Pesona Mama Mertua Muda 2 : Isvara & Javas

"Kamu pasti bisa sembuh Dita, untuk masalah biaya kamu berobat aku bakalan bantu kamu. Aku janji, Dita. Jadi kamu nggak pesimis."

"Aku nggak pesimis, Isvara. Itu memang kenyataannya, jika kamu mau membantuku tolong kamu rawat putriku. Itu saja permintaanku sama kamu. Oh iya, kamu dari tadi kenapa, kamu belum cerita bagaimana kamu jadi sampai seperti ini."

Dengan pelan-pelan Isvara menceritakan apa yang dilakukan Ineisha terhadapnya, Dita jelas sangat tercengang wanita itu jelas tahu Ineisha adalah Adik kandung Isvara. Tapi Ineisha ternyata begitu tega sekali pada Kakaknya sendiri.

"Aku rasa Ineisha memang menginginkan kematian kamu, Isvara. Jadi lebih baik kamu ikutin rencanaku, serahkan cincin dan tanda pengenal kamu serta barang-barang penting kamu. Jika Ineisha ingin melihat kematian kamu, biarkan ia melihatnya tetapi akulah yang mati bukan kamu Isvara."

Entah kenapa Isvara dengan sisa tenaganya, ia menurut memberikan barang-barangnya pada Dita. Dita juga memakai cincin kawin Isvara yang ternyata pas di jari Dita.

"Mobil ini nggak akan bisa dihentikan, jadi jalan satu-satunya nanti aku akan menabrakkannya atau menjatuhkannya ke jurang. Tapi sebelum itu kamu harus segera turun dari mobil ini, Isvara."

"Kamu jangan gila, Dita. Ini bahaya, kamu bisa mati nanti." Isvara benar-benar tidak habis pikir dengan Dita, mengapa Dita bisa merencanakan itu semua dengan cepat.

"Aku memang mau mati Isvara, tetapi dengan ini orang-orang akan mengira kamu yang mati. Kamu bisa pergi jauh dari Adik kamu yang jahat itu." Setelah mengucapkan hal itu, Dita membuka pintu samping kanan mobil tempat Isvara duduk. Wanita itu dengan nekat mendorong Isvara agar segera keluar dari mobil.

"Maafkan aku Isvara, mungkin ini adalah cara yang tepat untukku meninggalkan dunia ini jauh lebih cepat dari yang aku bayangkan. Tapi ingin memang keinginanku dan aku sama sekali nggak akan menyesalinya," ujar Dita dengan sedih.

Setelah Isvara sudah tidak ada mobil, di depan ada mobil yang hendak menabraknya. Dita bingung ingin menabrakkan diri dengan mobil yang ia kendarai, tetapi jelas itu juga bisa membahayakan pengemudi yang ada di depan. Jadi Dita memilih untuk banting setir dan tanpa sadar di sampingnya adalah jurang, Dita dan mobil Isvara jatuh ke jurang sebelum akhirnya mobil Isvara meledak dan Dita terbakar bersama mobil Isvara.

Dari kejauhan Isvara melihat itu semua, ia menangis tidak tega melihat Dita ternyata sudah tidak dapat diselamatkan lagi.

Isvara dibantu Dion dan Leony masuk ke dalam mobil Dion, keadaan Isvara sendiri cukup mengkhawatirkan Dion langsung buru-buru membawa Isvara ke rumah sakit sebelum terlambat.

Beberapa menit yang lalu sebelum Isvara dibantu oleh Dita untuk naik ke mobilnya, Isvara memang meminta Dita untuk mengabari Dion sekaligus mengirimkan lokasinya. Karena ponsel Isvara mati setelah dibanting Ineisha, Isvara akhirnya meminta tolong Dita. Isvara tahu orang yang bisa dimintai tolong dalam kondisi seperti ini hanyalah Dion, untungnya setelah mendapatkan kabar dari Dita tentang Isvara. Dion yang memang sedang mencari keberadaan Isvara, segera pergi ke tempat yang sudah dikirimkan lokasinya oleh Dita.

Sedangkan keberadaan Leony, sejak awal Leony memang sudah mengikuti Isvara dan Ineisha dari belakang. Entah kenapa ia merasa bahwa Ineisha akan melakukan sesuatu yang buruk pada Kakaknya, apalagi ia mengenal bagaimana Ineisha selama ini.

