Arvin Evano dia adalah seorang Dokter Psikiater bisa dikatakan Dokter Gangguan Mental/Jiwa dia sangat terkenal tidak pernah tertarik dengan siapapun.
Namun hal berbeda terjadi pada dirinya, saat diminta untuk menyembuhkan satu pasien Gadis yang sudah lama berada dirumah sakit jiwa tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar
Hari berganti malam, dimana hari ini Arvin pulang bekerja tentu saja jam 10 malam.
Lalu sekarang sengaja membawa Priscilla keluar dari kamarnya, karena utusan dari Profesor Rendra untuk selalu banyak membawa Priscilla bertemu dengan orang-orang agar trauma dan takutnya bisa memudar.
Tidak lupa genggaman Arvin selalu erat ditangannya Priscilla hal itu membuat gadis itu merasa aman dan nyaman jika dekat dengan Arvin.
" Bagaimana? Apa rasa takut dan trauma mu bisa kamu kontrol?"
Priscilla menganggukkan kepalanya dengan wajah senyumnya.
" Baguslah kalau begitu, aku senang mendengarnya" kata Arvin penuh dengan ketulusan
Tiba-tiba.
" Priscilla" panggil seseorang
Sontak Arvin dan Priscilla menoleh kearah suara tersebut, seketika tubuh Priscilla menjadi gemetar kembali paniknya begitu tiba takutnya juga datang lalu traumanya mungkin juga datang.
Arvin menoleh kearah Priscilla, wajahnya seketika langsung pucat dan air matanya mengalir dia sedikit bingung siapa kedua wanita didepannya ini.
" Kau sudah sembuh? Mengapa tidak terlihat seperti gila?"
Arvin mengernyitkan keningnya saat mendengar ucapannya seseorang wanita kepada Priscilla dia sedikit curiga bahwa didepannya adalah keluarga Priscilla.
Priscilla semakin kuat menggenggam tangannya Arvin hal itu semakin membuat Arvin percaya bahwa didepannya adalah keluarganya Priscilla.
" Kemari ikut kami" kata seseorang itu sambil ingin menarik tangan Priscilla
Tangan Arvin menghalangi hal itu membuatnya menjadi marah.
" Siapa kau?"
" Seharusnya saya yang bertanya anda siapa?" kata Arvin dengan nada dinginnya
" Aku adalah saudara perempuannya dan disebelahku adalah ibuku dan ibu dia"
" Oh gitu" jawab Arvin sambil menganggut-anggutkan kepalanya
Ternyata dugaan Arvin benar mungkin, senyuman licik Arvin kini keluar dari wajahnya lalu menatap kearah mereka dengan tajam.
" Lalu untuk apa anda kemari?" tanya Arvin
" Untuk bertemu Priscilla lah apa lagi?"
" Bertemu atau ingin menyiksanya?"
" Itu bukan urusanmu, sekarang serahkan Priscilla kepada kami"
Arvin hanya tertawa saja semakin membawa Priscilla terlindung dari mereka.
" Tentu saja urusan dia adalah urusan saya juga, karena saya Dokter penanggung jawabnya"
" Oh jadi kamu orangnya yang ingin menyembuhkan Priscilla?"
" Iya saya ada apa dengan hal itu?"
Wanita itu menyeringai lalu melipat kedua tangannya serta dengan wajah sombongnya.
" Sekarang serahkan Priscilla atau tidak aku akan melaporkanmu"
" Haha" Arvin pun tertawa saat mendengar perkataannya" Laporkan saja saya tidak takut, sebaliknya saya yang bisa melaporkan anda Nona karena ingin sembarangan mengambil pasien saya" sambung Arvin
" Kami hanya ingin bertemu Priscilla, lalu mengapa kamu mempersulit"
" Sebaiknya kita tanya kepada Priscilla, dia mau bertemu dengan kalian atau tidak"
Belum sempat juga Arvin bertanya dia baru saja menoleh namun Priscilla sudah menggelengkan kepalanya dengan sangat keras sekali.
Mereka berdua sangat jelas melihatnya bahwa Priscilla menolaknya.
" Anda lihat? Bagaimana tanggapan Priscilla?"
Namun wanita itu masih memaksa ingin membawa Priscilla pergi, karena dia harus memusnahkannya.
" Etet, sudah saya katakan anda jangan sembarangan untuk mengambil pasien saya"
" Lepaskan, jangan sampai aku melaporkanmu keatasanmu" teriak Pevita
Semua orang terhenti melangkah, dimana mereka menatap kearah Arvin serta Pevita.
Ibunya merasa malu karena ulah anak perempuan pertamanya jadi memilih untuk menenangkannya.
