NovelToon NovelToon
Baby Twins CEO

Baby Twins CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:79.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reinata Ramadani

Anelis Siera Atmaja, wanita cantik berumur 23 tahun yang setiap harinya harus membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan sepasang anak kembarnya, Arsha Abelano Aillard dan Arshi Ariella Agatha.

Anelis selalu menikmati setiap momen berharga dengan kedua buah hatinya. Baginya, Arsha dan Arshi adalah kebahagian terbesar dalam hidupnya, anugrah yang dikirimkan Tuhan di tengah rasa putus asanya.

Namun di hari itu, penederitaan seolah kembali menyergapnya, saat kenyataan pahit yang tak pernah ia bayangkan, kini menghampirinya dengan tiba-tiba.

"Putra anda menderita penyakit Juvenile Myelomonocytic atau kanker darah. Kita memerlukan tindakan transplantasi sumsum tulang belakang segera"

Seketika itu air matanya langsung luruh, apakah Tuhan sekejam ini hingga tega memberikannya cobaan seberat ini.

Haruskah ia mencari keberadaan ayah mereka, laki-laki yang tanpa hati telah menghancurkan kehidupan sederhananya, demi keselamatan buah hatinya.

Salam sayang dari Reinata Ramadani

Ig : Chi Chi Rein

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berhenti

°°°~Happy Reading~°°°

Hari semakin terik, pohon-pohon mulai kehilangan bayangannya, hembusan angin yang menyejukkan kini mulai mengendur seiring terik yang kian menyengat.

Seolah tak ada bosannya, kedua bocah itu masih saja asik dengan buku-buku nya, tepatnya buku pemberian Raka yang baru saja di berikan nya esok tadi.

Sepanjang hari mereka menghabiskan waktu bersama, tak ada rasa bosan yang menggelayuti hati Raka, yang ada laki-laki itu merasa begitu nyaman bisa berada di tengah-tengah bocah menggemaskan itu.

Tak berselang lama, Anelis keluar dari dalam rumahnya, membawa sebuah nampan yang berisikan minuman segar yang siap menghilangkan dahaga.

" Silahkan mas, di minum... " Anelis menyodorkan segelas minuman untuk Raka.

Raka menyunggingkan senyumnya, sangat manis, bahkan lebih manis dari sepotong coklat caramel.

" Terimakasih, seharusnya tak perlu repot-repot An... " Sembari mengambil minumannya, ia harus menghormati si tuan rumah yang sudah susah payah menjamunya itu.

Suasana kembali hening, tak ada lagi percakapan di sana, mendadak semuanya diam, Anelis dan Raka membisu dengan bola mata yang sibuk memperhatikan tingkah kedua bocah itu.

Arshi yang biasanya cerewet, mendadak suaranya menghilang, gadis menggemaskan itu tengah fokus dengan buku menggambarnya, sedang Arsha jangan di tanya lagi, bocah itu memang sudah pendiam sejak lahir.

Hingga akhirnya suara ponsel berdering, Raka mengangkat nya sebentar, lalu undur diri karena ada urusan mendadak yang tak bisa di tinggalkan nya.

" Mommy... Liat myh... Gambal Ashi udah jadhi, badus kan myh... " Sahut Arshi sembari menyodorkan buku mewarnainya, senyum terukir dari bibir gadis kecil itu, ia merasa bangga dengan hasil karyanya sendiri.

Anelis ikut menatap objek yang membuat putrinya itu begitu antusias, ia terpaku, sejenak ia terdiam.

Apakah ini yang di mimpikan putri kecilnya itu sejak lama? Sebuah keluarga yang utuh? Melihat gambarnya saja ia sudah tak bisa menahan laju air matanya lagi, ia tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya wanita lemah yang hanya bisa berpasrah diri pada takdir yang kian mengekang.

Susah payah ia menekan perasaan nya, ia harus bertahan, perjalanannya masih panjang, ia harus membesarkan anak-anaknya. Di tampilkan nya seulas senyum, sebuah senyum penuh kegetiran, senyum yang begitu kosong akan kebahagiaan.

" Iya, bagus banget gambar Arshi. Putri mommy kok jago banget gambarnya... "

" Hehehe... Iya dong myh... Nanti kalo daddy Ashi udah puyang, nanti Ashi mau nunjukin gambal Ashi shama daddy, shupaya daddy Ashi sheuneng... telus eundak peulgi-peulgi lagi deh. Iya kan myh... "

Anelis kian mematung di posisinya, tak tahu bagaimana ia harus merespon celotehan Arshi, pemikiran polos putri nya itu terkadang membuatnya begitu perih, namun juga frustasi.

Apa yang harus aku lakukan ya Tuhan.

🍁🍁🍁

Seorang laki-laki berusia pertengahan abad itu diam-diam meninggalkan istrinya yang masih terlelap, beranjak dari duduknya, ia segera menepi ke luar balkon kamar rumah sakit yang di tempati nya.

" Bagaimana kabar mereka " Sahutnya to the point, ia sudah tak sabar mendengar laporan dari anak buahnya yang telah ia kirim ke pelosok desa.

" Semua baik tuan, ada beberapa kendala tapi sudah kami bereskan secepat mungkin " Timpal anak buahnya yang kini berada di entah berantah.

" Jaga mereka baik-baik, jangan sampai membuat cucu-cucu ku dan wanita itu kesulitan. Bantu mereka diam-diam, jangan sampai ketahuan... " Sahutnya dengan sorot mata tajam, menatap di kejauhan dengan wajah frustasi.

