarganya sirna, orang tua yang tak peduli, dan perlakuan buruk dari lingkungan membuat kepercayaan dirinya runtuh. Di tengah kebaikannya yang tak pernah lekang, Riri harus berjuang melawan luka batin yang mendalam, merangkak dari kehancuran yang disebabkan oleh mereka yang seharusnya melindunginya. Akankah Riri mampu bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harapannya? Atau akankah ia selamanya terjebak dalam kegelapan yang menyelimuti hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 29 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Sore harinya, sesuai rencana, teman-teman RiRi datang ke rumahnya. Mereka membawa kue ulang tahun dan juga tepung.
Mereka bersembunyi di balik pohon di dekat rumah RiRi sambil menunggu RiRi pulang. Tidak lama kemudian, RiRi pun tiba di rumahnya. Begitu RiRi masuk ke halaman rumahnya, tiba-tiba…
"BUGHHH…"
Tepung terbang ke mana-mana. Wajah RiRi penuh dengan tepung. RiRi terkejut dan sedikit marah. Ia tidak mengharapkan kejutan seperti itu.
Namun, setelah melihat teman-temannya yang tersenyum dan membawakan kue ulang tahun, kemarahannya pun menghilang.
Ia tersenyum lebar. Ia merasakan kehangatan persahabatan yang sangat kuat. Ia sangat terharu dengan kejutan yang diberikan oleh teman-temannya. Ia memotong kue ulang tahun dan mebagikannya kepada teman-temannya.
Mereka makan kue ulang tahun bersama-sama sambil bercanda dan bercerita. Suasana sangat ceria dan menyenangkan. RiRi merasa sangat bahagia di hari ulang tahunnya.
RiRi mendapatkan kejutan ulang tahun dari teman-temannya. RiRi merasa sangat bahagia dan terharu dengan kejutan teman-temannya.
Setelah acara pecah tepung dan potong kue, suasana menjadi semakin rileks dan ceria. Mereka terus bercanda dan bercerita tentang kenangan bersama selama sekolah.
Virda menunjukkan keahlian menyanyinya, menyanyikan lagu-lagu favorit RiRi. Amel dan Rika menceritakan cerita-cerita lucu yang pernah mereka alami bersama. Ara membuat sketsa gambar RiRi yang lucu dan menggambarkan kepribadiannya yang unik.
Mereka berfoto bersama dengan berbagai pose lucu dan kreatif, menciptakan kenangan indah yang akan selalu diingat. RiRi merasa sangat beruntung memiliki teman-teman sebanyak itu yang sangat menyayanginya. Ia tidak pernah merasakan sebahagia ini sebelumnya.
Hari ulang tahunnya kali ini benar-benar berkesan dan tak terlupakan. Ia mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya atas kejutan dan perhatian yang telah mereka berikan. Ia sangat menghargai persahabatan mereka yang sangat berharga.
RiRi menikmati sisa hari ulang tahunnya dengan teman-temannya. RiRi merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang sangat kuat bersama teman-temannya.
Hari semakin sore. Matahari mulai terbenam, memancarkan sinar jingga yang indah dan cerah. Satu persatu, teman-teman RiRi—Sara, Rika, Tia, Ara, Riani, Aida, Yola, Amel, Virda, dan Puput—pamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. RiRi mengirimkan mereka dengan senyum yang terpancar dari hatinya.
RiRi merasakan kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Untuk pertama kalinya, ia merasakan bahwa teman-teman perempuannya benar-benar peduli dan baik padanya.
Mereka merayakan ulang tahunnya dengan tulus dan ikhlas. Ia sangat menghargai persahabatan mereka. Ia merasakan bahwa ia bukanlah orang yang tersendiri lagi.
Ia memiliki teman-teman yang selalu mendukung dan menyayanginya. Kenangan indah di hari ulang tahunnya kali ini akan selalu ia simpan di dalam hatinya. Ia berharap persahabatan mereka akan terus berlanjut hingga kapanpun.
RiRi merasakan kebahagiaan dan kehangatan persahabatan yang sungguh berharga. RiRi menghargai teman-temannya yang telah merayakan ulang tahunnya dengan tulus.
...✧༺♥༻✧...
Hari-hari berlalu. RiRi kembali ke sekolah. Ia merasa lebih tenang karena teman-temannya sudah tidak membully-nya lagi. Namun, ia masih merasakan perasaan asing di antara mereka.
Beberapa teman mengajaknya berbicara dan ngobrol, namun banyak juga yang masih menganggapnya asing. Mereka tidak mendekati RiRi seperti dulu. RiRi tetap berusaha ramah dan bersahabat kepada semua teman-temannya. Ia berharap suatu saat nanti ia akan benar-benar diterima dan dianggap sebagai bagian dari kelompok mereka.
Namun, di dalam hatinya, ia masih merasakan sedikit kecemasan dan ketidakpastian. Ia masih merasa sendiri dan terasing. Ia ingin lebih dekat dengan teman-temannya, tetapi ia tidak tahu bagaimana caranya.
