Menceritakan tentang Ruby gadis manis yang berpacaran dengan Ares, tapi karena suatu hal. Ia di perkaos oleh kakak Ares yaitu Lucas dan membuat ia hamil anak dari kakak pacarnya. Lucas yang mempunyai harga diri tinggi akhirnya memutuskan untuk menikahi Ruby walaupun itu di tentang oleh adiknya sebagai pacar Ruby.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CarotVT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kasian?
" Karena wanita itu mengandung anakku. Aku harus segera menikahinya sebelum perutnya mulai membuncit. Jadi aku memutuskan Minggu depan untuk menikahinya. Aku harap mama dan papah menyetujui pernikahan yang terkesan mendadak ini. " Katanya menjelaskan kepada semua keluarganya yang ada di ruangan itu.
Mendengar ucapan Lucas kalo cewek yang akan anaknya nikahi sedang hamil diana merasakan senang. Tidak seperti orang lain yang menganggap hamil di luar nikah itu aib bagi keluarga, diana dan toni mala lebih terlihat senang dengan kabar yang di ucapkan anaknya. " Mama seneng banget akhirnya kamu bisa menikah dan bonus cucu lagi. Mama nanti bakal urus pernikahan kamu Cas, kamu tenang aja nanti mama buat yang lebih besar pestanya______
Lucas segerakan memotong pembicaraan ibunya ketika dia berencana mau membuat perta yang lumayan mewah. " Gak ma, aku mau membuat pesta kecil kecilan aja yang dihadiri keluarga. Apa lagi ruby masi sekolah________
kali ini bukan ibunya yang memotong pembicaraan Lucas tapi Ares lah yang memotong pembicaraan kakanya itu.
" Wait!, masi sekolah?. Sebenarnya siapa yang kak Lucas maksud." tanya Ares memotong pembicaraan kakanya, entah kenapa perasaannya jadi tidak enak ketika ia mendengar wanita yang kakanya ingin nikahi itu masi sekolah.
" Dia pacar mu res. Wanita yang aku ingin nikahi itu ruby pacar kamu " Dengan santainya Lucas melontarkan kata kata yang membuat Ares langsung terbelalak kaget.
" Hahahah, bercandaan kakak tidak lucu_____
Bukkkkkk
Dengan amarah yang meluap Ares memukul kakaknya di sela sela ia masi berbicara. Ia benar benar marah dengan candaan kakanya yang menurutnya kelewatan, ia jelas tidak percaya dengan ucapan sang kakak yang terdengar ngasal. " hahaha gak usah bercanda seperti itu kak itu gak lucu. Ruby gak mungkin ninggalin aku..... " Ares mencengkram kera baju Lucas ia tertawa dengan apa yang kakaknya katakan.
Lucas mendongak menatap sang adik yang sudah ada di sampingnya sambil mencengkram kera bajunya. " Aku serius res, aku gak pernah bercanda dengan ucapan ku. Kamu tau itu!."
Degg
Perasaan yang ia takutkan mulai meluap menjadi amarah terhadap kakanya yang ada di depannya sekarang. Ia tau betul kakaknya itu tidak pernah bercanda dengan kata katanya, ia tau betul muka kakaknya ini tidak terlihat sangat serius sekarang. " Kenapa, kenapa kakak bisa melakukan itu____
Set
Baru saja Ares mengangkat tinjunya untuk ia layangkan kepada muka sang kakak, tapi tangannya tiba-tiba langsung di cekal oleh sang Ayah dan langsung menariknya menjauh dari hadapan Lucas. Jelas Ares sangat marah dan meronta minta di lepaskan, ia benar benar ingin memukul kakaknya sekarang.
" Lepasin pah, lepasin aku. Biar aku membunuh si brengsek itu terlebih dahulu_____
Plakkkkk
Toni menampar pipi Ares yang berani beraninya mengucapakan kata itu di hadapannya. " Bunuh!, gampang banget kamu ngomong itu hanya gara gara wanita. kamu ingin membunuh Kakak mu ha!. Apa yang ada di otakmu itu Res, dia saudaramu, tidak sepantasnya kamu melontarkan kata kata itu" sentak toni menatap tajam pada anaknya.