" Baik tuan. Apa kita perlu mengembalikan akses yang sudah kita blokir agar tuan muda segera menemukan mereka? "

" Tidak, tidak perlu. Biarkan anak itu pusing dan menyesali perbuatannya dulu, cukup kau menyabotase semua rekaman CC TV itu, jangan lakukan hal lain "

" Baik tuan Edgardo "

Ya, dia lah tuan Edgardo De Enzo. Atau sering di sapa tuan Edgard di kalangan rekan-rekan dan keluarga terdekatnya. Seorang pebisnis terkenal di masanya, dan kini jejaknya telah di ikuti oleh putranya, Marvell Dalmazio De Enzo, pebisnis muda yang berhasil membawa kerajaan bisnisnya melejit menembus pasar internasional di usia nya yang masih terbilang muda.

Tuan Edgard mengusap wajahnya kasar, ia frustasi, tak tahu perbuatannya ini benar atau salah, ia hanya ingin putranya itu sadar akan perbuatan kejam nya, menyesalinya, lalu membenahi diri ke arah yang lebih baik.

Semua berawal saat mama Clara yang tak henti-hentinya merengek meminta pulang ke Indonesia, bahkan di hari spesial nya, hari anniversary yang hanya datang sekali setiap tahun, mama Clara menolak menghabiskan malam di kota cinta, Paris, dan lebih emilih bertolak ke Indonesia.

Alasan mama Clara benar-benar tak dapat di cerna otaknya, menemui cucu-cucu nya? Benarkah? Bahkan Marvell putra satu-satunya itu belum menikah, bagaimana mereka memiliki cucu, dua lagi, benar-benar tak bisa di cerna oleh akal sehatnya.

Dari pada ia terus di liputi oleh rasa keingintahuan yang kian membuncah, ia memilih untuk menyelidiki kasus itu, ia mulai mencari tahu semua kebenaran nya, ia tak akan mempercayai satu hal pun tanpa bukti yang jelas.

Dan saat semua terlihat jelas oleh mata kepalanya sendiri, kebenaran itu menjadi fakta yang memilukan, ia kaget setengah mati, apa yang tak pernah ia kira sebelumnya, kini benar-benar terjadi.

Bahwa faktanya, ia telah memiliki sepasang cucu kembar dari putra yang belum pernah di nikahkan nya.

🍁🍁🍁

Matahari kian tenggelam di peraduan nya, burung-burung yang beterbangan mulai kembali ke tempat di mana ia bernaung setelah seharian mencari makan.

Anelis baru saja selesai berbelanja di warung milik bu Kokom, membeli bahan-bahan makanan yang sudah menipis dan hampir habis.

Tak ingin berlama-lama, sesegera mungkin ia kembali ke kediamannya, jujur ada rasa khawatir saat harus meninggalkan si kembar di rumah seorang diri.

Namun apa daya, kedua buah hatinya itu menolak untuk ikut bersamanya, sedangkan di sisi lain ia juga harus keluar membeli bahan makanan, atau kalau tidak, malam nanti mereka akan kelaparan karena tak ada asupan. Jadilah ia terpaksa keluar seorang diri, tanpa di temani si kembar.

Jarak menuju rumahnya kian dekat, namun entah mengapa perasaan khawatir semakin menggila memenuhi relung hatinya, membuat langkahnya kian lebar, setengah berlari. Ia ingin segera melihat anak-anaknya, ia ingin memastikan tidak ada hal buruk yang menimpa kedua buah hatinya.

Belum juga sampai di rumahnya, ia sudah mendapatkan pemandangan yang janggal, dua mobil mewah itu kini terparkir di halaman rumahnya. Siapa tamu nya itu, atau mobil-mobil itu hanya menumpang parkir, kalau saja itu benar, ia akan lebih bernafas lega.

Buru-buru ia mempercepat langkah kakinya, entah kenapa hatinya semakin risau, pikirannya terus terbayang pada kedua buah hatinya yang kini di tinggalkan nya di rumah.

Deg

Seketika hatinya bergejolak hebat, perasaan resah kian membuncah saat mendapati sosok laki-laki berjas hitam itu tengah berdiri di ambang pintu yang terbuka, ia tahu betul siapa laki-laki itu meski hanya punggung kekarnya yang di tangkap oleh indra penglihatan nya.

Dan untuk kesekian kalinya, hatinya semakin berdebar hebat saat mendapati putranya tengah berhadapan dengan laki-laki itu, wajah putranya dingin, tatapan matanya tajam, apa yang tengah mereka bicarakan hingga membuat wajah putranya itu tampak begitu kelam?

Saat tengah disibukkan dengan pemikiran-pemikirannya, tiba-tiba bola matanya kian melebar, laki-laki itu mulai mengayunkan tangannya, apa yang akan di lakukan laki-laki itu pada putra kesayangannya. Tidak, tidak akan ia biarkan.

" Berhenti... "

🍁🍁🍁

Annyeong Chingu

Maap, othor sempet nyangkut di pohon cabe

Jangan lupa like

Maacih shemua

Happy Reading

Saranghaja 💕💕💕

1
Aprilia Amanda
beuh, puluhan hektaaaaarrrrr🤪
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂😂
Jeslin Simbolon
Kecewa
Jeslin Simbolon
Buruk
Ayu
anelis hamil dah
Modish Line
😂😂😂 😂😂
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂
Ayu
awal crita anak kembar itu ada gimana thor.
Modish Line
😂😂😂😂😂😂😂
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂
Agustina Amy
Kurang suka sma karakter anelis trllu cengeng jg lemah
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂😂😂
Modish Line
😂😂😂😂😂😂😂
Modish Line
😂😂😂😂😂😂
Dini Mulyati
Luar biasa
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂😂
Dewa Dewi
😂😂😂😂😂😂
Mey26
😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!