RiRi masih merasakan perasaan asing di antara teman-temannya. RiRi berusaha untuk tetap ramah dan bersahabat kepada semua orang.
Sepulang sekolah, RiRi masuk ke kamarnya. Ia membuka handphonenya dan melihat grup WhatsApp "Geng Cibodas"—grup yang berisi teman-teman dekatnya.
Ia membaca percakapan mereka yang penuh canda dan tawa. Ia ingin ikut berpartisipasi, namun ia merasa enggan.
RiRi "Ah… aku mau ngobrol sama Riri Putri dan yang lain saja…"
RiRi bergumam dalam hati.
RiRi dalam hati. "Seandainya aku juga masuk grup teman sekelas… Ah… sudahlah… masa bodo… Orang aku tak dianggap ada… untuk apa aku berharap…"
RiRi merasakan kesendirian dan kekecewaan.
RiRi merasa terasing dari lingkungan teman-temannya. RiRi terus bergumam dalam hati.
RiRi dalam hati. "Teman sekelas juga pada main geng-geng-an… Yang pintar bersama yang pintar… cantik dan cantik… cakep dan cakep… Sudahlah… hanya aku yang tak dianggap…"
Tiba-tiba, handphonenya berbunyi. Ada pesan baru dari grup WhatsApp "Geng Cibodas".
Riri Putri" Mana nih… si kembar ku… hahahahaha…"
RiRi 'He… mentang-mentang nama kita sama… ya…"
Nabila "Ri… gimana kabar Kak Iskandar?"
Najwa "Ini nih… kau tak ada cerita…"
RiRi "Sudahlah… jangan bahas dia… Dia sudah pergi jauh… bahkan kudengar gosip dia menikah dengan orang lain…"
RiRi merasakan sedikit kecewa dan sedih mendengar berita tentang Iskandar.
RiRi mencoba untuk tetap kuat dan tidak menunjukkan perasaannya kepada teman-temannya.
Riri Putri "Ih… gak mungkin… lah… Kak Iskandar bucin sama kau… kan…"
Najwa "Ah… masa… sih… Pasti itu berita hoax… Ri… jangan terpengaruh…"
Nabila "Iya nih… Oh iya… bentar… RiRi… Putri… abangmu… kan… satu angkatan… tuh… sama Kak Iskandar… Tanya… ama abangmu…"
Riri Putri "Oh… iya… benar juga… Bentar…"
RiRi "Woi… lah… Gak ada yang ngasih tau… kalau abangmu… satu angkatan…"
Riri Putri "Aku aja… lupa… hehee…"
Teman-teman RiRi memberikan saran kepada RiRi untuk bertanya kepada kakaknya tentang Iskandar.
RiRi merasakan sedikit keingintahuan dan juga sedikit kecemasan terhadap saran teman-temannya.
Riri Putri "Kata Bang Aziz… Iskandar… gak nikah… Wee… Yang nikah… adik sepupunya…"
RiRi "Hah… serius…? Tapi… kok… dia… gak ada kabar… selama 3 bulan ini…?"
Riri Putri "HP-nya… hilang… saat di sana… Ri… Abangku saja… dihubungi dengan telepon umum… kemarin… Dia… benar-benar… hilang kontak… semua…"
Nabila "Tuh… kan… benar…"
Najwa "Ya… mana mungkin… si cowo… bucin… ninggalin RiRi…"
RiRi "Tapi… kami… udah… putus…"
Riri Putri "Fix… ini… mah… RiRi… yang gila…"
RiRi "Woi… dia… yang minta udahan…"
Mereka terus bercerita dan bercanda. RiRi merasakan sedikit kelegaan di hatinya. Ia akhirnya mendapatkan kejelasan tentang situasi Iskandar.
Ia tidak perlu lagi merasa khawatir dan sedih. Ia bisa melepas perasaannya kepada Iskandar dan fokus pada hidupnya sendiri.
RiRi merasakan kelegaan dan ketenangan setelah mendapatkan penjelasan dari kakaknya. RiRi bisa melepas perasaannya kepada Iskandar dan fokus pada hidupnya sendiri.
...✧༺♥༻✧...
Beberapa hari kemudian, RiRi mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Ia lebih percaya diri dan lebih bersemangat dalam menghadapi hidup. Ia tidak lagi terpaku pada masa lalunya bersama Iskandar.
Ia mulai fokus pada masa depannya dan mencari tujuan hidup yang baru. Ia aktif berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan menjalin pertemanan baru. Ia juga lebih dekat dengan keluarganya dan menikmati waktu bersama mereka.
Ia belajar untuk menghargai diri sendiri dan mencintai kehidupannya sekarang. Ia sadar bahwa hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan dengan meratapi masa lalu.
Ia ingin menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih bermakna. Ia ingin menjadi orang yang lebih baik lagi.
RiRi mengalami perubahan positif dalam kehidupannya. RiRi lebih percaya diri dan bersemangat dalam menghadapi hidup.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung......