NovelToon NovelToon
Berlapang Dada

Berlapang Dada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: ibu ditca

Menjalin asmara bertahun-tahun tak menjanjikan sebuah hubungan akan berakhir di pelaminan.

Begitulah yang di alami oleh gadis bernama Ajeng. Dia menjalin kasih bertahun-tahun lamanya namun akhirnya di tinggal menikah oleh kekasihnya.

Namun takdir pun terus bergulir hingga akhirnya seorang Ajeng menikahi seorang duda atas pilihannya sendiri. Hingga akhirnya banyak rahasia yang tidak ia ketahui tentang suaminya?

Bagaimanakah Ajeng melanjutkan kisahnya??

Mari kita ikuti kisah Ajeng ya teman2 🙏🙏🙏
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🙏. Mohon jangan di bully, soale Mak othor juga masih terus belajar 😩
Kalo ngga suka ,skip aja jangan kasih rate buruk ya please 🙏🙏🙏🙏
Haturnuhun 🙏🙏🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Berubah

Bhumi dan Khalis tiba di rumah. Suasana rumah sudah mulai terang oleh lampu berwarna putih.

Karena memang hampir magrib keduanya tiba di rumah. Bhumi sengaja membeli camilan untuk Khalis jika sewaktu-waktu dia lapar.

Bhumi memberi salam saat masuk ke rumah meski tak ada yang menjawabnya.

"Khalis mau nunggu di kamar apa di sini?" tanya Bhumi. Khalis menunjuk ke kamar mereka. Tak lupa ia memeluk erat camilannya. Mungkin ia trauma akan di rebut lagi oleh Dafi.

"Ya udah, Ayah mandi dulu! Mau nonton di hp ayah?"

Khalis menganggukkan kepalanya dengan cepat. Bhumi pun menata posisi yang nyaman untuk Khalis.

Setelah sang putri terlihat pewe barulah Bhumi pergi mandi untuk membersihkan diri. Tak lupa ia menutup pintu kamarnya lebih dulu.

Setidaknya Dafi tidak akan melihat apa yang sedang Khalis makan. Bukan mau pelit, tapi Dafi suka merebut makanan Khalis tanpa sisa. Entahlah di mana pikiran anak itu! Padahal dia bukan lagi seorang balita.

Suara azan magrib menggema. Bhumi pun selesai dengan ritual mandinya. Ia kembali ke kamar sudah dengan pakaian lengkap tanpa sarung tentunya.

Gadis kecilnya masih menonton serial NuRa yang bernuansa islami.

Karena terlalu lelah, Bhumi memutuskan untuk sholat magrib di rumah. Khalis menoleh ke samping di mana sang ayah sedang mendirikan kewajibannya.

Setelah menit demi menit berlalu, Bhumi pun selesai. Khalis masih terus menatapnya.

"Kenapa liatin ayah begitu?" tanya Bhumi sambil mengusap rambut Khalis.

"Yah...bu-bu! Mau...!" kata Khalis. Bhumi menghela nafas panjang.

"Sayang, ibunya Khalis sudah di surga sana sama Allah. Tapi tenang saja, Khalis masih punya ayah! Heum?" hibur Bhumi. Nyatanya ia tak sekuat yang orang lain lihat. Dia tetap rapuh jika mengingat perjuangannya bersama mendiang istrinya.

Khalis menangkup kedua pipi Bhumi. Lalu setelahnya mengecup pipi ayahnya.

Bhumi terharu melihat reaksi Khalis. Ajeng benar, sebenarnya Khalis mau merespon. Hanya saja mungkin di saat tertentu atau dengan orang tertentu.

"Bhumi.....!"

Ibunya memanggil dari balik pintu. Lelaki itu pun bangkit lalu membuka pintu kamarnya.

"Udah ibu siapin makannya, ajak Khalis keluar!" pinta Bu Tini.

"Khalis sudah makan sama Ajeng tadi. Aku belum pengen makan. Ibu saja duluan!" ujar Bhumi.

Bu Tini memang sempat menengok Khalis ke kost Ajeng untuk mencari tahu. Tapi ia tak melihat cucunya sama sekali, mungkin karena Ajeng hanya mengajak cucu nya bermain di kamar.

"Kamu masih marah?" tanya Bu Tini.

"Siapa yang marah sih Bu! Khalis memang sudah makan kok" jawab Bhumi lagi.

Bu Tini memilih meninggalkan kamar anak bungsunya lalu menuju ke ruang makan. Di sana sudah ada Resti bersama anak dan suaminya.

"Bu, cuma masak kaya gini?" tanya Resti. Bu Tini menjatuhkan bokongnya ke bangku.

"Kaya gini kamu bilang cuma, Res?" tanya Bu Tini. Suami Resti sedikit sekali makan kali ini. Mungkin karena tidak berselera dengan lauk yang ada.

"Iya lah Bu! Ibu lihat anak sama suami Resti pada ngga nafsu makannya! Tempe tepung sama tumis kangkung doang? Mana selera Bu!" sahut Resti acuh.

