NovelToon NovelToon
Gadis Pejuang Keluarga

Gadis Pejuang Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Gadis Desa yang memiliki kakak dan adik, tetapi dia harus berjuang demi keluarganya. Ayahnya yang sudah usia di atas 50 tahun harus dia rawat dan dijaganya karena ibunya telah meninggal dunia. Adiknya harus bersekolah diluar kota sedangkan kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga yang sedang diuji perekonomiannya.
Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

"Ayo cepat. Jalannya kok lambat sekali." ujar Ruddin pada Hasna. Tinggal mereka berdua yang belum masuk, masih di teras rumah.

"Iya." jawab Hasna singkat lalu dia masuk ke dalam rumah. Semua sudah berada di ruang tamu meski sebagian melantai.

"Sudah masuk semua?" tanya pak Jamal. Dia harus memandu semua mahasiswa yang datang kesana.

"Sudah pak." jawab Ruddin tegas. Pak Jamal sudah menyerahkan restauran pada wakilnya. Jadi semua aman terkendali.

"Baik, mohon pengertiannya karena kalian banyak dan disini hanya ada dua kamar kosong. Jadi satu kamar untuk laki-laki dan satu kamar lagi untuk perempuan." ujar Pak Jamal.

Pak Jamal memang terlihat masih muda makanya Ocha sempat memanggilnya kakak. "Tidak masalah pak. Terima kasih sudah menyambut kami dengan baik." ucap Kor-des Posko A.

Akhirnya mereka istirahat, meski perempuan banyak dan satu kamar tetapi kamarnya cukup luas. Delapan laki-laki dan dua belas perempuan.

"Bapak-bapak bisa ke rumah saya saja, bermalam disana. Tidak jauh dari sini pak! Sekitar lima menit saja." ajak pak Jamal.

Mereka saling pandang lalu mengangguk setuju. "Apakah tidak merepotkan pak Jamal?" tanya pak Takdir. Pak Jamal hanya tersenyum.

"Jangan sampai anak dan isteri bapak nanti malah terganggu." sahut pak Takwa sambil tertawa. Begitu juga yang lain tertawa membenarkan. Mereka bercanda!

"Gak kok, karena memang saya masih tinggal sendiri pak." jawab pak Jamal. Mereka tahu namanya pak Jamal karena beliau menggunakan name tag.

"Oh maaf pak, tidak bermaksud meledek. Tapi kami benar-benar tidak tahu." ujar pak Takdir merasa tidak enak hati. "Jadi keluarga bapak di kampung?" tanyanya lagi.

"Betul pak, jadi kedua orang tua di Kampung B yang akan di tempati mahasiswa. Kalau saya disini sendiri dan itu juga rumah hasil kerja disini pak." jelasnya bangga.

Mereka bertiga hanya mengangguk saja mendengarkan penjelasannya. Mereka menuju rumah pak Jamal. Sedang mahasiswa di dalam sibuk masing-masing.

"Hasna, sana masuk kamar mandi. Nanti lama loh!" Ujar Ocha, dia sudah mandi malam supaya segar. Hasna mengangguk saja lalu menuju kamar mandi.

"Aku duluan ke kamar mandi ya!" Serunya sambil masuk ke dalam kamar mandi. Yang sudah langsung mandi Santika dan Ocha. Yang lainnya langsung rebahan.

"Kalian sudah pada sholat?" Tanya Ocha sok alim. Dia menatap temannya satu persatu. Meski tidak mengenal semuanya tapi mereka satu almamater.

"Kami sudah jamak sholat tadi, saya mau tidur duluan ya!" Jawab teman Posko A. Mereka memilih tidur di atas karpet. Yang di atas kasur Hasna, Ocha dan Santika.

Santika kalem, dia dewasa dan bijaksana! Menurut teman kelasnya. "Kita bertiga nih di atas kasur begini! Mereka gak apa-apakah?" Tanyanya pada Ocha.

"Gak apa-apa kok, sudah biasa juga." Jawab Ocha santai. Dia gak mau ambil pusing seperti kata sahabatnya. "Biar saja, itu kan urusan mereka." Kata Hasna.

Selesai Hasna mandi lalu sholat di ruang tamu karena di kamar penuh muatan. Apalagi temannya sebagian sudah pada tidur.

"Kamu dari mana Hasna?" Tanya Ocha mencari Hasna di kamar dan kamar mandi tidak ada. Saat melihat ke ruang tamu juga Hasna tidak terlihat.

"Sholat di ruang tamu." Jawab Hasna santai, dia melipat alat sholatnya lalu duduk ditepian kasur. "Mereka di bawah semua?" Tanya Hasna menatap temannya yang masih duduk.

"Gak apa! Kalian disitu saja." Jawab teman Posko A. Dia sibuk membersihkan wajahnya, meski KKN tidak lupa perawatan.