Di mobil, Dion mencecar Leony karena keberadaannya sangat mencurigakan bagi pria itu. Leony jelas langsung mengatakan semuanya dengan jujur, selain tidak ingin berbohong ia juga takut pada Dion yang terlihat menyeramkan.

"Harusnya lo itu langsung nolongin Isvara, bukan cuma diam jadi penonton sama ngambil video perbuatan Ineisha. Untung aja Isvara sekarang bisa selamat, kalau nggak lo juga yang bakal ikut gue seret ke penjara," tegasnya.

"Gue minta maaf, jujur gue nggak berani muncul karena gue takut jadi korban Ineisha juga. Ineisha itu nekad banget, gue berusaha kok cari cara buat nolongin Isvara. Walau akhirnya gue tenang liat Dita datang buat nolong Isvara," ujarnya menyesal.

"Kalau lo nggak berani lapor polisi dong, Leony. Gitu aja lo nggak tau, gimana sih! Apa jangan-jangan lo kerja sama lagi sama Ineisha? Lo 'kan sahabatnya Ineisha?" Leony diam saja, ia menerima kemarahan Dion karena ia tahu dirinya memang salah.

"Yon, udah. Gue ngerti kok, Leony wajar aja takut karena Ineisha aja bisa sejahat itu sama gue. Apalagi sama Leony nanti, udah bener kok apa yang dia lakuin," bela Isvara pada Leony. Dion tampak kesal mendengat sang sahabat malah membela orang lain, bukan membela dirinya.

"Gue bukan sahabat Ineisha, gue sengaja deketin Ineisha karena disuruh sama orang. Gue orang bayaran, tapi gue beneran nggak tau apapun yang Ineisha rencanakan soal Isvara. Dion lo tenang aja, gue pasti bakal laporin Ineisha ke polisi atas apa dia lakuin ke Isvara dengan bukti video yang gue punya kalau Isvara mengizinkan tapi."

"Gue nggak peduli, sekalipun Isvara nggak ngizinin lo laporin. Biar gue aja yang laporin kalau perlu" ujar Dion menggebu-gebu, Dion benar-benar marah pada tindakan jahat yang dilakukan Ineisha ke sahabatnya. Ingin sekali Dion membalasnya dengan melakukan hal yang jahat lagi, tetapi ia yakin Isvara tidak akan setuju. Namun, sekarang prioritas Dion yaitu keselamatan Isvara dulu.

"Gue setuju kok, Yon. Laporin aja Ineisha, karena Ineisha pantas mendapatkan balasan apa yang dia perbuat. Gue nggak mau memaafkan bahkan memaklumi kesalahannya lagi, sudah cukup semuanya."

Isvara juga menceritakan semuanya pada Dion, termasuk soal anak Dita. Selain Dion, Leony juga mendengar cerita Isvara merasa kasihan pada wanita itu.

Akhirnya mereka bertiga sampai juga di rumah sakit, sebenarnya perjalanan ke rumah sakit tidak terlalu lama karena memang tidak sejauh itu. Untung Isvara tidak terlambat dibawa ke rumah sakit, luka Isvara memang semakin banyak karena ulah Ineisha ditambah karena di dorong Dita dari mobil jelas saja bisa membuat butuh Isvara luka-luka.

Dion yang sudah tau rencana Dita, ia setuju karena rencana Dita sangat bagus sekali itu juga demi kebaikan Isvara sendiri. Sekalian Isvara bisa terbebas dari semua orang yang tidak suka padanya, Isvara juga setuju akhirnya ia tidak punya pilihan lain karena Dita pun ia yakin sudah tidak bisa diselamatkan lagi.

Demi menjalankan rencananya, Dion memakai nama Dita untuk Isvara. Karena pihak rumah sakit pasti tanya nama pasien dan butuh data pasien, jadi mau tidak mau Dion harus melakukan hal itu. Dan bagusnya, rumah sakit tempat Isvara di rawat adalah rumah sakit Om Dion, jadi dengan mudah Dion bisa mengurus semua. Isvara pun bisa ditangani dengan cepat.