" Dia pacar aku pah, aku sayang sama dia, aku mencintai ruby pah. Aku gak rela jika Ruby bersama kak Lucas aku sangat mencintai dia pah. Aku bener bener sangat mencintai dia." ujar Ares dengan nada tinggi dan mulai memelankan suaranya di akhir kalimat, air matanya entah kenapa mulai turun dan membasahi pipinya, rasanya sangat sakit mendengar hal itu dari mulut kakaknya sendiri. " Kalian gak bakal mengerti dengan persamaan aku sekarang." Imbuhnya mengusap air matanya dan pergi meninggalkan kediamanya.
Toni dan Diana terlihat bingung dengan apa yang mereka dengar, mereka mulai menatap anak sulungnya yang hanya diam tidak berniat menjelaskan apa apa. Perasaan senang karena anak sulungnya akhirnya bisa menikah tapi juga bingung kenapa Lucas bisa menghamili pacar dari adiknya. Mereka juga seperti enggan bertanya tentang kejadian itu kepada Lucas. Kedua sosok paruh baya itu hanya bisa melontarkan tatapan penuh tanya.
Lucas hanya diam tidak berniat menceritakan hal itu kepada orang tuannya yang sedang menatap bingung kepadanya. Ia hanya fokus menatap kearah Ares yang berlahan lahan mulai meninggalkan kediamanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hoek Hoekkk Hoekkkkk
Ruby hanya bisa bolak balik kamar mandi sedari tadi perutnya benar benar sangat mual seperti di aduk aduk. Ia bahkan sudah memakai seragam sekolah dan sudah siap untuk berangkat sekolah.
" Byy, hari ini gak usah sekolah. Kamu dirumah aja ya istirahat. " Doni berdiri di samping Ruby dengan sesekali mengusap tengkuknya, ia gak tega dengan adiknya yang sedari tadi muntah.
" Tapi aku harus sekolah kak. " Ruby ingin menjelaskan kepada Ares tentang hal ini. Ia tidak mau menyembunyikan hal ini lebih lama lagi kepada Ares.
" kamu istirahat aja di rumah, cuma satu hari gak sekolah gak papa Byy. Yaudah aku kerja dulu jangan lupa di minum suplemennya. " Doni mengusap rambut adiknya sedikit memaksanya agar dia tetap di rumah.
Ruby hanya bisa tertunduk mengiyakan ucapan sang kakak. " Iya. Hati hati ya kak "
" Kalo ada apa apa hubungi kakak ya byy" Dengan langkah berat ia meninggalkan sang adik yang masi ada di dalam kamar mandi, ia sebenarnya tidak tega meninggalkan ruby sendirian di rumah apa lagi dengan keadaan yang seperti itu.
" Iya" Ruby bangun dari duduknya, ia melangkah di belakang sang kakak mengantarkannya keluar dari rumah.
Dengan senyuman tipis ia masi setia berada di ambang pintu melihat kakanya yang sudah pergi dengan mobilnya meninggalkan kediaman kecilnya. Ruby memutuskan untuk masuk kedalam rumah dan duduk di sofa dengan memakai seragam sekolah yang terlihat masi menempel di tubuhnya.
Waktu sudah menunjukan jam 7 pagi pesan yang sedari tadi ia kirim kan kepada Ares masi terlihat centang satu. Ia juga menunggu Ares yang biasanya datang untuk menjemputnya. "Ares gak berangkat sekolah juga? Kok gak ngabarin si. " ujar Ruby menatap ponselnya yang terlihat sepi tampa adanya notifikasi pesan ataupun telepon.
" Gw harus menjelaskannya gimana ke Ares ya " gumam Ruby menyender di sofa sambil menta langit langit rumahnya. Ia sangat ingin menjelaskan kepada Ares perihal ini, tapi di lain sisi ia juga bingung harus ngomong seperti apa nanti.