"Baiklah. Terima kasih." Ujar Hasna tulus. Itu memang yang dia mau, tidur nyaman di atas kasur. Tapi dengan izin yang lainnya supaya tidak ada yang saling iri.

"Hasna, kamu tadi beneran di ruang tamu? Tadi aku cari gak ada!" Tanya Ocha masih penasaran.

"Oh, mungkin pas aku ke teras! Sempat cek-cek situasi saja." Jawabnya tidak sepenuhnya bohong. Tanpa sengaja ada Ruddin di teras minum kopi sendiri.

"Kamu pemalu atau gimana sih Na?" Tanya Ruddin jujur penasaran. Hasna menatap Ruddin yang menurutnya pertanyaannya aneh.

"Memang kenapa sih? Kita loh gak seakrab itu." Jawab Hasna ketus. Dia kembali menatap luar yang gelap.

"Kan kita akan jadi keluarga, satu atap, satu dapur." Jawab Ruddin ambigu. Hasna kembali menatapnya heran.

"Maksudmu?" Tanyanya. Hasan geleng kepala merasa aneh dengan satu temannya ini.

"Kan kita satu posko Hasna." Jawab Ruddin santai. Hasna hanya menatapnya dengan perasaan entah lalu masuk ke dalam rumah kembali. Saat itulah Ocha mencarinya sehingga tidak bertemu.

"Oh." Jawab Ocha sebelum akhirnya menutup mata karena sudah sangat mengantuk.

Keesokan harinya semua sudah bangun pada pukul 06.00. Hasna dan Ocha sudah di dapur membantu pelayan memasak. Pelayan di rumah jabatan bukan lagi pak Jamal.

"Ibu sudah lama kerja disini?" Tanya Hasna dengan lembut, dia membantu memotong wortel karena mau buat sop.

"Sudah nak. Sekitar lima belas tahunan." Jawabnya jujur. Namanya Mbok Ijah, dia sudah berusia sekitar empat puluh tahun.

"Wah lama sekali Bu." Sahut Ocha kaget. Dia pikir lama paling lima atau enam tahunan.

"Panggil Mbok Ijah saja ya nak. Iya sudah lama disini, sudah beberapa kali ganti Bupati juga. Semua cocok dengan masakan Mbok." Jawabnya jujur.

"Wah mantap Mbok, gajinya berapa Mbok?" Tanya Ocha lagi. Hasna menyenggol lengan Ocha supaya jangan terlalu bertanya privasi. "Maaf Mbok keceplosan." Sesalnya.

"Gak apa nak. Mbok sudah biasa ditanya akan hal itu. Untuk gaji tidak terlalu banyak tapi Alhamdulillah cukup buat kehidupan kami. Apalagi Mbok sedang menyekolahkan cucu Mbok." Jelasnya.

"Emang anak dan menantu Mbok kemana?" Tanya Ocha sudah seperti wartawan. Dua orang lagi datang membantu dari Posko A. Yang lain ada yang menyapu lantai dan membersihkan kamar.

"Mereka sudah tenang di alam sana nak, mereka kecelakaan saat berangkat kerja. Jadi Mbok yang merawat cucu Mbok. Dia sudah SMP sekarang." Ucap Mbok Ijah.

"Maaf Mbok kalau aku membuat Mbok sedih." Sesal Ocha, yang lain mendengarkan.

"Sudah jangan tanya aneh-aneh." Bisik Hasna pada Ocha, dia hanya mengedikkan kedua bahunya tanda tidak pasti. Usai masak-masak, mereka semua sarapan bersama.

Ada lauk ayam dan ikan goreng, ada nasi goreng, nasi putih, dan sop kentang wortel. Tinggal pilih menu yang mana! Pagi ini sarapan dengan tenang, ada juga kedua dosennya dan asistennya.

"Setelah ini kita akan bertemu pak Bupati di kantor Camat." Ucap pak Takwa memberikan informasi. Mereka semua mendengarkan dengan seksama.

Usai makan, semua mengambil barangnya masing-masing. Yang bawa mobil bus adalah mahasiswa, bergantian dengan asisten sang dosen.

Setibanya di kantor camat mereka semua disambut baik oleh pak Camat dan seluruh jajarannya. Usai dengan penyambutan, mereka diantar ke desa masing-masing.

"Akhirnya kita ke desa deh!" Ujar Ocha, mereka hanya diantar mobil karena busnya berhenti di rumah jabatan Bupati.

"Iya, semoga nyaman disana." Sahut Hasna, dia fokus menatap ke depan. Setelah tidak di tempat tujuan, mereka di tempatkan di rumah keluarga pak Desa yang kosong tapi lengkap alat rumah tangga.