" Pevita, sudah ayo kita pergi saja dari sini"
" Ibu apa-apaan sih? Kita datang kemari untuk apa tadi? Untuk membuatnya menjadi gila bukan bahkan niat kita juga harus membuatnya musnah"
Seketika Arvin mengepalkan tangannya saat mendengar ucapannya Pevita dan Ibunya, ternyata benar yang dikatakan Priscilla bahwa mereka ingin sekali memusnahkannya.
Saat keramaian mulai, dimana Valencia datang dengan wajahnya begitu panik.
" Dokter Valencia akhirnya kamu datang juga" kata Pevita dengan nada bangganya
" Nona dan Nyonya sedang apa kemari? Mengapa tidak memberi kabar kepada saya?"
" Sudah tidak perlu basa-basi, Dokter Valencia tolong kamu ambil Priscilla dari pria itu"
Valencia langsung menoleh kearah Arvin, dia merasa bingung harus bagaimana. Pevita melihat Valencia diam saja kini dia kembali membuka suaranya.
" Dokter Valencia, jangan bilang kamu tidak berani untuk mengambilnya?"
" Maafkan saya Nona, tidak bisa sembarang ambil karena dia sudah memiliki surat kuasa untuk pasien tersebut jadi siapapun yang melakukan kesalahan itu maka mereka akan menghukumnya atau bisa-bisa akan dikeluarkan dari rumah sakit ini"
Semakin merasa kesal saat mendengar jawabannya Valencia.
" Aarrggh bodoh sekali kamu, sudah diberi uang banyak-banyak namun tidak bisa melakukan pekerjaan ringan"
" Saya akan mengembalikan uangnya kepada Nona"
Plak!
Semua orang terkejut saat mendengar tamparan tersebut, ternyata karena merasa kesal Pavita melayangkan tamparan itu kepada Valencia.
Arvin hanya biasa saja, karena itu adalah resikonya Valencia hanya saja jangan pernah mencoba untuk menyakiti Priscilla karena dia yang akan turun tangan tidak peduli tentang hukumannya nanti.
Dimana Pevita langsung mendekat kearah Arvin, tiba-tiba dengan cepat dia menarik Priscilla sehingga keluar dari belakangnya Arvin hal itu semakin membuat Arvin tidak bisa lagi menahannya.
" Sudah saya katakan lepaskan Priscilla" teriak Arvin
Seketika Pevita terkejut dia melepaskan tangannya Priscilla, lalu mundur beberapa langkah karena takut melihat wajahnya Arvin.
Semua orang disana menyaksikan bagaimana Arvin marah besar, begitu juga Direktur Hendi tiba disana.
" Ada apa ini?" tanya Direktur Hendi saat tiba
Arvin menoleh kearah Direktur Hendi tersebut lalu dengan cepatnya membawa Priscilla dalam pelukannya.
" Dia ingin memaksa membawa Priscilla pergi, lantas saya menolaknya lalu dia membuat masalah" kata Arvin
Direktur Hendi merasa pusing, karena untuk pertama kalinya keluarga Priscilla datang. Karena setau Direktur Hendi mereka tidak pernah sama sekali untuk kemari.
" Maaf Nona dan Nyonya Melinda, tolong jangan membuat keributan disini kalian sudah tau bukan aturan rumah sakit bagaimana? Tidak boleh memaksa pasien atau membawanya pergi begitu saja tanpa persetujuan dari Dokter penanggung jawabnya"
" Kami hanya ingin bertemu saja, tapi mengapa dipersulit begini"
" Saya mengerti kalian ini bertemu karena sekian lamanya, tapi anda harus melihat kondisi pasiennya dulu seperti apa? Lihatlah Nona Priscilla terlihat sangat takut sekali sehingga membuat wajahnya begitu pucat itulah mengapa Dokter Arvin melarangnya"
Pevita benar-benar sangat kesal, kali ini mungkin rencananya gagal tapi lain kali tidak akan gagal.
" Ayo bu kita pergi, orang-orang disini pada ketularan Priscilla gilanya" kata Pevita langsung membawa ibunya pergi
Direktur Hendi hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkahnya Pevita yang tidak ada attitudenya.
Kini Valencia hanya menundukkan kepalanya dia merasa sangat malu sekali. Lalu Arvin menoleh kearah Valencia dan berkata.
" Direktur Hendi, sepertinya Dokter Valencia sedang membuat masalah besar kali ini" kata Arvin membuat Direktur Hendi menatap Valencia
Saat Priscilla sakit dia membayar dokter Valencia agar sakit Priscilla tambah parah dan segera lenyap dari muka bumi.
.
Apa yang kau tanam akan kau tuai seperti yang kau tanam....😟😟