Tok tokk tokkkk
Ruby melirik kearah pintu sekilas yang ada di sampingnya, ia yang sedang dalam keadaan nyaman merasa malas untuk membuka pintu. Tapi pintu itu terus berbunyi bahkan lebih kencang dari sebelumnya. " Ck, siapa si kalo pintunya rusak gimana" Ruby segera bangun dari duduknya melangkah pergi menuju pintu yang ada di sampingnya.
Ceklekkkk
Greep
Ruby langsung mendapatkan pelukan setelah membuka pintu itu, ia sedikit meronta minta untuk di lepaskan tapi sepertinya dia enggan untuk melepaskan Ruby. " Lepasin" Ruby masi berusaha melepaskan dekapannya dari orang tersebut, ia tidak tau siapa yang mendekapnya karena orang itu menenggelamkan wajahnya di leher jenjang Ruby.
" Yank, hiks. Aku rindu kamu. "
Deg
Suara yang familiar terdengar di telinganya, ia yakin yang memeluknya itu Ares pacarnya. Ruby sangat kaget dan entah kenapa rasanya sakit ketika Ares mendekapnya sambil meneteskan air mata terisak, berujar kalo dia merindukannya.
" Kak Lucas tadi bercanda sama aku katanya kamu akan menikah dengan kakak. Itu bohong kan yank, kamu gak akan menikah dengan kak Lucas kan yank. Kamu tetap ada di sisi aku kan yank. Itu semua bohong kan yank. Hiks " isak Ares dengan banyaknya pertanyaan mendekap tubuh mungil sang kekasih. Ia benar benar sangat kacau akibat mendapatkan kabar dari mulut sang kakak. Ia benar benar takut jika orang yang ia peluk sekarang benar benar akan menghilang dari sisinya.
Kini rasa bersalah menyelimuti tubuh Ruby. Ia bener bener merasa jahat terhadap Ares. Bahkan kata kata yang ia rangkai untuk menjelaskan dan meminta maafnya kepada Ares mulai buyar entah kemana. tampa sadar air matanya pun ikut turun membasahi pipinya, ia mulai memeluk tubuh kekar Ares, ia mendekapnya dengan erat. Ikut menangis di pelukan sang pacar. " Aku minta maaf, aku bener bener minta maaf. Aku hamil anak kak lucas, aku minta maaf Hiks." Isak Ruby memeluk tubuh Ares.
Tangisan Ruby pecah lagi di pelukan Ares, entah sudah berapa kali ia menangis. Sejak ia tau kalo dirinya hamil ia selalu menangis bahkan tidak terlihat senyuman terukir di bibir Ruby. Rasanya benar benar berat menerima kondisi saat ini. Rasanya seperti mimpi buruk yang tidak kunjung bangun. Ia ingin bangun dari mimpi buruk yang seakan akan menjeratnya menarik kedalam dasar yang paling gelap.
Mendengar Ruby berujar seperti itu, ia sadar sekarang kalo itu bukanlah candaan belakang. Ruby benar benar hamil anak kakaknya dan Akan menikah dengan Lucas kakak. Rasanya benar benar sakit, hatinya terasa pecah berkeping-keping menjadi serpihan kecil. Ia benar benar tidak mau kehilangan Ruby, ia benar benar sangat mencintainya.
" Ayok kita sudahi hubungan ini res, maubagai mana pun Anak yang ada di perut ku membutuhkan sosok seorang Ayah " ujar Ruby pelan di telinga Ares
" Gak yank aku gak mau aku masih sayang sama kamu, aku gak mau yank " Ares bergeleng cepet memeluk erat tubuh mungil Ruby, ia tidak rela kalo kehilangan sosok wanita ini.
Diruangan itu hanya terdengar suara tangisan dari kedua insan yang saling berpelukan, mereka seperti enggan melepaskan pelukan dari tubuh masing masing. entah sudah berapa menit atau berapa jam mereka menangis dalam posisi itu. Bahkan Ruby hanya bisa melontarkan kata kata maaf yang sedari tadi terucap dari mulut mungilnya di sela sela tangisannya.