"Untung alat dapur lengkap!" Ujar Ocha keluar dari dapur. Sedang Hasna dia mengemasi pakaiannya ke dalam lemari yang disediakan. Membersihkan kamar, ada juga yang membersihkan ruang tamu.

Semua kerja, membagi tugas dengan adil. Ruddin selaku kor-des harus adil pada semua anggotanya. Dilarang pilih kasih!

1
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
bagus kok, tulisanmu rapih 😚 teruskan ya biar jadi penulis profesional ☺
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: oke 😚
Hani: Aamiin.. terima kasih Ketua /Good/
total 2 replies
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
kota apaan nih, coba buat 1 huruf aja kayak kota A, B, atau C. jan buat dua huruf ya 👍
Hani: untuk saat ini tidak ada ketua, terima kasih
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: apakah ada lagi yang ingin di tanyakan ☺
total 5 replies
Thoriq murtadho
gak mau tau ya... besok harus update!!! /Determined//Determined//Determined/
Hani: sip. update tiap hari dua bab lah kak insya Allah
total 1 replies
Hafizah
semangat selalu thor
Hafizah
semangat berkarya thor
Hafizah
semoga mbk Maria sadar dan gak bergosip lg
Hafizah
Hasna jg kerja
Hafizah
semangat berkarya thor
Thoriq murtadho
cukup jadi penikmat cerita ini /Smile/

semangat kak hani /Determined//Determined//Determined//Determined/
Hani: Terima kasih kak Thoriq ♡
total 1 replies
Reogkhentir
Wah jangan bilang kalau keinginan ayahnya untuk yang terakhir kali, semoga Hasna tidak menyesali kelak. Lanjutkan kesahnya sungguh bagus sekali sangat menyentuh kalbu
Hani: ikuti terus ya kak sampai tamat /Pray/
total 1 replies
Reogkhentir
Entahlah seperti apa nasib ayahnya, semoga mereka tetap diberikan ketabahan kesabaran serta ikhlas dalam menghadapi semua dan penuh rasa syukur.
Hani: Aamiin. ikuti terus ya kak
total 1 replies
Reogkhentir
Basngsssssat sekali kau istri durhaka, memeras keringat suami demi kepentingan sendiri. Semoga azab segera menghampirimu, kota P itu Pinrang kah🤔
Hani: bukan kak. /Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Ya jelas saja Hasna malas berlama lama dikantor desa lah yang lain pada santai serta gibah semua ji, hanya Hasnah yang sibuk sendiri. Lapor saja ke camat Hasna, kelakuan kades Adi itu sudah berselingkuh dengan staff dikantornya.
Hani: Hasna gak mw ikut campur kak krna itu urusan orang, dia disitu hanya kerja.
total 1 replies
Reogkhentir
Tampa sadar sebenarnya mengerjakan pekerjaan orang orang yang ada dikantor desa itu, sungguh biadab sekali orang orang itu senang sekali memeras keringat orang lain.
Hani: Lama-lama Hasna gak mau disuruh² kak, dia hanya fokus pada pekerjaanya di bendahara. Bahkan Hasna tidak dibuatkan jadwal piket karena dia menolak.
total 1 replies
Reogkhentir
Dari kata kata ketusnya kelihatan sekali masih kerabat dari kades, sok berkuasa serta sombong sekali tingkahnya.
Hani: Hasna : iya kak. Ada salah satu selingkuhan pak Desa disitu, makanya dia bergaya.
total 1 replies
Reogkhentir
Wadah mbak Winda mana mau berkah serta barokah usaha mu lah gaji karyawan tak dibayarkan, hanya diminta jadi pemeras keringat orang saja. Yang sabar Hasnah jalani semua dengan penuh keikhlasan serta penuh syukur semoga kelah kesuksesan mu melebihi mereka
Hani: Hasna ; Aamiin. mksh kk
total 1 replies
Lucy
real banget, di dunia nyata pun banyak yg jalan hidup nya begitu, semangat Thor bikin ceritanya
Hani: Emang aku buatnya yg real kk, mksh dah mampir.
total 1 replies
Reogkhentir
Sudah terima saja jadi bendahara desa tak terlalu sulit itu, dari pada kau tinggal dengan dengan orang yang tak kau senangi bikin sakit hati terus
Hani: Hasna: Iya kak. aku terima tawaran itu. Aku datang ke rumahnya demi ayah kak/Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Kalau mau merebut hatinya ya yang tulus jangan modus, mau cuma sama bapaknya saja guna diperas tenaganya. Mana lagi mulut tukang gibah pula, jika anaknya Ahmad sukses paling minta jatah dengan berbagai alasan.
Hani: Hasna : Bener tuh kak, kenapa jg aku dapat Mak Tiri kek gitu ya! Enak kalau punya Mak Tiri kayak bunda Ashanty
total 1 replies
sSabila
Semangat terus kak
Hani: sama sama.
sSabila: terima kasih kak
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!