"Kalo kamu mau makan enak sana beli di luar! Sekalian buat ibu sama ayah! Minimal belanjain kek apa kasih uang belanja ke ibu kek! Jadi ibu bisa masak sesuai selera suami dan anak kamu!" sahut Bu Tini ketus.

"Ibu...kok ibu malah ngomong kaya gitu sih? Resti ngomong baik-baik lho tadi!''

"Baik apanya? Kamu udah mencela makanan. Kamu lupa ini tanggal berapa? Akhir bulan! Uang belanja dari Bhumi sama warung aja udah ngga sanggup nutupin kebutuhan rumah. Bener kata Bhumi, harusnya kamu tuh mikir! Jangan cuma ngandelin Bhumi! Dia kerja sendirian, kalo kamu sama suami kamu kan kerja berdua! Harusnya penghasilannya lebih besar. Kasih kek ke ibu buat bayar listrik apa belanja!"

Bu Tini mengeluarkan unek-uneknya yang selama ini ia pendam. Mungkin karena ia takut Bhumi akan meninggalkan rumah ibu. Dan juga tidak ada lagi donatur di rumah ini.

Suami Resti memilih meninggalkan meja makan untuk kembali ke kamar. Resti gelagapan di buatnya.

"Ibu sih ngomong kaya gitu! Jadi marah kan suamiku! " Resti menyusul suaminya. Sedang Dafi hanya membolak-balikkan nasi di atas piringnya.

"Kamu ngga mau makan juga?" tanya Bu Tini galak. Dafi mendengus kesal. Ia memilih meminum air putih saja.

Dafi menghentakkan kakinya kesal lalu bangkit dari bangku. Ia menuju ke kulkas. Ada makanan milik Khalis di sana.

"Ini kue siapa nek? Buat Dafi aja ya!" ujar Dafi.

"Ngga! Taroh di situ lagi!" kata Bhumi. Dafi memanyunkan bibirnya. Ia pun meletakan kembali makanan itu ke kulkas.

"Jangan kebiasaan mengambil apa yang bukan punya kamu, paham!" kata Bhumi galak. Dafi diam saja tapi dalam hatinya ia dongkol.

"Bhumi....''

"Mulai sekarang, jangan ada yang mengambil makanan yang ku beli tanpa seijin ku! Paham!" lanjut Bhumi. Dia kesal, stok camilan untuk Khalis selalu habis bahkan Khalis sendiri tak pernah memakannya.

Usai mengatakan demikia, Bhumi kembali ke kamarnya.

Sang nenek meminta Dafi untuk duduk dan menghabiskan makan malamnya tadi. Dengan berat hati, Dafi pun duduk di bangkunya dan meneruskan makan malamnya.

Bu Tini memijat pelipisnya karena pening. Bhumi sudah berubah.

Apa mungkin ia terpengaruh gadis itu? Batin BubTini.

💐💐💐💐💐💐💐💐

terimakasih 🙏

1
🌷💚SITI.R💚🌷
ujian ajeng sn kekuargay sama² di rendahin,,sabar ya jeng roda trs berputar biarkn mreka yg merasa hebat menang dulu..tunjukn sm mereka klu kamu tdk sepeeri yg mereka kira..lanjuut
muthia
semangat dan sehat selalu bucan🙏
hidagede1
gitu dong bhum yg tegas jd cowok, hehehehe... udah nungguin up nya thor 😁
indy
doanya bu Jaenah akan dikabulkan othor ya. pesta lebih mewah untuk ajeng. biarpun dianggap rendah, tapi uang ada terus. semangat ajeng
sutiasih kasih
si resti ngatain ajeng udik.... tpi g ngaca.... jgn ngremehin ajeng yg dri kampung.... dia lbh kya dri km resti.... km buat kontrak rumah aja g mmpu... mkanya tebal muka jdi benalu dan beban org tuamu dan bumi...
km tuh cm gede mulut doank resti... tpi kenyataan nol besar... krja gaji cm cukup buat beli make up... tpi songongmu g ktulungan...
Eka Pengestu
kurang....
sutiasih kasih
lanjut thorrr
🌷💚SITI.R💚🌷
kasih tau kebenarany jeng sm bhumi biar dia mikir anamy ga di urusin malah di diemin..
hidagede1
di tunggu up nya thor 🤭🙏
hidagede1
bagus jeng... keluarga toxic harus di lawan.. mantap ajeng... 👍
sutiasih kasih
banyakin upnya dunk thorrr😘😘
sutiasih kasih
lanjuttt dunk...
sutiasih kasih
haduehhhj bumi.... cpetan pindah kamunya....
biar tau rasa tuh ibumu yg pilih kasih...
indy
Bhumi percaya siapa?
Dhina Dindin
next yuk
sutiasih kasih
nungguin upnya...🤗🤗
hidagede1
jangan kalah sebelum ber0erang bhum...
muthia
semangat Bhumi
🌷💚SITI.R💚🌷
blm gagal bhumi krn ajeng di tinggal nikah sm ranu..kamu trs deketin aja dan cari tau ya
indy
wah bang bumi langsung insecure. tanya dulu ke ajeng bang, punya pacar atau gak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!